Jul 24, 2023

Adhikara Bayangkara

 Kuberjalan terus tanpa henti,, kini diapun telah pergi

Ku berdoa ditengah indah dunia,, kuberdoa untuk dia yang kurindukan
Kumohon untuk tetap tinggal dan jangan engkau pergi lagi
Berselimut ditengah dingin dunia, berselimut dengan dia yang kurindukan
Jangan pernah lupakan aku, jangan hilangkan diriku...

drivei,, jangan pernah lupakan...

next..

Jangan ada tangis,, jangan ada sedih
Selamat tinggal keluh kesah dalam perjalanan jiwa yang mengembara..

“ya,, salam dari jiwaku yang lama tak bernyawa sepi,, dengan sebatang rokok dan kelelawar malam datang menyambut sesosok manusia tanpa nurani terlahir kembali menjadi orang asing dalam dunianya,, kubuka tulisan ini hanya sebagai pemuas jiwa..”

Jangan ada duka, jangan ada luka
Selamat tinggal rasa bosan dalam perjalanan jiwa yang mengembara..
Lewati belantara sunyi sendiri, lewati padang luas kering berbatu, lewati gelombang bencana yang dingin, lewati haru deru yang tak bergemin

“tidak,, cukuplah,, biarkan hati ini bebas dari penjara tirani yang semakin menyiksa,, tak ada lagi nurani, tak ada lagi hati,, biarkan bias seperti warna pelangi yang tak pernah berujung sampai didasar bumi,, dunia memang begini ada nya,,”

Oh, rindu, rindu lagu tentang ketegaran jiwa
Oh jiwa, jiwa yang menggeliat bukan gelisah
Jangan, menangis jangan bersedih lagi..
Jangan, berduka jangan terluka lagi...

“jiwa yang selalu haus akan petualangan,, dunia yang berbeda,, juga jiwa-jiwa yang berbeda.. semua kandas,, semua terhempas,, orang bilang itu losting time,, yach,, semua tak berasa,, semua makna hilang,, semua kebersamaan sia-sia belaka,, satu tahun bahagia,, tahun kedua bertemu duka dan tahun ketiga semua menjadi realita yang hampa akan makna.. jiwa yang penuh semangat hilang terkekang dalam perjalanan konyol untuk memberi makna kepada kelelawar malam yang tak setia. Cukuplah semua tertawaan fatamorgana itu, cukup pula semua cercaan yang tak sengaja terhempas dalam nuansa persaingan reposisi dan dilema moral yang tak berujung pada kedamaian jiwa. Jangan ada lagu retorika dalam bahasa,, biarkan jiwa merdeka, bebaslah nurani dari tikaman tirani tanpa dibumbui aroma khas kepentingan duniawi. ”

Rasa bosan, keluh kesah sudah pergi,
Perjalanan jiwa merdeka menanti...

“ impian,, ekspektasi dan harapan,, bersatu dalam irama waktu yang terbuang,, penantian adalah usang,, pengorbanan menjadi sampah yang menyakitkan,, kesempatan tlah terbuang dalam nafas yang menyesakan,, irama waktu tlah menari mencemooh,, semua tentang perbedaan,, berbeda impian, berbeda ekspektasi, berbeda harapan.. waktu,, lagi dan lagi waktu mempermainkan jiwa yang lama tak bernyawa suka.. album kenangan pun tlah terbuka jelas dan tergambar dalam penuh nya debu dan masa-masa yang tlah usang,, hanya nada dan dawai dari alunan syahdu doa seorang wanita yang selalu membesarkan jiwa ini,, ketegaran hatinya selalu membesarkan lemahnya jiwa,, kesucian doanya membawa jiwa ini kedalam kedamain nurani,, sampai pada akhirnya jiwa ini kembali pada cahaya dimana ia akan berlari,, dan meninggalkan pelabuhan kesunyian,, meninggalkan para kalelawar yang membuatnya terpenjara sepi,, melangkah untuk meninggalkan duri perjalanan,, berlari penuh semangat,, seperti sebelum 36 purnama yang tlah lalu.. kini jiwa ini bercahaya dalam doa,, tersenyum dalam bahagia,, dan merdeka dalam dunia yang tak seindah surga..”
ahmad albar feat niki astria, jangan ada luka...


autismo the lunarian
jiwa yang asik berkelana
"bunga itu layu
bunga itu mekar"

Jul 23, 2023

Matra Ruang di Sudut Atma

Teruntuk dirimu yang tegar dan gigih 

Lihatlah sejauh ini perjalananmu telah mengajarimu begitu banyak hal. Tiap Langkah, setiap usaha dan setiap tantangan telah mebentuk mu menjadi sosok yang yang lebih kuat dan bijaksana. Mungkin belum menjadi apa-apa dimata orang lain, tapi dalam perjalanan ini, kau telah menjadi lebih dari cukup. 

Ingatlah, tak ada yang Namanya perjalanan tanpa rintangan. Setiap kesulitan adalah tanda bahwa kau bergerak maju, menuju versi terbaik dari dirimu sendiri. Meskipun terkadang terasa Lelah dan ragu, tetaplah berjalan dengan penuh keyakinan, sebab tujuanmu yang indah masih menunggu di ujung sana. 

Percayalah pada proses. Setiap usaha dan setiap upaya yang kau lakukan telah menanam benih-benih keberhasilan di masa depan. Waktu adalah sekutumu dan hasil yang sepadan akan dating pada saat yang tepat. Jangan menilai kesuksesanmu dari seberapa jauh kau telah mencapai, tetapi dari seberapa banyak kau telah tumbuh dan berkembang. 

Buka mindset berpikir dan hati mu untuk menerima setiap perubahan dan pelajaran yang datang. Ketahuilah bahwa caramu berpikir adalah anugerah yang langka. Jangan pernah ragu untuk melangkah dan mencoba hal baru, melangkah keluar dari zona nyaman mu. Di sana terdapat potensi dan peluang yang belum pernah terjamah. Ingat kau memiliki kemampuan yang luar biasa untuk mengatasi tantangan apapun. 

Dalam perjalanan mu nanti, biarkan aku mengingatkan mu untuk selalu sederhana dan rendah hati. Jangan biarkan pikiranmu merampas momen-momen indah dalam hidup. Terkadang kebahagian terletak pada kesederhanaan berpikir juga Tindakan. Jadilah pendukung bagi sekitarmu dan bermanfaat bagi orang banyak. Berkatalah pada dirimu sendiri setiap hari bahwa kau hebat, pantas untuk Bahagia dan memiliki potensi tak terbatas. 

Jangan lupa bahwa keberhasilan sejati bukan hanya tentang pencapaian materi, tetapi juga tentang kebahagian dan kedamaian dalam dirimu sendiri. Jika kau merasa Bahagia dan dan puas dengan perjalananmu, itu adalah keberhasilan yang sesungguhnya. 


Teruslah berjalan penuh semangat dam jangan pernah berhenti bermimpi. Percayalah pada dirimu sendiri, sebab kau memiliki kekuatan untuk meraih apapun yang kau inginkan. Tetaplah bertahan dan berusaha, karena dibalik usahamu yang gigih, masa depan yang gemilang menanti. 


Tetaplah berdiri tegar, sebab kau adalah bintang yang bersinar terang dalam perjalanan ini. Sebab kau adalah tokoh utama dalam kisah hidupmu. 

Ardiwinata.

Oct 10, 2021

Materi Substansi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pembangunan Keluarga

 

Bidang Keluarga Sejahtera dan Pembangunan Keluarga (KSPK) merupakan salah satu bidang yang berada di bawah satuan organisasi perwakilan BKKBN tk. Provinsi yang di kepalai Oleh Pejabat selevel Eselon III. Bidang KSPK Sendiri memiliki tiga Sub Bidang, yaitu :
1. Bina Ketahanan Balita Anak dan Ketahanan Keluarga Lansia (Subbid BKBA&KKL)
2. Bina Ketahanan Remaja (Subbid BKR)
3. Pemberdayaan Ekonomi Keluarga (Subbid PEK)

Masing-Masing Subbid memiliki wadah kelompok yang merupakan output Program Bangga Kencana dengan tujuan menciptakan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera. Wadah tersebut tergabung dalam kelompok kegiatan (POKTAN) dengan sasarannya masing-masing. 

Berikut materi-materi untuk masing-masing kelompok kegiatan yang terangkum dari beberapa materi dan presentasi dari narasumber di masing-masing kegiatan.

1. Bina Ketahanan Balita Anak dan Ketahanan Keluarga Lansia (Subbid BKBA&KKL)
    - Bina Keluarga Balita  (BKB)
      Materi dapat di unduh disini
    - Bina Keluarga Lansia (BKL)
      Materi dapat di unduh disini
2. Bina Ketahanan Remaja (Subbid BKR)
    - Bina Keluarga Remaja (BKR)
       Materi dapat diunduh disini
    - Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK R)
      Materi dapat diunduh disini
3. Pemberdayaan Ekonomi Keluarga (Subbid PEK)
    - Usaha Peningkatan Penghasilan Keluarga Akseptor
      Materi dapat diunduh disini




Sep 4, 2013

Sekolah Untuk Apa? Untuk Apa Sekolah?

Teman-teman pelajar, ini ada tulisan dari Pak Rhenald Kasali mengenai pendidikan di Indonesia. Menurut beliau, pendidikan yang kita alami dari SD hingga kuliah itu telalu berlebihan dan tidak efektif dalam hasil nyata. Pak Rhenald Kasali membandingkan dengan kulaitas dan metode pendidikan di luar negeri. Benarkah pendapat beliau? Mari kita baca

Sekolah Untuk Apa? Untuk Apa Sekolah?

Beberapa hari ini kita membaca berita betapa sulitnya anak-anak mencari sekolah. Masuk universitas pilihan susahnya setengah mati. Kalaupun diterima, bak lolos dari lubang jarum. Sudah masuk ternyata banyak yang ”salah kamar”.
Sudah sering saya mengajak dialog mahasiswa yang bermasalah dalam perkuliahan, yang begitu digali selalu mengatakan mereka masuk jurusan yang salah. Demikianlah, diterima di perguruan tinggi negeri (PTN) masalah, tidak diterima juga masalah. Kalau ada uang bisa kuliah di mana saja.
Bagaimana kalau uang tak ada? Hampir semua orang ingin menjadi sarjana, bahkan masuk program S-2. Jadi birokrat atau jenderal pun sekarang banyak yang ingin punya gelar S-3. Persoalan seperti itu saya hadapi waktu lulus SMA, 30 tahun lalu, dan ternyata masih menjadi masalah hari ini.
Sekarang, memilih SMP dan SMA pun sama sulitnya. Mengapa hanya soal memindahkan anak ke sekolah negeri lain saja lantaran pindah rumah biayanya begitu besar? Padahal bangku sekolah masih banyak yang kosong. Masuk sekolah susah, pindah juga sulit, diterima di perguruan tinggi untung-untungan, cari kerja susahnya minta ampun.
Lengkap sudah masalah kita. Kalau kita sepakat sekolah adalah jembatan untuk mengangkat kesejahteraan dan daya saing bangsa, mengapa dibuat sulit? Lantas apa yang harus dilakukan orang tua? Jadi sekolah untuk apa di negeri yang serbasulit ini?

Kesadaran Membangun SDM

Lebih dari 25 tahun yang lalu, saat berkuasa, Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad sadar betul pentingnya pembangunan sumber daya manusia (SDM). Dia pun mengirim puluhan ribu sarjana mengambil gelar S-2 dan S-3 ke berbagai negara maju.
Hal serupa juga dilakukan China. Tidak sampai 10 tahun,lulusan terbaik itu sudah siap mengisi perekonomian negara. Hasilnya Anda bisa lihat sekarang. BUMN di negara itu dipimpin orang-orang hebat, demikian pula perusahaan swasta dan birokrasinya. Perubahan bukan hanya sampai di situ.
Orang-orang muda yang kembali ke negerinya secara masif me-reform sistem pendidikan. Tradisi lama yang terlalu kognitif dibongkar. Old ways teaching yang terlalu berpusat pada guru dan papan tulis,serta peran brain memory (hafalan dan rumus) yang dominan mulai ditinggalkan.
Mereka membongkar kurikulum, memperbaiki metode pengajaran, dan seterusnya.Tak mengherankan kalau sekolahsekolah di berbagai belahan dunia pun mulai berubah. Di negeri Belanda saya sempat terbengong-bengong menyaksikan bagaimana universitas seterkenal Erasmus begitu mudah menerima mahasiswa.
”Semua warga negara punya hak untuk mendapat pendidikan yang layak, jadi mereka yang mendaftar harus kami terima,” ujar seorang dekan di Erasmus. Beda benar dengan universitas negeri kita yang diberi privilege untuk mencari dan mendapatkan lulusan SLTA yang terbaik.
Seleksinya sangat ketat. Lantas bagaimana membangun bangsa dari lulusan yang asal masuk ini? ”Mudah saja,” ujar dekan itu. ”Kita potong di tahun kedua. Masuk tahun kedua, angka drop out tinggi sekali. Di sinilah kita baru bicara kualitas, sebab walaupun semua orang bicara hak, soal kemampuan dan minat bisa membuat masa depan berbeda,”ujarnya.
Hal senada juga saya saksikan hari-hari ini di Selandia Baru. Meski murid-murid yang kuliah sudah dipersiapkan sejak di tingkat SLTA, angka drop out mahasiswa tahun pertama cukup tinggi.Mereka pindah ke politeknik yang hanya butuh satu tahun kuliah. Yang lebih mengejutkan saya adalah saat memindahkan anak bersekolah di tingkat SLTA di Selandia Baru.
Sekolah yang kami tuju tentu saja sekolah yang terbaik, masuk dalam 10 besar nasional dengan fasilitas dan guru yang baik. Saya menghabiskan waktu beberapa hari untuk mewawancarai lulusan sekolah itu masing-masing, ikut tour keliling sekolah, menanyakan kurikulum dan mengintip bagaimana pelajaran diajarkan.
Di luar dugaan saya,pindah sekolah ke sini pun ternyata begitu mudah. Sudah lama saya gelisah dengan metode pembelajaran di sekolah-sekolah kita yang terlalu kognitif, dengan guruguru yang merasa hebat kalau muridnya bisa dapat nilai ratarata di atas 80 (betapapun stresnya mereka) dan sebaliknya memandang rendah terhadap murid aktif, namun tak menguasai semua subjek.
Potensi anak hanya dilihat dari nilai, yang merupakan cerminan kemampuan mengopi isi buku dan catatan. Entah di mana keguruan itu muncul kalau sekolah tak mengajarkan critical thinking. Kita mengkritik lulusan yang biasa membebek, tapi tak berhenti menciptakan bebek-bebek dogmatik.
Kalau lulusannya mudah diterima di sekolah yang baik di luar negeri,mungkin guruguru kita akan menganggap sekolahnya begitu bagus. Mohon maaf, ternyata tidak demikian. Jangankan dibaca, diminta transkrip nilainya pun tidak. Maka jangan heran, anak dari daerah terpencil pun di Indonesia, bisa dengan mudah diterima di sekolah yang baik di luar negeri.
Bahkan tanpa tes. Apa yang membuat demikian? ”Undang-undang menjamin semua orang punya hak yang sama untuk belajar,” ujar seorang guru di Selandia Baru. Lantas, bukankah kualitas lulusan ditentukan input-nya? ”Itu ada benarnya, tapi bukan segala-galanya,” ujar putra sulung saya yang kuliah di Auckland University tahun ketiga.
Maksudnya,tes masuk tetap ada,tetapi hanya dipakai untuk penempatan dan kualifikasi. Di tingkat SLTA, mereka hanya diwajibkan mengambil dua mata pelajaran wajib (compulsory) yaitu Matematika dan Bahasa Inggris. Pada dua mata pelajaran ini pun mereka punya tiga kategori: akselerasi, rata-rata, dan yang masih butuh bimbingan.
Sekolah dilarang hanya menerima anakanak bernilai akademik tinggi karena dapat menimbulkan guncangan karakter pada masa depan anak, khususnya sifat-sifat superioritas, arogansi, dan kurang empati. Mereka hanya super di kedua kelas itu, di kelas lain mereka berbaur.
Dan belum tentu superior di kelas lain karena pengajaran tidak hanya diberikan secara kognitif. Selebihnya, hanya ada empat mata pelajaran pilihan lain yang disesuaikan dengan tujuan masa depan masing-masing. Bagi mereka yang bercita- cita menjadi dokter, biologi dan ilmu kimia wajib dikuasai.
Bagi yang akan menjadi insinyur wajib menguasai fisika dan kimia. Sedangkan bagi yang ingin menjadi ekonom wajib mendalami accounting, statistik,dan ekonomi. Anak-anak yang ingin menjadi ekonom tak perlu belajar biologi dan fisika. Beda benar dengan anak-anak kita yang harus mengambil 16 mata pelajaran di tingkat SLTA di sini, dan semuanya diwajibkan lulus di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Bayangkan, bukankah cita-cita pembuat kurikulum itu orangnya hebat sekali? Mungkin dia manusia super. Seorang lulusan SLTA tahun pertama harus menguasai empat bidang sains (biologi,ilmu kimia, fisika, dan matematika), lalu tiga  bahasa (Bahasa Indonesia, Inggris, dan satu bahasa lain), ditambah PPKN, sejarah, sosiologi, ekonomi, agama, geografi, kesenian, olahraga, dan komputer.
Hebat sekali bukan? Tidak mengherankan kalau sekolah menjadi sangat menakutkan, stressful, banyak korban kesurupan, terbiasa mencontek, dan sebagainya. Harus diakui kurikulum SLTA kita sangat berat. Seperti kurikulum program S-1 20 tahun lalu yang sejajar dengan program S-1 yang digabung hingga S-3 di Amerika.
Setelah direformasi, kini anak-anak kita bisa lulus sarjana tiga tahun. Padahal dulu butuh lima tahun. Dulu program doktor menyelesaikan di atas 100 SKS, sehingga hampir tak ada yang lulus. Kini seseorang bisa lulus doktor dalam tiga tahun. Anda bisa saja mengatakan, dulu kita juga demikian, tapi tak ada masalah kok!
Di mana masalahnya? Masalahnya, saat ini banyak hal telah berubah. Teknologi telah mengubah banyak hal, anakanak kita dikepung informasi yang lebih bersifat pendalaman dan banyak pilihan, tapi datang dengan lebih menyenangkan. Belajar bukan hanya dari guru, melainkan dari segala resources.
Ilmu belajar menjadi lebih penting dari apa yang dipelajari itu sendiri,sehingga diperlukan lebih dari seorang pengajar, yaitu pendidik. Guru tak bisa lagi memberikan semua isi buku untuk dihafalkan, tetapi guru dituntut memberikan bagaimana hidup tanpa guru, lifelong learning.
Saya saksikan metode belajar telah jauh berubah. Seorang guru di West Lake Boys School di Auckland mengatakan, ”Kami sudah meninggalkan old ways teaching sejak 10 tahun lalu. Maka itu, sekolah sekarang harus memberikan lebih banyak pilihan daripada paksaan. Percuma memberi banyak pengetahuan kalau tak bisa dikunyah. Guru kami ubah,metode diperbarui,fasilitas baru dibangun,” ujar seorang guru.
Masih banyak yang ingin saya diskusikan,tapi sampai di sini ada baiknya kita berefleksi sejenak. Untuk apa kita menciptakan sekolah dan untuk apa kita bersekolah? Mudahmudahan kita bisa mendiskusikan lebih dalam minggu depan dan semoga anak-anak kita mendapatkan masa depan yang lebih baik.
penulis : RHENALD KASALI Ketua Program MM UI
Author : Rony Wijaya

Mar 31, 2013

Antara cinta dengan persahabatan


Dua sisi yang saling berkaitan satu dengan lainnya.
Ya, antara Cinta dengan Persahabatan.
Mampukah anda membayangkan Persahabatan tanpa Cinta?
Persahabatan dan Cinta adalah teman terbaik kerana dimana ada Cinta, Persahabatan selalu berada disampingnya. Dan dimana Persahabatan berada, Cinta selalu tersenyum ceria dan tidak pernah meninggalkan Persahabatan.Pada suatu hari, Persahabatan mula berpikir bahwa Cinta telah membuat dirinya tidak mendapat perhatian lagi karena Persahabatan menganggap Cinta lebih menarik daripada dirinya.
?Hhem mm mm? Seandainya tidak ada Cinta, mungkin aku akan menjadi lebih terkenal, dan lebih banyak orang memberi perhatian kepadaku.? pikir si Persahabatan. Sejak hari itu, Persahabatan memusuhi Cinta. Ketika Cinta bermain bersama Persahabatan seperti selalu, Persahabatan akan menjauhi Cinta. Apabila Cinta bertanya kenapa Persahabatan menjauhi dirinya, Persahabatan hanya memalingkan wajahnya dan beredar pergi meninggalkan Cinta.
Kesedihan pun menghampiri Cinta dan Cinta tidak sanggup menahan air matanya dan menangis. Kesedihan hanya dapat termangu memandang Cinta yang kehilangan teman baiknya. Beberapa hari tanpa Cinta, Persahabatan mulai bergaul rapat dengan Kecewa, Putus asa, Kemarahan dan Kebencian.
Persahabatan mulai kehilangan sifat manisnya dan orang-orang mulai tidak menyukai Persahabatan. Persahabatan mulai dijauhi dan tidak lagi disukai.Walaupun Persahabatan cantik, tetapi sifatnya mulai memuakkan.Persahabatan menyadari bahwa dirinya tidak lagi disukai lantaran banyak orang yang menjauhinya. Persahabatan mulai menyesali keadaannya, dan saat itulah Kesedihan melihat Persahabatan, dan menyampaikan kepada Cinta bahwa Persahabatan sedang dalam kedukaan.
Dengan segera Cinta berlari dan menghampiri Persahabatan. Saat Persahabatan melihat Cinta menghampiri dirinya, dengan air mata yang berlinang Persahabatan pun meluapkan seribu penyesalannya meninggalkan Cinta.
Dipendekkan cerita, Persahabatan dan Cinta kembali menjadi teman baik. Persahabatan kembali kepada pribadi yang menyenangkan dan Cinta pun kembali tersenyum ceria. Semua orang melihat kembali kedua teman baik itu sebagai berkat dan anugerah dalam kehidupan.
Moral:
Mampukah Persahabatan tanpa Cinta?
Mampukah Cinta tanpa Persahabatan?
Sering kali ditemui banyak orang yang coba memisahkan Persahabatan dan Cinta karena mereka berfikir, ?Kalau Persahabatan sudah disulami dengan Cinta, pasti akan jadi sulit!?. Terutama bagi mereka yang menjalin persahabatan antara seorang pria dan wanita.
Persahabatan merupakan bentuk hubungan yang indah antara manusia, di mana Cinta hadir untuk memberikan senyumnya dan mewarnai Persahabatan. Tanpa Cinta, Persahabatan mungkin akan diisi dengan Kecewa, Benci, Marah dan berbagai hal yang membuat Persahabatan tidak lagi indah. Berhentilah membuat batas antara Cinta dan Persahabatan, biarkan mereka tetap menjadi Teman baik. Yang harus diluruskan adalah Cinta bukanlah perusak Persahabatan, Cinta memperindah persahabatan anda.
Seringkali Cinta cuma dijadikan kambing hitam sebagai perusak sebuah persahabatan. SALAH BESAR !!! Seharusnya dengan adanya Cinta, persahabatan akan semakin menyenangkan. Buat teman-teman yang sedang menjalin Persahabatan. Penuhilah persahabatanmu dengan Cinta, berikanlah Cinta yang terbaik untuk sahabatmu.
Buat teman-teman yang sedang mengalami guncangan dalam persahabatan, jangan salahkan Cinta! Tetapi cobalah perbaiki persahabatanmu dengan cinta karena cinta akan menutupi segala kesalahan, mengampuni dengan mudah dan membuat segala sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin.
Buat teman-teman yang belum mengerti arti Persahabatan, cobalah memulai sebuah persahabatan. Dengan persahabatan kalian akan semakin dewasa, tidak egois dan belajar untuk mengerti bahwa segala sesuatu tidak selalu terjadi sesuai dengan keinginan kita.
Buat teman-teman yang sedang kecewa dengan Persahabatan. Renungkanlah;?
Apakah saya sudah menjalani Persahabatan dengan benar??
Dan cobalah memahami arti persahabatan buat hidupmu. Keinginan, semangat, pengertian, kematangan, kelemahlembutan dan segala hal yang baik akan engkau temui dalam persahabatan.
note : repost from su

Feb 18, 2013

Aplikasi Bimbingan dan Konseling Karir bagi Konselor



Bimbingan dan Konseling Karir merupakan satu kemampuan atau skill  yang penting untuk dimiliki oleh seorang konselor, terutama konselor sekolah. mengapa hal ini penting? Hal ini dikarenakan Informasi yang diberikan dalam Bimbingan Konseling Karir sangat membantu seseorang atau client dalam menentukan pilihan karirnya dan tentu saja hal ini akan sangat berpengaruh untuk masa depan seseorang atau client tersebut.
Berkembangnya jalan karir orang dewasa berawal dari sebuah ketertarikan dalam gerontologi (yaitu cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan orang-orang lansia). Dengan demikian, yang terakhir dari sebuah siklus kehidupan karir orang dewasa mungkin merupakan hal pertama yang harus dipelajari secara lebih intensif. Pengembangan diri orang-orang dan para pekerja yang sudah berumur (tua) masih memperoleh perhatian yang sangat kecil pada waktu itu.
            Para ahli psikologi pengembangan telah melakukan penyelidikan terkait dengan apakah perubahan karir dalam usia konsistensinya melebihi masa-masa dewasa awal atau tidak. Secara spesifik, para ahli psikologi pengembangan dan kejuruan telah mengambil langkah awal dalam menentukan apakah jalan karir dan karakteristik psikologis karir lainnya yang bersifat ontogenetik (berhubungan dengan usia). Perhatian yang begitu besar telah ditujukan kepada ide gagasan tentang tahap-tahap kehidupan orang dewasa. Para sarjana seperti Roger Gould (1972), Daniel Levinson dkk. (1978), Wortley & Amatea (1982), Raynor dan Entine (1982), Farrell dan Rosenberg (1981) dan George Vaillant (1977) telah mengadakan serangkaian studi untuk mencari suatu penjelasan tentang siklus karir orang dewasa dengan cara yang cantik. Terkait dengan jalan karir, minat terhadap orang-orang dewasa yang baru dan menarik perhatian ini dibuktikan dengan pengadaan berbagai macam komite, komisi, dan kelompok yang memiliki kepentingan khusus dalam format organisasi profesional, dalam penambahan jumlah artikel yang drastis tentang jalan karir orang dewasa, dan juga dalam undang-undang baru yang menata tentang hal itu.
            Faktanya, kita masih baru memulai dalam hal pengumpulan data-data yang sistematis mengenai orang dewasa dan pada akhirnya tersimpan sebuah pertanyaan tentang apakah kita memiliki seperangkat teori pengembangan umum yang berguna nantinya yang akan dipergunakan untuk menyusun data-data tersebut. Dengan menggunakan pendekatan Piaget dan Erickson (atau para ahli behavioristik yang terkenal), kita dapat membangun sebuah model pengembangan yang mantap mulai dari balita hingga dewasa.
            Untuk lebih jelasnya lagi, ada diantara sebagian para peneliti yang telah memfokuskan diri mereka sendiri pada jalan orang-orang dewasa, secara umumnya dan pada jalan karir orang-orang dewasa, secara khususnya. Salah satunya adalah Charlotte Buehler (1933). Usahanya untuk mengembangkan ilmu psikologi yang komprehensif dari keseluruhan rangkaian kehidupan telah memberikan suatu stimulus dan kerangka kepada para peneliti berikutnya. Diantaranya, David Tiedeman dan Robert O’Hara (1963) juga telah memberikan beberapa ide dan data yang berguna dalam tahapan karir orang dewasa.
            Sebuah contoh akan cukup menjelaskan jenis-jenis data yang muncul dalam berbagai studi yang serupa. Sejumlah 111 orang berusia 21 tahun yang menjadi sampel asli dan ditindaklanjuti secara langsung oleh Career Development Study (CDS) Gribbons dan Lohnes (1982). Hasilnya mengungkapkan perubahan-perubahan substansial yang muncul antara masa remaja awal dan dewasa; beberapa diantaranya masih dalam pilihan kerja yang aslinya.
            Dengan demikian, sekarang kita mengetahui tentang jalan dan kebutuhan orang dewasa. Bab ini memberikan ulasan tentang beberapa pengetahuan yang ada, menjelaskan tentang beberapa sistem penyampaiannya, dan pada umumnya memberikan sebuah pengantar pada konseling karir orang-orang dewasa.
KONSELING KARIR DI TEMPAT KERJA
Bab ini berkonsentrasi pada berbagai tipe kegiatan bimbingan dan konseling karir yang berada di berbagai lembaga di lingkungan masayarakat dan di beberapa struktur organisasional yang bertempat di lingkungan kerja. Dalam masing-masing lingkungan tersebut prinsip-prinsip diterapkan pada kegiatan pengembangan dan perbaikan (remedial).
1. Kemunculan minat
l  Hall (1976), secara skematis mendemonstrasikan keuntungan timbal balik antara perhatian organisasi dan individu terhadap persoalan seputar pengembangan karir.
Keefektifan karir                                 Keefektifan organisasi
Fungsi-fungsi seputar karir dalam industri
l  Komunikator
l  Konselor
l  Penilai
l  Pelatih
l  Mentor
l  Penasehat
l  Broker
l  Agen Referal (Alih tangan)
l  Advokat
l   
2. Pola karir organisasional
Pola karir yang mungkin bagi individu dalam organisasi nampaknya sangat bergantung pada tipe manajemen yang dianut oleh organisasi. Ouchi dan Jaeger (1978) dan Ouchi (1981) telah membedakan tiga tipe gaya manajemen dalam organisasi.
l  Tipe yang pertama, tipe A, orientasi orang Amerika, merupakan tipe yang memiliki ciri : masa jabatan yang singkat dalam pekerjaan, promosi yang cepat, dan jalur karir yang terspesialisasi.
l  Tipe kedua, tipe J, berasal dari Jepang, memiliki ciri : masa jabatan panjang, pekerjaan yang aman, promosi yang lambat, dan jalur karir yang tidak terspesialisasi.
l  Dan yang terakhir adalah tipe Z, merupakan tipe yang sesuai untuk organisasi orang Amerika. Memiliki ciri sebagai berikut : masa jabatan panjang meskipun pekerjaan tidak terjamin, promosi lambat, dan jalur karir yang tidak terlalu terspesialisasi.
Hall (1976) juga mengemukakan tentang tahapan karir dalam organisasi, yakni sebagai berikut :
Karir awal (Early career)
Mengembangkan keterampilan bertindak, pengkhususan, kreativitas, inovasi.
Membahas perasaan-perasaan seputar persaingan dan kompetisi
Karir pertengahan (Middle career)
Mengembangkan keterampilan melatih orang lain dan pandangan yang lebih luas tentang pekerjaan dan organisasi
Berusaha untuk memperbaharui dan mengintegrasikan keterampilan sendiri, dan kembali mengorganisir pemikiran terhadap diri sendiri
Karir akhir (Late career)
Mulai untuk melibatkan diri dalam aktivitas diluar organisasi, pemisahan gradual dari organisasi, beranjak dari kekuasaan peran dan menjadi seseorang untuk diajak konsultasi, membimbing, dan bijaksana
Tahapan Karir menurut London dan Stumpf (1982).
l  Tahap I                        : Eksplorasi dan Trial
l  Tahap II          : Pembentukan dan                                                       Peningkatan
l  Tahap III         : Karir pertengahan
l  Tahap IV         : Pelepasan
Schein (1978) membedakan siklus karir dalam kehidupan menjadi empat tahapan, yakni sebagai berikut :
l  Tugas-tugas tahap entri
l  Tugas-tugas tahap sosialisasi
l  Tugas-tugas tahap karir pertengahan
l  Tugas-tugas tahap karir akhir
3. Konselor karir dalam organisasi
Leonards (1981) berbicara lebih universal tentang peluang psikologi perusahaan. Ia percaya bahwa konseling psikologis adalah yang paling tepat bagi klien di perusahaan karena konseling psikologis memiliki penekanan terhadap aktivitas kerja dengan kepribadian yang sehat. Fokus dalam hal ini mencakup penggunaan konseling untuk resolusi persoalan karir pertengahan, perencanaan pensiun dan masalah khusus dalam pengembangan karir.

Gagasan Osipow tentang aplikasi konseling psikologis dalam organisasi :
l  Membantu karyawan dan manajer untuk mengidentifikasi kesulitan-kesulitan dalam pekerjaan.
l  Melatih orang-orang untuk mengidentifikasi penampilan kerja mereka dan mengajari bagaimana cara mengubahnya
l  Efek dari pekerjaan repetitif terhadap seseorang
l  Efek dari efek dari transfer karyawan ke lokasi baru terutama jika hal tersebut dikarenakan oleh paksaan
l  Ketegangan dan tekanan khusus yang terjadi dalam pasangan yang keduanya berkarir
l  Stres-stres khusus yang dialami oleh seseorang yang bekerja dalam rentang peran yang terbatas
l  Stres-stres khusus yang dialami seseorng dengan tuntutan interpersonal tinggi dalam pekerjaannya
l  Persiapan untuk pensiun
l  Mengenali secara efektif proses evaluasi pekerjaan
l  Mengenal permasalahan-permasalahan khusus seputar dunia usaha
l  Mengenal permasalahan-permasalahan seputar hilangnya pekerjaan
l  Mengenal permasalahan-permasalahan khusus seputar orang-orang bisnis kecil
l  Mengenal permasalahan-permasalahan khusus seputar profesionalisme
l  Persoalan-persoalan tentang perawatan kesehatan
l  Bantuan diri (self help) dan perawatan diri (self care)
l  Konseling keluarga
4. Contoh program karir
l  Teknik-teknik yang digunakan dalam pusat penilaian mencakup ; permainan dan simulasi yang berhubungan dengan kegiatan manajemen; diskusi kelompok tidak terpimpin; analisis dan presentasi mengenai situasi yang kompleks; latihan bermain peran (role playing); menulis essay; tes bakat psikologis; tes kepribadian; dan lain-lain.
l  Tehnik-tehnik ini di desain untuk menilai keterampilan komunikasi lisan dan tulisan, kepemimpinan, kemampuan untuk mengorganisasikan dan merencanakan, kemampuan mengambil keputusan, toleransi terhadap stres dan fleksibilitas perilaku, energi, kekuatan, kreativitas serta kemampuan mengambil resiko terhadap berbagai rintangan (Bender, 1973).
Kolb dan Plovnik (1977) telah menggambarkan empat batasan-batasan dalam mengadakan program pengembangan karir, yakni antara lain sebagai berikut :
l  Terlalu berorientasi terhadap pekerjaan (daripada terhadap minat-minat dalam kehidupan secara keseluruhan).
l  Terlalu berpusat pada spesialisasi sehingga fokusnya hanya terhadap minat dan bukti-bukti kemampuan yang dominan pada seseorang.
l  Terlalu berorientasi terhadap hasil. Sehingga penekanan program hanya pada hasil dari suatu proses.
l  Terlalu berorientasi terhadap perencanaan.
Persoalan-persoalan dan penelitian-penelitian yang dibutuhkan
l  Dapatkah konseling karir terlaksana secara efektif di tengah tempat kerja saat ada konflik dasar yang muncul antara perlunya evaluasi performansi dan keinginan untuk aktivitas pengembangan karir yang bebas? Dapatkah kebutuhan organisasional dan individual terpenuhi dalam tubuh perusahaan?
l  Siapa yang seharusnya memberi layanan pengembangan karir dalam industri? Pengawaskah? Spesialis konseling karir? Pelatihan dan pengembangan personil? Beberapa spesialis HRD dan konselor karir?
l  Apa fungsi yang tepat dan diperlukan untuk mencapai hasil pengembangan karir dalam organisasi?
l  Metode dan materi apa yang paling baik untuk tipe klien atau persoalan orang dewasa?
l  Bukti apa yang dapat dikumpulkan untuk membuktikan, atau mengalihkan pernyataan-pernyataan teoritis tentang pengembangan karir orang dewasa?
l  Bagaimana identitas karir berkembang? Bagaimana identitas tersebut terbentuk oleh pengalaman kerja?
l  Bagaimana kita dapat menentukan kesuksesan dalam pengembangan karir? Kriteria apa yang sekiranya tepat? Apakah uang yang didapat, kepuasan, kematangan karir atau hasil lainnya yang dapat diukur?
l  Bagaimana kita bisa mengevaluasi keefektifan program pengembangan karir dalam organisasi? Dapatkah kita dengan sukses menangani masalah karyawan dan kebutuhan organisasi?
l  Apa yang dapat dilakukan untuk mengamankan dukungan organisasional yang pervasif terhadap program pengembangan karir?
l  Adakah ‘kritik massa’ terhadap personil dan materi yang diperlukan dengn tujuan untuk memberikan layanan pengembangan karir yang minimal dapat diterima? Adakah sejumlah karyawan yang dibutuhkan sebelum program ini terlaksana?
l  Apakah mungkin untuk menggunakan sistem pengembangan karir generik untuk diterapkan dalam berbagai organisasi, atau haruskah sistem tersebut dibuat ulang berdasarkan kebutuhan dan keunikan populasi dari tiap lembaga dalam tempat kerja?
l  Tipe penelitian apa yang diperlukan untuk menghasilkan penialaian performansi yang berkembang dan pemahaman yang lebih besar dari supervisor?
l  Apa kebutuhan akan pengembangan karir yang diferensial dalam subpopulasi yang beragam dalam organisasi?
l  Bagaimana persoalan karir orang dewasa dan populasi khusus dapat ditangani dengan baik dalam struktur organisasi lingkungan kerja?
l  Apakah persoalan seputar pengembangan karir paling baik ditangani di beberapa lokasi daripada di kantor saja?
KONSELING KARIR DI MASYARAKAT
Beberapa agen yang berada di lingkungan masyarakat, dintaranya agen rehabilitasi, administrasi veteran, layanan pekerjaaan Amerika, program perbaikan, layanan vokasional Jewish, program/ federasi bagi orang-orang yang dirugikan, tersingkirkan dan para wanita, serta program pendidikan lanjutan.
1. Kantor Layanan Pekerjaan
l  Merupakan kantor lokal yang memberikan layanan bantuan karir. Di beberapa negara, biasa disebut Departemen tenaga kerja.
l  Di New York, Kantor layanan pekerjaan memberi bantuan pada para pencari kerja dan perusahaan.
Layanan yang diberikan oleh kantor layanan pekerjaan antara lain :
¡  Penyesuian pekerjaan
¡  Seleksi pelamar dan alih tangan lowongan kerja
¡  Rekrutmen dari area lain
¡  Bank Pekerjaan
¡  Program ikatan federal
¡  Informasi bursa kerja
¡  Pemagangan (Apprenticeship)
¡  Kerjasama dengan departemen perdagangan
¡  Program pengujian
¡  Analisis okupasional
¡  Akses terhadap perusahaan besar
¡  Tax credits
¡  Pelatihan kerja
¡  Program insentif kerja
Di dalam kantor layanan pekerjaan ada tiga posisi dasar  yang terkait dengan konseling karir, yakni :
l  Placement interviewer (Pewawancara pekerja)
l  Job developmental specialist (spesialis pengembangan pekerjaan)
l  Employment counselor (Konselor karyawan)
2. Agen-agen rehabilitasi
l  Agen rehabilitasi dalam lingkungan masyarakat dapat memberikan bantuan karir yang sangat bernilai bagi mereka yang mengalami kecacatan. Tujuan umum dari rehabilitasi vokasional adalah untuk membantu individu yang memiliki kecacatan agar dapat bekerja dan memenuhi kebutuhan mereka sendiri (Mund, 1978).
l  Salah satu contoh agen rehabilitasi ini adalah Divisi Rehabilitasi Vokasional (agen khusus bagi para tunanetra, tunarungu, dan sebagainya). Disamping memberikan layanan bimbingan dan konseling, agen semacam ini juga membantu klien dengan memberikan layanan restorasi fisik dan mental, pelatihan, pemeliharaan dan transportasi, layanan keluarga, penerjemah bagi tunarungu, pendamping bagi tunanetra dan layanan penempatan, itu baru sedikit contoh dari jenis bantuan yang diberikan.
Proses pemberian bantuan karir dalam agen rehabilitasi :
            (1) penentuan kebutuhan klien,
            (2) pengembangan rencana rehabilitasi,
            (3) pemberian latihan penyesuaian kerja,
            (4) pelibatan dalam proses penempatan.
Hambatan dalam pengembangan karir di agen rehabilitasi :
Wright (1980) mengemukakan bahwa hambatan-hambatan ini bisa saja berbentuk sebagai berikut :
(1)   hambatan tenaga kerja (kesulitan dalam memperoleh pekerjaan yang sesuai dikarenakan oleh diskriminasi);
(2)   hambatan penempatan (kesulitan dalam menempatkan klien dalam suatu pekerjaan dikarenakan oleh hambatan tenaga kerja yang dimiliki klien); dan
     (3) hambatan vokasional (kesulitan dalam menyesuaikan diri terhadap dunia kerja).
3. Administrasi veteran
l  Dalam lembaga ini, konseling vokasional terjadi dalam dua setting yang berbeda. Yang satu berada di Departemen pengobatan dan pembedahan yang beroperasi rumah sakit dan klinik, yang lainnya berada pada Depatemen kepentingan veteran yang berfungsi melalui 58 kantor daerah. Klien dalam lembaga ini tidak terbatas hanya pada para veteran, tapi juga menyediakan layanan bagi keluarga dan orang-orang terdekat mereka.
4. Layanan vocasional Jewish
l  Pada Layanan Vokasional Jewish, kliennya tidak harus penganut agama tertentu, asalkan mereka membayar uang pelayanan menurut skala pendapatan atau kemampuan untuk membayar.
l  Agen semacam ini dan banyak agen masyarakat lain yang memberikan layanan konseling karir biasanya adalah anggota dari International Association of Counseling Service (IACS). Organisasi yang telah terakreditasi ini berupaya meningkatkan standar para anggotanya dalam hal-hal seperti berikut : pendidikan profesional, pengawasan terhadap praktek, pengawasan terhadap staf dan direktur, asosiasi keanggotaan profesional, praktisi profesional dan aspek-aspek administrasi lainnya.
5. Program perbaikan
l  Banyak negara sekarang ini memiliki program komprehensif yang ditujukan untuk memperkerjakan para residivis. Faktanya, ada sekitar 1000 program terpisah yang kesemuanya mengupayakan pelatihan vokasional bagi mereka.
l  Dalam program perbaikan ini, pendidikan juga diuraikan secara historis. Dengan demikian, sekarang ini adalah mungkin bagi para tawanan untuk memperluas pendidikan mereka pada batasan untuk mendapat kesempatan belajar di tingkat perguruan tinggi.
6. Program Negara dan Federasi bagi orang-orang yang dirugikan, orang-orang korban PHK dan para wanita
l  Dikarenakan oleh tingginya tingkat pengangguran, meningkatnya jumlah wanita dan kaum minoritas dalam aktivitas perburuhan, perubahan dalam kondisi ekonomi yang menyebabkan pemecatan besar-besaran terhadap para pekerja, dan faktor-faktor lainnya, pemerintah negara dan federal mendanai berbagai program untuk memberikan layanan bantuan karir bagi orang dewasa dalam masyarakat.
l  Program masyarakat bagi mereka yang mengalami kerugian, korban PHK dan para wanita tersedia dibawah naungan bermacam-macam nama yang berubah-ubah seiring administrasi di Washington selaku ibu kota negara misalnya, Job Corps, Displace Homemakers, CETA dan sebagainya. Dalam banyak kasus, ada program federal dan dana pemerintah yang tersedia bagi mereka yang mengalami kerugian, korban PHK dan para wanita. Jumlah dan fokusnya bisa beragam seiring dengan tren kebijakan publik. Ada suatu kebutuhan untuk mengkoordinasikan jenis layanan karir semacam ini di dalam lingkungan masyarakat luas lainnya.
7. Program pendidikan lanjutan
l  Raines (1972) mengemukakan bahwa lembaga kependidikan melaksnakan program yang paralel, yang satu melayani lembaga dan kliennya, dan lainnya melayani masyarakat. Lewis dan Lewis (1977) juga memandang lembaga kependidikan sebagai lembaga yang memberikan beragam layanan vokasioanal dan edukasional.
l  Konselor dapat membantu anggota masyarakat untuk memeriksa tempat yang mungkin untuk pendidikan yang lebih lanjut dalam hidup mereka dan membuat sebuah keputusan berdasarkan nilai-nilai, kelebihan, dan pengetahuan kongkrit mereka tentang pilihan yang mungkin saja terbuka bagi mereka.
Bimbingan Konseling Karir memberikan informasi mengenai gambaran tentang berbagai hal yang akan dijalani seorang client dalam menentukan pilihannya. Diantaranya mengenai pekerjaan, maka seseorang membutuhkan banyak informasi dan pendidikan khusus, jika mereka ingin karir kerja mereka terpenuhi. Dikarenakan keputusan memilih pendidikan itu merupakan salah satu keputusan cukup penting dalam keseluruhan konteks pemilihan karir, maka penguasaan informasi mengenai kesempatan belajar, pendidikan pasca SMA, pendidikan pasca kuliah dan  kesempatan-kesempatan pelatihan serta informasi mengenai hubungan antara pendidikan dengan pekerjaan dibutuhkan. Sebagai contoh siswa yang akan melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi, mereka harus tahu bagaimana kehidupan kuliah itu berbeda dengan sekolah, bagaimana karakteristik perguruan tinggi itu (seperti ukuran, selektivitas, lokasi geografi, kurikulum dan lain-lain) bisa mempengaruhi seseorang, bagaimana proses untuk mendaftarnya, bagaimana menganalisis keuangan, bagaimana mengetahui ujian nasional apa yang akan dihadapi, dan banyak hal lain yang terkait dengan proses pemilihan pendidikan.
Informasi saja tentu tidak cukup diberikan oleh seorang konselor, karena mungkin saja client setelah mendapatkan informasi tidak tahu akan langkah selanjutnya yang harus diambil olehnya. Oleh karena itu dalam pembahasan diatas telah dipaparkan mengenai sejumlah system dimana konsep, pengetahuan dan perilaku integral dalam perkembangan karir bisa dimasukan kedalam kebutuhan dan karakteristik berbagai konsumen publik. Dimana mengidentifikasi besarnya peluang yang ada didalam berbagai lapisan pendidikan dan dalam komunitas pendukung kejuruan, yakni membantu seorang individu untuk mengembangkan pengalaman kerja, memperoleh pengetahuan karir yang diperlukan, mengembangkan perilaku karir yang sehat, mempelajari keahlian pengambilan keputusan yang cukup, dan sebagainya.

Aspek motivasi seseorang menjadi hal yang diperlukan setelah informasi diberikan oleh konselor. Oleh karena itu aspek motivasi, kualitas informasi, dan bagaimana informasi itu disampaikan menjadi satu hal yang tidak dapat terpisahkan.