Di tepi bibir tebing ini, aku duduk menatap ujung bukit...menunggu, aku menunggu mentari datang.
Kabut sedikit demi sedikit menghilang, suasana saat itu tampak begitu damai, hanya beberapa burung tampak terbang melintas dalam remang pagi...sudah jam 6, sejam aku duduk disini selesai subuh.
Akhirnya surya datang, dengan sinar merahnya, memberi hangat...
ku hisap dalam...rokok ku...mug berisi kopi panas ku, sudah mulai terasa hangat...saat itu ku sadar Su datang, dan duduk disebelah ku...
ku tawarkan kopiku, dia menggeleng
ku tawarkan rokok yang masih ada ditangan ku dia menggeleng...
- gimana bisa tidur ?
- sedikit
- yang lain masih di tenda ya ?
- sepertinya
Dia menatap ku
- sejak kapan lo mulai merokok
- sejak kapan kamu mulai tahu aku merokok
- bisa gak pertanyaan gw dijawab ga pake pertanyaan lagi...
- sejak kapan kamu bisa mengatur jawaban ku ?
- masih ya ?
- apanya ?
- lo masih belum bisa mengerti gw
- apa yang mesti aku pahami dari kamu ?
- sudahlah...
- dari dulu juga jawaban itu yang aku dapat dari kamu
- maksudnya ?
- iya sudah...itu saja yang bisa kamu beri buat aku...kata sudahlah itu yang selalu memberi aku jawaban
- ... Gw??
Su pun beranjak berdiri...ku raih tangannya...
- aku butuh teman saat ini..duduk lah
Dia pun kembali duduk...
- untuk saat ini maukah kamu temani aku menunggu pagi...?
- iya
- hanya menunggu...tak perlu bicara apa2...please
- iya gw temwnin lo...sampai matahari datang...
Sinar nya perlahan mulai menyusuri setiap sudut lembah yang ada di hadapan ku...hingga menyentuh wajah ku yang sejak tadi tampak beku...
Tiba2, di raihnya gelas kopi ku...dia pun minum...sesaat dia melihat ku...
- apa ?
- nothing...
- apa ? ( desak ku )
- kamu pucat sekali ...
- biasa...
- maksudnya...
- tak usah memulai dengan kata itu...
- sinis amat, lo kenapa sih dari kemarin.. apa cuma ini yang bisa lo lakuin...
- sejak kapan ?
- sejak kita berangkat kesini...ke gunung sialan ini...rencana siapa seh, lo atau temen temen lo yang baru pulang dari luar itu ?
- raind...namanya raind...kamu juga kenal dia... saya sudah cerita sebelumnya..
- iya gue tahu...cuma
- cuma apa, nyesel aku ajak kesini, ya sudah pulang saja...aku gak maksa...tempo hari aku ajak kamu kesini kamu yang mau
- gw emang nyesel karena perjalanan ini sia2 buat gw...
- buat kamu ?
- iya...buat gw...gw berharap...camping kita ini bisa...bisa........
- kenapa diam ?
- sudahlah...
- nah...itu
- gwww...
Dan tangis pun menyeruak diantara embun yang mulai hilang pagi ini
ku diam saja...
kepalanya mulai bersandar di bahuku
rokok ku matikan... ku panggil namanya... dan ku pegang tangannya.
- sudah
- belum
- hehe maafin aku...
- gw tahu
- tahu apa
- ....
- kamu tuh mau tahu atau memang tak mau tahu...
- jangan bikin gw bingung...
- ok
ku angkat kepalanya dari bahu ku...ku berikan secangkir kopi yang menghangatkan ku untuknya... dan ku tatap tajam matanya, dia berusaha menunduk...tapi ku paksakan untuk kembali tengadah...
pandangan kita bertemu...ku tersenyum...dia pun akhirnya tersenyum...
- kamu masih seperti yang dulu
- lo berharap gw berubah
- gak...
- kamu masih marah ?
- gak
- tak ada maksud untuk memperlakukan kamu seperti ini...hanya
- hanya apa...
- kita tahu kita sama2 bingung...aku kamu...mereka
- kenapa dengan mereka ? mereka tahu apa ?
- mereka tahu semuanya...aku tak bisa bohong sama mereka...
- oh
- mungkin tanpa disadari, aku lebih suka menyakiti kamu
- maksudnya
- karena dengan menyakiti kamu, aku mencoba untuk mencari tahu jawaban tentang semuanya
- tidak ada cara yang lebih baik ?
- sudah
- lalu
- sudahlah...itu jawaban yang aku dapat...
- terus sekarang ?
- aku sudah tahu jawabnya...
ku berdiri...menghadap ke arah matahari yang mulai bersinar dengan terangnya...hangat...hangat sekali...
aku berdiri dan berteriak lantang...aku seperti baru dilahirkan kembali....
ku ulurkan tangan ku padanya...
- terima kasih ya...aku harus pergi..kamu pasti baik2 saja..aku yakin
- apa maksud lo
- aku harus pergi...kamu bisa pulang sama mereka...mereka sudah tahu semuanya...mereka tahu kemana mesti mengantar mu pulang...aku pergi sekarang...
- lalu...
- ini kan yang kamu mau...
- kamu tuh masih saja tak bisa membaca semua...
- lalu kenapa lo ga bantu gw untuk menterjemahkan semuanya...
- aku pergi...
langkah ku tegap...dia hanya memandang ku
aku pergi...sekarang dan selamanya...
( awan tak pernah serindu ini pada angin )
Ketidak berdayaan, itu jawaban yang menyebabkan awan
mengeluarkan air mata. Semua masalah yang ada didepannya seakan begitu abstrak
dan tampak tak jelas, apalagi kalau bukan masalah pasangan hidup. Walau hanya
bisa menangis sendiri, disuatu tempat tanpa diketahui orang lain.
Menangis bukanlah emosi. Tapi menangis adalah ekspresi dari
sebuah emosi. Emosi sendiri mempunyai beragam definisi yang mempunyai penekanan
pada faktor-faktor tertentu. Tapi umumnya disepakati bahwa emosi adalah
timbulnya suatu perubahan dalam tubuh manusia (dalam sistem saraf) yang
menimbulkan suatu respon psikologis tertentu yang diakibatkan suatu peristiwa.
Dalam emosi banyak faktor yang terlibat seperti limbic system (amygdala
dan hippocampus di otak manusia), sistem hormon, kondisi psikologis, sampai
kondisi fisik. Banyak sekali faktor-faktor yang terlibat dalam suatu emosi.
Emosi juga punya emosi-emosi dasar (primary emotion) yang
juga sangat beragam dari sudut pandang beberapa orang, tetapi Paul Ekman membagi emosi dasar manusia menjadi 6 yaitu :
·
Anger
·
Fear
·
Disgust
·
Sadness
·
Joy
·
Surprise
Menangis (cry) tidak termasuk dalam emosi primer diatas.
Menangis adalah ekspresi emosi yang timbul bukan hanya dari satu emosi primer
saja tapi bisa berupa penggabungan emosi primer. Emosi yang paling sering
menjadikan menangis sebagai ekspresinya adalah Kesedihan (sadness) tapi bukan
berarti kita hanya boleh menangis jika sedih saja. Tidak. Ada juga orang yang menangis karena marah,
takut, bahagia, atau terkejut.