Feb 26, 2011

Makna Kebenaran


Kebenaran menjadi arah pedoman untuk kehidupan. Mau tidak mau seseorang harus mempunyai pedoman dalam tindakan atau perilaku didalam kehidupannya. Hal ini didapat melalui pendidikan dan pengalaman dalam perkembangan kehidupan dari anak sampai dewasa. Merubah pedoman kehidupan akan dilalui dari waktu-kewaktu dalam pergolakan pemikiran. Pedoman Kebenaran kadang membawa kehidupan yang menyenangkan dan kadang menyusahkan diri dan orang disekitar kita. Kebenaran adalah Sesuatu yang satu atau unik, tidak berawal dan berakhir tidak memiliki ruang dan waktu. Kebenaran (truth) berdasarkan pengetahuan manusia ini dapat didefisikan sebagai suatu yang “factual” dan “logical”. Factual didasarkan kepada observasi (panca indera baik dengan bantuan teknologi atau tidak). Logical didasarkan kepada valid tidaknya argument yang digunakan atau ada tidaknya kekeliruan di dalamnya (inkonsistensi atau kontradiksi).
            Harus kita pahami lebih dahulu bahwa meskipun kebenaran ilmiah sifatnya lebih sahih, logis, terbukti, terukur dengan parameter yang jelas, bukan berarti bahwa kebenaran non-ilmiah atau filasat selalu salah.
            Secara umum, suatu pernyataan itu dibilang benar bila:
a.      Faktual (tidak ada pertentangan antara statement and realitas/fakta yang bisa di-observasi)
b.     Konsisten (tidak ada pertentangan antara pernyataan mengenai suatu hal yang sama)
Definisi kebenaran menurut Indra Djaya, meliputi beberapa pengertian yaitu :
a.      Hal yang benar, sungguh tidak bohong
b.     Correctness, truth, honest
c.      Keadaaan yang cocok dengan keadaan yang sesungguhnya
d.     Persesuaian antara pengetahuan dengan kenyataan
e.      Persesuaian antara persepsi subjek dengan objek
            Kebenaran yang diperoleh secara mendalam berdasarkan proses penelitian dan penalaran logika ilmiah. Kebenaran ilmiah ini dapat ditemukan dan diuji dengan pendekatan pragmatis, koresponden, koheren.
            Suatu pernyataan adalah benar jika sesuai dengan fakta; A criterion of truth is “correspondence with reality.”; Ini adalah teori korespondensi. Menurut teori ini, “suatu pernyataan adalah benar jika materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkorespondensi (berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut” (Jujun, 1984: 57). Sesuatu (pernyataan) dianggap benar apabila materi pengetahuan yang terkandung didalamnya berhubungan atau memiliki korespondensi dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut. Teori koresponden menggunakan logika induktif, artinya metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Dengan kata lain kesimpulan akhir ditarik karena ada fakta-fakta mendukung yang telah diteliti dan dianalisa sebelumnya.
            Dalam proses pembuktian secara empiris (pengumpulan fakta-fakta) untuk mendukung kebenaran suatu pernyataan dibutuhkan teori lainnya, yaitu: Teori Pragmatis. Menurut teori pragmatis, “kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. Artinya, suatu pernyataan adalah benar, jika pernyataan itu atau konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis bagi kehidupan manusia” (Jujun, 1984: 58-9). Istilah pragmatisme berasal dari kata Yunani "pragma" yang berarti perbuatan atau tindakan. "Isme" di sini sama artinya dengan isme-isme yang lainnya yaitu berarti aliran atau ajaran atau paham. Dengan demikian pragmatisme berarti: ajaran yang menekankan bahwa pemikiran itu menuruti tindakan. Kreteria kebenarannya adalah "faedah" atau "manfaat". Suatu teori atau hipotesis dianggap oleh pragmatisme benar apabila membawa suatu hasil. Dengan kata lain, suatu teori adalah benar if it works ( apabila teori dapat diaplikasikan).
            Suatu pernyataan adalah benar jika berhubungan secara logis dengan pernyataan yang lain; Ini adalah teori koherensi. Menurut teori ini, “suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar” (Jujun, 1984: 55). Termasuk ke dalam teori ini adalah kebenaran matematika (mathematical truth) dan logika deduktif (Scruton, 1996: 23). Kebenaran ini ada jika antara unsur yang satu dan yang lain dalam sebuah kalimat membentuk sebuah pengertian. Pengertian yang disebabkan keterhubungan antar-unsur pernyataan. Sedangkan kesalahan terjadi jika terjadi ketidakhubungan antar-unsur dalam pernyataan. Kebenaran koherensial adalah tempat utama bekerjanya logika. Dengan memproses intra premis, antar-premis (premis mayor dan minor), dan premis dan kesimpulan.
            Berpikir adalah suatu proses untuk memperoleh kebenaran, namun kebenaran yang didapat adalah kebenaran yang bersifat relatif. Karena sifat relatifnya itulah maka dibuat kategari kebenaran dalam tiga jenis yaitu kebenaran epistemologis, kebenaran ontologis dan kebenaran semantis. Kebenaran epistemologis adalah kebenaran yang berhubungan dengan pengetahuan manusia, kebenaran dalam ontologis adalah kebenaran sesebagai sifat dasar yang melekat pada hakikat segala sesuatu yang ada atau duadakan dan kebenaran semantis adalah kebenaran yang terdapat dan melekat dalam tutur kata dan bahasa.
            Sedangkan untuk menemukan kebenaran ilmiah, disamping logika harus disertai dengan :
  1. Penggunaan bahasa yang jelas, mudah ditafsirkan hingga tidak salah persepsi.
  2. Penggunaan metode ilmiah seperti yang telah diutarakan dipengembangan ilmu pengetahuan.
  3. Penggunaan analisis dan statistik hingga menemukan kebenaran yang dapat dipertanggung jawabkan dan bukan kebenaran karena perasaan atau perkiraan.
            Berbeda dengan kebenaran ilmiah yang diperoleh berdasarkan penalaran logika ilmiah, ada juga kebenaran karena faktor-faktor non-ilmiah. Beberapa diantaranya adalah:
  1. Kebenaran Karena Kebetulan: Kebenaran yang didapat dari kebetulan dan tidak ditemukan secara ilmiah. Tidak dapat diandalkan karena kadang kita sering tertipu dengan kebetulan yang tidak bisa dibuktikan. Namun satu atau dua kebetulan bisa juga menjadi perantara kebenaran ilmiah, misalnya penemuan kristal Urease oleh Dr. J.S. Summers.
  2. Kebenaran Karena Akal Sehat (Common Sense): Akal sehat adalah serangkaian konsep yang dipercayai dapat memecahkan masalah secara praktis. Kepercayaan bahwa hukuman fisik merupakan alat utama untuk pendidikan adalah termasuk kebenaran akal sehat ini. Penelitian psikologi kemudian membuktikan hal itu tidak benar. 
  3. Kebenaran Agama dan Wahyu: Kebenaran mutlak dan asasi dari Allah dan Rasulnya. Beberapa hal masih bisa dinalar dengan panca indra manusia, tapi sebagian hal lain tidak.
  4. Kebenaran Intuitif: Kebenaran yang didapat dari proses luar sadar tanpa menggunakan penalaran dan proses berpikir. Kebenaran intuitif sukar dipercaya dan tidak bisa dibuktikan, hanya sering dimiliki oleh orang yang berpengalaman lama dan mendarah daging di suatu bidang.
  5. Kebenaran Karena Trial dan Error: Kebenaran yang diperoleh karena mengulang-ulang pekerjaan, baik metode, teknik, materi dan paramater-parameter sampai akhirnya menemukan sesuatu. Memerlukan waktu lama dan biaya tinggi.
  6. Kebenaran Spekulasi: Kebenaran karena adanya pertimbangan meskipun kurang dipikirkan secara matang. Dikerjakan dengan penuh resiko, relatif lebih cepat dan biaya lebih rendah daripada trial-error.
  7. Kebenaran Karena Kewibawaan: Kebenaran yang diterima karena pengaruh kewibawaan seseorang. Seorang tersebut bisa ilmuwan, pakar atau ahli yang memiliki kompetensi dan otoritas dalam suatu bidang ilmu. Kadang kebenaran yang keluar darinya diterima begitu saja tanpa perlu diuji. Kebenaran ini bisa benar tapi juga bisa salah karena tanpa prosedur ilmiah.
            Kebenaran yang diperoleh dengan cara merenungkan atau memikirkan sesuatu sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya, baik sesuatu itu ada atau mungkin ada. Kebenaran filsafat ini memiliki proses penemuan dan pengujian kebenaran yang unik dan dibagi dalam beberapa kelompok (madzab). Juga banyak yang oportunis alias menganut madzab dualisme kelompok, misal mengakui kebenaran realisme dan naturalisme sekaligus.
  1. Realisme: Mempercayai sesuatu yang ada di dalam dirinya sendiri dan sesuatu yang pada hakekatnya tidak terpengaruh oleh seseorang.
  2. Naturalisme: Sesuatu yang bersifat alami memiliki makna, yaitu bukti berlakunya hukum alam dan terjadi menurut kodratnya sendiri.
  3. Positivisme: Menolak segala sesuatu yang di luar fakta, dan menerima sesuatu yang dapat ditangkap oleh pancaindra. Tolok ukurnya adalah nyata, bermanfaat, pasti, tepat dan memiliki keseimbangan logika.
  4. Materialisme Dialektik: Orientasi berpikir adalah materi, karena materi merupakan satu-satunya hal yang nyata, yang terdalam dan berada diatas kekuatannya sendiri. Filosofi resmi dari ajaran komunisme.
  5. Idealisme: Idealisme menjelaskan semua obyek dalam alam dan pengalaman sebagai pernyataan pikiran.
  6. Pragmatisme: Hidup manusia adalah perjuangan hidup terus menerus, yang sarat dengan konsekuensi praktis. Orientasi berpikir adalah sifat praktis, karena praktis berhubungan erat dengan makna dan kebenaran.


Daftar Pustaka

            Abdullah, Mohammad NajibPragmatisme: Sebuah Tinjauan Sejarah Intelektual Amerika” Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara
            Bakhtiar, Amsal. (2005) Filsafat Ilmu. Rajawali Pers.

http://zfikri.wordpress.com/

Feb 25, 2011

Happy Bornday

Bandung 25 Februari 2011

hari ini,,,, seorang anak manusia telah menginjakan kaki nya dalam usia yang hampir seperempat abad,, usia yang seharusnya tidak lagi muda bahkan menginjak separu baya... hahahaha



ya Tuhan Ku,,, dalam usia ku yang menginjak senja kali ini aku ingin berdoa kepadaMu
Tuhanku,, Ku Akui segala khilad dan dosa yang ku perbuat selama ini
Tuhanku, izinkan aku kembali kepada Mu dalam sujudku
Tuhanku, berikanlah aku pendamping yang selalu membimbingku ke dalam kebenaran dan didalam jalan Mu
Tuhanku, izinkanlah aku berbakti kepada kedua orang Tua Ku.
Tuhanku, izinkanlah aku mengabdi untuk Agama Mu
Tuhanku, izinkanlah aku berguna untuk bangsaku.
amin ya Rabb Ya rabbal Alamin.



Feb 24, 2011

7 Day

bandung,, 18022010

sebuah tutur yang indah dari Buya Hamka
"Hidup terbina antara pahit dan manis. Kalau selalu sahaja pahit, hati akan menjadi rawan dan kalau sentiasa manis hati akan menjadi bosan "

sebuah tutur yang untuk mengantar hari ketujuh dalam hitungan hari....
Kehidupan ini, sepahit manapun, masih bergelar kehidupan. Semanis manapun, masih juga bergelar kehidupan. Kehidupan adalah kehidupan. Warna kehidupan sekadar hiasan. Hakikatnya masih sebuah kehidupan. ga usah berkira-kira untung nasib yang menimpa. Kau masih bernyawa. Kau masih ada sebuah KEHIDUPAN.

Perjalanan masih panjang. Akhirnya dia pergi meninggalkan. Semuanya berlalu. Bersama derap langkah itu. Yang tertinggal adalah kenangan. Menjadi mainan perasaan. Sesungguhnya dia sudah penat. Lelah menunggu dan menunggu. Alangkah sengsaranya. Sebab akhir penantian adalah luka yang tajam. Dia sudah benci pada harapan. Dia akan melalui kehidupan dengan seadanya. Ya, kehidupan harus diteruskan. harusi.

manusia akan sentiasa hidup dalam kerangka kemauan orang lain yang selalu membajak fikirannya.
melayari babak babak yang bukan dari nafsu sendiri,
membiarkan waktu memijakan hari hari dalam geladak.

kita takkan pernah puas mengecup hidup selagi dasarnya tidak bersyukur.

Langit tak selalu cerah..kata orang tua. Langit itu perumpamaan hidup ini. Hari ini, langitku kesuraman. Enggan berbicara panjang. sejenak melepas lelah dari dunia kerja. pikiran menerawang. Bila hati kelabu, bibir pun jadi lesu untuk berkata. Kalau boleh, mau terus berfikir, diam dan berfikir lagi. Tapi kehidupan selalu ada ruang untuk itu dan ini. Itu perlu dibereskan. Ini harus disiapkan.

Cerita kehidupan umpama rona alam. Tercalit paduan warna yang tak serupai. Ada yang satu dalam harmoni, ada pula yang berbeda dalam kontrasnya. Tidak Dia jadikan semua ini sia-sia, buat mereka yang berfikir. Kata Orang, banyak berfikir maknanya kurang bisa berinteraksi. kurang bisa berinteraksi ‘ga bagus’ untuk kesehatan mental. Aku dijadikan Tuhan memang dengan kelebihan dan kekurangan ku sebagai manusia. pasti ada hikmah dibalik semua ini.

namun kali ini berbeda. Terjemahan makna kehidupan yang sebenarnya cerita. Cerita kehidupan karangan insan biasa. Yang melalui kehidupan dengan rasa yang berbeda. Hari ini takkan sama dengan semalam. Takkan pernah! Walaupun episod perjalanannya sama. Sebab tiada satu detik pun yang sama.

Cerita Kehidupan adalah cerita hati.

Cerita hati..

Hati ini.

Ada airmata di celah ayat-ayat tak sempurna.

Ada..

Bila hati mau menyatakan yang di dalam, bahasa bukan satu cara yang mudah untuk mengungkapkan semuai. Tapi biarlah ini jadi penanda cerita. Supaya aku tahu aku pernah merasai sesuatu yang begini.

goresan dinding sang psycho

H Min satu

huhuy,,, @ somePlace... 22022010

ckckckck Pisces,,,


Memiliki Sisi Manusiawi Yang Besar, Penuh Cinta, Praktis, Suka Mengkhayal
Nomor Keberuntungan: 9, 13, 27, 32, 39, 45
Aroma Keberuntungan: Apel, Melati, Lily, Vanilla
Planet Yang Mengitari: Neptunus
Bunga Keberuntungan: Sedap Malam, Teratai, Lily.
Warna Keberuntungan: Hijau Laut, Biru Kehijau-Hijauan
Batu Keberuntungan: Zambrud
Elemen Keberuntungan: Air Pasangan Serasi: Virgo
Para Pisces kaum yang ekstrim, sensitif dan lain dari yang lain. Mereka ingin melakukan segala sesuatunya dengan baik tetapi hal ini sulit sekali, karena mereka juga harus selalu mendengarkan kata hati mereka tentang hal-hal yang benar & salah. Para pisces penuh pesona, humor dan sipati bila berhadapan dengan orang lain sehingga menerima banyak pertolongan dari orang lain. Pisces butuh suatu wadah untuk mengembangkan bakatnya sehingga ia merasa sangat bahagia. Mereka akan frustasi bila terjebak dalam rutinitas. Mereka mudah percaya janji-janji yang diberi oleh orang lain, tanpa berpikir panjang. Kaum Pisces pandai dalam hal memainkan perasaan. Mereka menjadi sangat sensitif terhadap apa yang dipikirkan dan dirasakan orang lain, dam menjadi sangat mudah marah tanpa alasan yang jelas. Ini membuat orang lain sulit menebak perasaan mereka. Kaum Pisces pandai membujuk. Mereka senang bila pekerjaannya dihargai orang lain, bila tidak maka ia tidak akan mengerjakan tugasnya dengan benar. Pisces senang pada hal-hal yang bersifat hiburan dan bersedia menjadi tuan rumah dari setiap peristiwa atau pertemuan. Mereka terlihat malu dan tertutup namun padahal tidak. Bila mereka merasa nyaman dengan sekitarnya, mereka tidak akan ragu untuk mengambil alih.
Asmara para Pisces: Pisces cenderung menjadi pasangan yang penuh gairah, peduli pada kebutuhan pasangannya dan ingin menyenangkan pasangannya. Mereka ahli membuat situasi menjadi terbalik dan mudah memanipulasi pasangannya. Kaum pisces paling sulit dimengerti, terutama bila itu menyangkut urusan percintaan. Mereka sering melakukan sesuatu yang berlawanan dengan perkataan mereka. Mereka perayu yang hebat dan penuh ide-ide baru yang sulit untuk ditolak dan dilupakan.

saya banget lah,,,, hahahaha Fisces uy,, F for freedom,,, F for Fredy,,,

Media Literasi (tugas perkembangan individu)

Perkembangan anak
Secara kronologis, murid sekolah dasar pada umumnya berusia antara 6 sampai 13 tahun atau sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual. Pada awal dan akhirnya, masa akhir kanak-kanak ditandai oleh kondisi yang sangat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial anak. Awal masa ini anak mulai keluar dari lingkungan pertama yaitu keluarga dan mulai memasuki lingkungan kedua yaitu sekolah. Akhir periode masa ini tidak dapat diketahui secara tepat karena kematangan seksual pada setiap anak waktunya tidak selalu sama, juga disebabkan karena perbedaan dalam kematangan seksual anak laki-laki dan
perempuan.

Setiap masa dalam rentang waktu kehidupan, mempunyai ciri-ciri yang yang membedakan tahapan usia termasuk masa akhir kanak-kanak. Berikut merupakan ciri anak usia sekolah menurut Hurlock (1980) yang mampu menunjukkan perbedan dengan masa sebelumnya, yaitu:
a.    dorongan anak untuk masuk ke dalam dunia permainan dan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan otot-otot;
b.    dorongan anak untuk keluar dari lingkungan rumah dan masuk ke dalam kelompok sebaya (peer group);
c.    dorongan mental untuk mematuhi dunia konsep-konsep logika, simbol, dan komunikasi secara dewasa.
Orang tua, pendidik dan ahli psikologi memberikan berbagai label kepada periode ini yang mencerminkan ciri-ciri penting dari periode akhir masa kanak-kanak (Hurlock, 1980: 146).

Pertama, label yang diberikan oleh orang tua, akhir masa kanak-kanak merupakan ”usia yang menyulitkan”. Pada masa itu anak tidak mau lagi menuruti perintah dan dimana ia lebih banyak dipengaruhi oleh teman-teman sebaya dari pada oleh orang tua atau anggota keluarga lain. Selain label itu, orang tua memandang akhir masa kanak-kanak sebagai ”usia tidak rapi”, karena pada saat itu anak cenderung tidak mempedulikan dan ceroboh dalam penampilan.

Pada masa ini anak banyak mengalami pertengkaran antar keluarga dan suasana rumah yang tidak menyenangkan bagi semua anggota keluarga, oleh karena itu orang tua melabelkan anak mengalami ”usia pertengkaran”.
Kedua, oleh pendidik, label yang digunakan adalah ”usia sekolah dasar”. Pada usia ini anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan yang dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa; dan mempelajari berbagai keterampilan penting tertentu, baik keterampilan kurikuler maupun ekstra kurikuler. Periode kritis dalam dorongan berprestasi, pada masa ini anak membentuk kebiasaan untuk mencapai sukses, tidak sukses, atau sangat sukses.
Ketiga, ahli psikologi menggunakan label untuk akhir masa kanak-kanak yaitu ”usia berkelompok”. Pada masa ini, perhatian utama anak tertuju pada keinginan diterima oleh teman-teman sebaya sebagai anggota kelompok, terutama kelompok yang bergengsi dalam pandangan teman-temannya. Selanjutnya, ahli psikologi menyebut akhir masa kanak-kanak dengan ”usia kreatif”, pada masa ini anak-anak akan menjadi konformis atau pencipta karya yang baru dan orisinal. Pada periode ini disebut juga ”usia bermain”, karena pada saat ini
luasnya minat dan kegiatan bermain bukan karena banyaknya waktu untuk bermain.
Aspek perkembangan psiko-fisik anak usia sekolah dasar yang dapat mempengaruhi tugas perkembangan anak adalah seperti keadaan fisik, kemampuan berbahasa, keadaan emosi, sikap dan perilaku moral telah berbeda dengan masa sebelumnya. Selain perkembangan-perkembangan yang telah disebutkan, perkembangan inteligensi, perkembangan sosial dan kepribadian pun mengalami perubahan yang berbeda dengan masa sebelumnya, sehingga perbedaan yang tampak ini menjadi sebuah karakteristik perkembangan anak usia sekolah atau siswa sekolah dasar.

Perkembangan yang terjadi akan mempengaruhi kemampuan menjalin relasi pertemanan anak. 
a.    Perkembangan Fisik
Pada masa ini, keadaan fisik menjadi agak lambat tetapi keseimbangan mulai relatif baik. Berkembang pula koordinasi mata dan tangan yang diperlukan untuk membidik, menendang, melempar dan menangkap. Kematangan kemampuan fisik, dapat mempengaruhi keterampilan-keterampilan yang umumnya dimiliki anak usia sekolah dasar, yaitu (Hurlock, 1980: 149):   

          (1) keterampilan menolong diri sendiri;2) keterampilan menolong orang lain;keterampilan sekolah; dan (3) keterampilan bermain.

b.    Perkembangan Emosi
Pada masa ini anak sudah mulai memiliki dorongan untuk mengendalikan emosinya. Melalui interaksi kelompok teman sebaya anak memahami ledakan emosi yang kurang baik tidak dapat diterima teman-temannya. Pada umumnya keadaan emosi anak cenderung lebih tenang sampai datangnya masa puber. Pada akhir masa kanak-kanak, ada waktu dimana anak sering mengalami emosi yang hebat, karena emosi cenderung kurang menyenangkan, maka dalam periode ini meningginya emosi menjadi periode ketidakseimbangan, yaitu saat dimana anak sulit dihadapi.

Dengan mengekang ungkapan emosi eksternal, anak menjadi gelisah, tegang dan mudah tersinggung oleh masalah yang sangat kecil sekalipun.
c.    Perkembangan Bahasa
Pada masa ini anak mulai mengetahui bahwa komunikasi adalah kemampuan dirinya untuk mengerti apa yang dikatakan orang lain. Pada masa ini anak mulai menggunakan kosa kata rahasia dalam berkomunikasi dengan sahabatnya, yang dapat berupa tulisan, lisan dan atau isyarat. Fungsi dan tujuan berbicara antara lain: (a) sebagai pemuas kebutuhan, (b) sebagai alat untuk menarik orang lain, (c) sebagai alat untuk membina hubungan sosial, (d) sebagai alat untuk mengevaluasi diri sendiri, (e) untuk dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan orang lain, (f) untuk mempengaruhi perilaku orang lain.
d.    Perkembangan Moral
Perkembangan moral anak banyak dipengaruhi oleh lingkungannya. Anak memperoleh nilai-nilai moral terutama dari orang tuanya. Tetapi, pada saat anak menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari kelompok, maka ia mulai menyadari juga aturan yang boleh, harus atau dilarang untuk dilakukan oleh dirinya dalam kelompok itu, karena anak mulai belajar memperhitungkan perilaku benar atau salah.
e.    Perkembangan Intelektual
Pada masa anak-anak akhir, atau sekitar usia 7–12 tahun, termasuk dalam periode operasional konkrit. Periode ini ditandai dengan kemampuan individu dalam mengklasifikasikan, menyusun, dan mengasosiasikan bilangan, serta mengkonservasikan pengetahuan tertentu. Perkembangan intelektual anak sangat tergantung pada beberapa faktor antara lain kesehatan, gizi, kebugaran jasmani, pergaulan dan pembinaan orang tua. Akibat terganggunya perkembangan intelektual anak kurang dapat berpikir operasional, tidak memiliki kemampuan mental dan kurang aktif dalam pergaulan maupun dalam berkomunikasi dengan teman-temannya.
f.    Perkembangan Sosial
Lindgren (Uman Suherman, 2005: 41) mengemukakan, perilaku anak tercermin di dalam sikap dan perasaan yang dapat membawanya kepada tindakan interpersonal. Peristiwa interpersonal dapat dipelajari dengan melihat proses komunikasi, kerja sama, dan persaingan. Pada usia akhir masa kanak-kanak, anak mulai merasakan meningkatnya minat untuk berkelompok yang ditandai dengan meningkatnya minat anak terhadap aktivitas teman-teman, meningkatnya keinginan untuk diterima sebagai anggota suatu kelompok dan merasa tidak puas bila tidak bersama-sama dengan kelompoknya.

g.    Perkembangan Kepribadian
Menurut Abin Syamsudin Makmun (1996) kepribadian diartikan sebagai kualitas perilaku individu yang tampak dalam melakukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan secara unik. Kepribadian dipengaruhi oleh keadaan fisik, intelegensi, keluarga dan kebudayaan. Kepribadian mengalami perkembangan dan perubahan. Fenton (Uman Suherman, 2005: 129) mengklasifikasikan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan kepribadian, yaitu:

(a) faktor organik, seperti: makanan, obat, infeksi, dan gangguan organik; (b) faktor lingkungan sosial dan budaya, seperti: pendidikan, rekreasi, dan partisipasi sosial; (c)

faktor dari dalam individu sendiri, seperti: tekanan emosional, identifikasi terhadap orang lain, dan imitasi.
Tugas Perkembangan Siswa Sekolah Dasar
Beranjak dari ciri-ciri yang berbeda dari masa sebelumnya, masyarakat mengharapkan anak dapat memenuhi tugas-tugas perkembangan, karena kegagalan akan mengakibatkan pola perilaku yang tidak matang sehingga akan menyulitkan penerimaan oleh kelompok teman-temannya dan tidak mampu menyamai teman-teman sebaya yang sudah menguasai tugas-tugas perkembangan tersebut karena tugas perkembangan merupakan harapan dari setiap kelompok budaya yang berkaitan dengan sikap, perilaku, atau keterampilan yang seyogianya dimiliki individu.
Havighurst (Syamsu Yusuf, 2007: 65) mengemukakan, tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikutnya; sementara apabila gagal, maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya.
Havighurst (Syamsu Yusuf, 2007: 69) menyebutkan sejumlah tugas perkembangan yang harus dipenuhi pada akhir masa kanak-kanak atau sekitar      6–13 tahun adalah sebagai berikut:
a.    mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan yang umum. Melalui pertumbuhan fisik dan otak, anak belajar dan berlari semakin stabil, makin mantap dan cepat. Pada masa sekolah anak sudah sampai pada taraf penguasaan otot, sehingga sudah dapat berbaris, melalukan senam pagi dan permainan-permainan ringan, seperti sepak bola, loncat tali, dan berenang;
b.    membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh. Hakikat tugas ini adalah (1) mengembangkan kebiasaan untuk memelihara badan, meliputi kebersihan, keselamatan diri dan kesehatan, (2) mengembangkan sikap positif terhadap jenis kelaminnya (pria atau wanita) dan juga menerima dirinya (baik rupa wajahnya maupun postur tubuhnya) secara positif;
c.    belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya. Yakni belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru serta teman-teman sebayanya. Pergaulan anak di sekolah atau teman sebayanya mungkin diwarnai perasaan senang, karena secara kebetulan temannya itu berbudi baik, tetapi mungkin juga diwarnai perasaan tidak senang karena teman-temannya suka mengganggu atau nakal;
d.    mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat. Apabila anak sudah masuk sekolah, perbedaan jenis kelamin akan semakin tampak. Dari segi permainan umpamanya akan tampak bahwa anak laki-laki tidak akan memperbolehkan anak perempuan mengikuti permainannya yang khas laki-laki, seperti main kelereng dan layang-layang;
e.    mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung. Salah satu sebab usia 6-12 tahun disebut masa sekolah karena pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohaninya sudah cukup matang untuk menerima pengajaran. Untuk dapat hidup dalam masyarakat yang berbudaya, paling sedikit anak harus tamat sekolah dasar, karena dari sekolah dasar anak sudah memperoleh keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung;
f.    mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari. Bertambahnya pengalaman anak menambah pembendaharaan konsep pada anak. Tugas sekolah salah satunya ialah untuk menanamkan konsep-konsep yang jelas dan benar. Konsep-konsep itu meliputi kaidah-kaidah atau ajaran agama (moral), ilmu pengetahuan, adat istiadat dan sebagainya;
g.    mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata tingkatan nilai. Hakikat tugas ini ialah mengembangkan sikap dan perasaan yang berhubungan dengan norma-norma agama. Hal ini menyangkut penerimaan dan penghargaan terhadap aturan agama (moral) disertai dengan perasaan senang untuk melakukan atau tidak melakukannya. Tugas perkembangan ini berhubungan dengan masalah benar-salah, boleh-tidak boleh, seperti jujur itu baik, bohong itu buruk dan sebagainya;
h.    mencapai kebebasan pribadi. Hakikat tugas ini ialah untuk dapat menjadi orang yang berdiri sendiri dalam arti dapat membuat rencana, berbuat untuk masa sekarang dan masa yang akan datang bebas dari pengaruh orangtua dan orang lain;
i.    mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga-lembaga. Hakikat tugas ini adalah mengembangkan sikap sosial yang demokratis dan menghargai hak orang lain.

Umpamanya, mengembangkan sikap tolong menolong, sikap tenggang rasa, mau bekerjasama dengan orang lain, toleransi terhadap pendapat orang lain dan menghargai hak orang lain.
Tugas-tugas perkembangan pada masa kanak-kanak sudah tidak sepenuhnya menjadi tanggung jawab orang tua karena anak mulai berinteraksi dan memasuki dunia sekolah, sehingga tanggung jawab pemenuhan tugas perkembangan itu dapat menjadi tanggung jawab guru dan mungkin teman sebayanya.

Perkembangan remaja.
Istilah adolescence atau remaja berasal dari bahasa Latin yang berarti “tumbuh menjadi

dewasa”. Remaja pada saat ini, mempunyai arti yang lebih luas mencakup kematangan mental,

emosional, sosial dan fisik (Hurlock, 1994: 206). Masa remaja merupakan suatu masa dalam

rentang kehidupan, dimana individu menjalani proses untuk mencapai kematangan menuju masa

pembentukan tanggung jawab berusia dewasa. Jadi remaja adalah individu yang sedang

berkembang secara fisik, psikologis, dan sosial menuju kematangan untuk mampu berintegrasi

dengan masyarakat dewasa.
Zakiyah Daradjat (Al-Gifari, 2004: 22), mendefinisikan remaja sebagai individu yang berada

pada masa peralihan dari masa anak-anak menuju usia dewasa. Pada masa peralihan ini

biasanya terjadi percepatan pertumbuhan dalam segi fisik maupun psikis. Zakiyah Daradjat

membatasi masa remaja ini antara usia 13 tahun hingga 24 tahun.
Hasan Basri (Al-Gifari, 2004: 22), menilai remaja sebagai kelompok manusia yang tengah

meninggalkan masa anak-anak yang penuh dengan ketergantungan dan menuju masa pembentukan

tanggung jawab. Masa remaja ditandai dengan pengalaman baru yang sebelumnya belum pernah

dialami baik dalam bidang fisik-biologis maupun psikis atau kejiwaan.


Menurut WHO (Wirawan, 2004: 9), remaja adalah suatu masa dimana:
a.    Individu berkembang dari saat pertama kali menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat mencapai kematangan seksual
b.    Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari anak-anakmenjadi dewasa
c.    Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif mandiri.
Dari berbagai definisi dapat disimpulkan remaja adalah individu yang sedang berkembang

secara fisik, psikologis dan sosial menuju kematangan untuk mampu berintegrasi dengan masyarakat dewasa. Sulitnya menentukan rentang usia remaja disebabkan adanya perbedaan kultur dari tiap-tiap masyarakat dunia.
    Sarlito Wirawan Sarwono (2004: 14), mendefinisikan remaja sebagai individu yang tengah mengalami perkembangan fisik dan mental. Jika dilihat dari usia untuk remaja Indonesia dapat digunakan pedoman umum batasan usia 11-24 tahun dan belum menikah, dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut.
a.    Usia 11 tahun adalah usia pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder mulai nampak

(kriteria fisik).
b.    Di masyarakat Indonesia, usia 11 tahun sudah dianggap akil baligh, baik menurut

adat maupun agama, sehingga masyarakat tidak lagi memperlakukan mereka sebagai anak-anak

(kriteria sosial).
c.    Pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jiwa seperti

tercapainya identitas diri, tercapainya fase genital dari perkembangan psikoseksual dan

tercapainya puncak perkembangan kognitif maupun moral.
d.    Batas usia 24 tahun merupakan batas maksimal, yaitu untuk memberi peluang bagi

mereka yang sampai batas usia tersebut masih menggantungkan diri pada orang tua, belum

mempunyai hak-hak penuh sebagai orang dewasa (secara adat/tradisi), belum bisa memberikan

pendapat sendiri dan sebagainya.
e.    Dari semua pertimbangan diatas, status perkawinan sangat menentukan, karena arti

perkawinan masih sangat penting di masyarakat Indonesia.
        Berdasarkan kebudayaan yang berlaku di Indonesia, siswa yang duduk di SMA

berada pada masa remaja. Ciri-ciri masa remaja (Hurlock, 1994: 207):
a.    Masa remaja sebagai periode yang penting
Perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan cepatnya perkembangan mental,

terjadi pada awal masa remaja. Semua perkembangan itu menimbulkan perlunya penyesuaian

mental dan perlunya membentuk sikap, nilai dan minat baru.
b.    Masa remaja sebagai periode peralihan
Masa remaja merupakan peralihan dari satu tahap perkembangan ke tahap berikutnya. Perubahan

fisik yang terjadi selama tahun awal masa remaja mempengaruhi tingkat perilaku individu dan

mengakibatkan diadakannya penilaian kembali penyesuaian nilai-nilai yang telah bergeser.

Pada masa ini, remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan orang dewasa.
c.    Masa remaja sebagai periode perubahan
Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja sejajar dengan tingkat

perubahan fisik. Ada empat perubahan yang hampir bersifat universal bagi remaja, yaitu

meningginya emosi yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis

yang terjadi; perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial yang

diperankan; berubahnya minat dan perilaku mengubah pula nilai-nilai; dan sebagian besar

remaja bersikap ambivalen terhadap setiap perubahan.
d.    Masa remaja sebagai usia bermasalah
Masalah masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh remaja laki-laki

maupun remaja perempuan. Terdapat dua alasan terjadinya kesulitan tersebut. Pertama,

sepanjang masa kanak-kanak, masalah anak-anak sebagian diselesaikan oleh orang tua  dan

guru-guru, sehingga kebanyakan remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah. Kedua,

karena para remaja merasa dirinya mandiri, sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya

sendiri dan menolak bantuan orang tua dan pihak yang mempunyai otoritas lainnya.


e.    Masa remaja sebagai masa mencari identitas
Identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa

perannya dalam masyarakat. Salah satu cara untuk mencoba mengangkat diri sendiri sebagai

individu adalah dengan menggunakan simbol status.
f.    Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
Anggapan stereotip budaya bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapih, yang tidak dapat

dipercaya dan cenderung berperilaku merusak, menyebabkan orang dewasa harus membimbing dan

mengawasi kehidupan remaja.
g.    Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik
Remaja melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan dan bukan

sebagaimana adanya. Bertambahnya pengalaman pribadi dan pengalaman sosial, serta

meningkatnya kemampuan untuk berpikir rasional, remaja mulai memandang diri sendiri,

keluarga, teman-teman dan kehidupan pada umumnya secara realistik.
h.    Masa remaja sebagai ambang masa dewasa
Di akhir masa remaja, remaja menjadi gelisah untuk meninggalkan stereotip belasan tahun dan

untuk memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa. Oleh karena itu, remaja mulai

memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa, yaitu merokok, minum-

minuman keras, dan terlibat perbuatan seks.
        Menurut Chaplin (1999: 135), tugas perkembangan adalah keterampilan,

tingkat prestasi dan kemampuan menyesuaikan diri yang dianggap penting pada usia tertentu

bagi penyesuaian diri dengan sukses dari seseorang. Tugas perkembangan pada masa remaja

dipusatkan pada penanggulangan sikap dan pola perilaku yang kekanak-kanakan dan mengadakan

persiapan untuk menghadapi masa dewasa. Hurlock (1994: 10), mengemukakan delapan tugas

perkembangan yang harus dilalui ketika masa remaja. Tugas perkembangan tersebut adalah:
a.    Mencapai hubungan baru dan lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita
b.    Mencapai peran sosial sebagai pria dan wanita
c.    Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif
d.    Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab
e.    Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan dari orang-orang dewasa lainnya
f.    Mencapai kemandirian ekonomi
g.    Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
h.    Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku-

mengembangkan ideologi
    Menurut Ali dan Asrori (2004: 9) pada usia remaja, umumnya anak sedang duduk di

bangku sekolah menengah. Siswa SMA pada umumnya adalah remaja yang  berusia antara 16-19

tahun. Remaja SMA memiliki karakteristik serta kebutuhan yang berbeda dengan masa anak-

anak. Kebutuhan pada masa SMA lebih bersifat psikologis, seperti; mendapat perhatian dan

dukungan tanpa pamrih negatif apa pun, mendapat pengakuan terhadap keunikan alam pikiran

dan perasaannya, menerima kebebasan yang wajar dalam mengatur kehidupannya sendiri tanpa

dilepaskan sama sekali dari perlindungan kuarga, memperoleh prestasi-prestasi yang patut

dibanggakan di bidang akademik dan non-akademik, membina persahabatan dengan teman sejenis

dan lain jenis, dan memiliki cita-cita hidup yang pantas untuk dikejar.
    Sejumlah tugas-tugas perkembangan yang dihadapi oleh siswa SMA antara lain adalah

mengembangkan rasa tanggung jawab sehingga dapat melepaskan diri dari ikatan emosional yang

kekanak-kanakan dan membuktikan diri pantas diberi kebebasan yang sesuai bagi umurnya,

mempersiapkan diri untuk memasuki corak kehidupan orang dewasa, memantapkan diri dalam

memainkan peranan sebagai pria dan wanita, merencanakan masa depannya di bidang studi dan

pekerjaan, serta sesuai dengan nilai-nilai kehidupan yang dianut dan keadaan masyarakat

yang nyata.
Siswa remaja memiliki tantangan pokok dalam membentuk diri sendiri dan menginternalisasi

seperangkat nilai dasar kehidupan (values) yang patut diperjuangkan. Jika siswa kelihatan

kerap memberontak terhadap nilai tradisional, itu tidak semata-mata merupakan gejala

negatif, selama ini membantu untuk memperjelas tata nilai yang akhirnya akan ditetapkan

sendiri.


Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individu.

Menurut Winkel (1997: 592-598), terdapat interaksi faktor-faktor internal dan eksternal

pada individu, yang berpengaruh terhadap perkembangan.
d.    Faktor Internal
Faktor-faktor internal meliputi:
1.    nilai-nilai kehidupan (values), yaitu beberapa ideal yang dikejar oleh seseorang di mana-mana dan kapan juga. Nilai-nilai menjadi pedoman atau pegangan dalam hidup sampai tua dan sangat menentukan gaya hidup seseorang. Namun, belum dapat ditunjukkan kaitan langsung antara nilai-nilai kehidupan yang dianut seseorang dan aneka bidang pekerjaan;
2.    taraf inteligensi, yaitu kemampuan berpikir untuk mencapai prestasi-prestasi;
3.    bakat khusus, yaitu kemampuan yang menonjol di suatu bidang usaha kognitif, bidang keterampilan, atau bidang kesenian;
4.    minat, yaitu kecenderungan yang relatif menetap pada seseorang untuk merasa tertarik pada suatu bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan bidang itu;
5.    sifat-sifat, yaitu ciri-ciri kepribadian yang bersama-sama memberikan corak khas pada seseorang, seperti: periang, ramah, halus, teliti, terbuka, fleksibel, tertutup, pesimis, atau ceroboh;
6.    pengetahuan, yaitu informasi yang dimiliki tentang bidang-bidang pekerjaan dan diri sendiri secara akurat; dan
7.    keadaan jasmani, yaitu ciri-ciri fisik yang dimiliki seseorang seperti tinggi badan, tampan, ketajaman penglihatan dan pendengaran, serta jenis kelamin.
e.    Faktor Eksternal
Faktor–faktor eksternal, terdiri atas:
1.    masyarakat, yaitu lingkungan sosial-budaya dimana individu dibesarkan;
2.    keadaan sosial ekonomi negara atau daerah, yaitu laju pertumbuhan ekonomi yang

lambat atau cepat; stratifikasi masyarakat; serta diversifikasi masyarakat atas kelompok

yang terbuka atau tertutup bagi anggota dari kelompok lain;
3.    status ekonomi keluarga, yaitu tingkat pendidikan orang tua, tinggi rendahnya
pendapatan orang tua, jabatan ayah dan ibu, daerah temapt tinggal dan suku bangsa;
4.    pengaruh dari seluruh anggota keluarga besar dan keluarga inti (genogram);
5.    pendidikan sekolah, yaitu pandangan dan sikap yang dikomunikasikan kepada anak
didik oleh staf petugas bimbingan dan tenaga pengajar mengenai nilai-nilai yang terkandung
dalam bekerja, tinggi rendahnya status sosial jabatan tertentu, dan kesesuaian jabatan
tertentu untuk anak laki-laki atau anak perempuan;
6.    pergaulan dengan teman sebaya, yaitu beraneka ragam pandangan dan variasi harapan
tentang masa depan yang terungkap dalam pergaulan sehari-hari; dan
7.    tuntutan yang melekat pada masing-masing jabatan dan pada setiap program studi atau
latihan, yang mempersiapkan seseorang untuk diterima pada jabatan tertentu dan berhasil didalamnya.

Dari berbagai sumber dan catatan semasa kuliah semoga bermanfaat.

Feb 23, 2011

Tak Ada yang abadi

Malam ini tanggal 23 Feruari 2011...

ditemani intrumen lagu kitaro di playlist musik saya...

hari ini tidak ada yang istimewa memang, tapi saya ingin menulis isi hati yang sedang saya rasakan,
mungkin akan nampak seperti nuansa yang sentimentil, ya judulnya saja sudah menunjukan sesuatu yang bernuansa emosional, memang itu yang sedang terasa hari ini.

mengawali aktifitas pagi dengan berdoa semoga hari ini menjadi lebih baik, kemudian memulai aktifitas dengan mengendarai si kuda hitam ku yang Si beat.

pagi berjalan siang, siang menuju sore dan sore menuju malam, seolah berjalan flat dan datar. tidak ada sesuatu yang membuat saya untuk bersemangat kecuali menjalankan kewajiban dan tugas agar tidak makan gaji buta, takutnya nanti gaji saya dimakan buta.. hahaha

tapi begitu menginjak malam, entah kenapa saya ingin menuliskan tentang keabadian. mungkin bagi anda yang membaca tulisan ini, anda pernah berpisah dengan seseorang yang sangat anda sayangi dan anda cinta melebihi anda mencintai diri anda sendiri, jika jawabannya pernah lalu apa yang akan anda lakukan????

sebagaimana manusia biasa tentu saja kehilangan seseorang yang sudah menjadi bagian dari hidup anda itu pasti akan meninggalkan ruang kosong yang teramat dalam dengan luka yang sangat menganga. dan mungkinada sebagian dari kita yang berpikir pendek dan ingin begitu saja mengakhiri hidupnya. ya ya ya... itu menjadi pilihan dari diri anda untuk bersikap dan menyikapinya seperti apa.... :)

ada pertemuan pastilah akan ada perpisahan, itu yang saya sulit untuk menerimanya, terkadang seseorang meninggalkan kesan yang sangat dalam sebagai inspirasi untuk diri saya, dan saat dia bilang ingin pergi diri ini tidak sanggup berkata apa-apa hanya emosi yang mencuat dan akhirnya perpisahan itu terjadi.


perpisahan sudah tentu akan meninggalkan bekas luka yang dalam dalam setiap hati para pelakunya. hahaha

nampaknya sudah tidak ada kata lagi yang ingin saya tulis saat ini,,,

selain menikmati perpisahan ini dan mengucapkan selamat jalan...

suatu hari dia akan sadar bahwa saya tidak pernah berdusta tentang apa yang saya katakan dan dia akan sadar dengan hasudan dari orang yang sirik. ya Selalu yakin bahwa Tuhan selalu ada bagi hamba-hambanya yang terdzalimi...

other "God I have Problem"
me "Problem?????? I have God"

autismo the lunarian


Feb 22, 2011

Kenangan Yang menjadi luka

Di sudut ruangan itu, dengan sebatang Marlboro terakhir di sisa hari ini, dia coba membunuh tangisnya sekali lagi dengan kepulan asap rokok. Kepulan-kepulan asap yang membuat ingatannya mengembara. Kenangan masa kanak yang saling bertubrukan, berhamburan keluar dari memori otaknya. Juga saat-saat terakhir bersama sosok ayah yang tak pernah sempat bisa membahagiakannya.

”Ayah aku rindu,” keluhnya, tertahan pun hanya dalam hati.

Tanah airku Indonesia
Negeri elok amat ku cinta
Tanah tumpah darahku yang mulya
Yang kupuja s’panjang masa

Lamat didengarnya suara nyanyian Rayuan Pulau Kelapa dari tape di dalam ruangan kerja staff administrasi. Dia ingat lagu itu adalah ciptaan Ismail Marzuki. Pencipta lagu yang namanya diabadikan pada taman ini.

Di sini, di antara dinding yang putih membisu, dia ikut bernyanyi. Di antara rintihan irama luka atau nyanyian suka yang kadang terasa sangat dipaksakan. Suaranya mengiringi gesekan pelnya yang seakan menyayat kelu lantai yang sudah muak karena terinjak-injak bertahun-tahun lamanya.

Tanah airku aman dan makmur
Pulau kelapa yang amat subur
Pulau melati pujaan bangsa sejak dulu kala

Marmer wastafel yang angkuh itu, yang selalu menuntutnya untuk mengeringkannya. Cermin gagu nan sombong yang selalu merayunya untuk mencemerlangkannya, karena seribu kepalsuan dan kepongahan selalu dan selalu saja memburamkannya. Bau Clorox dari sudut celah-celah dudukan WC yang baru disikatnya itu membawanya semakin larut ke dalam pintu rindu akan sosok seorang ayah yang tiada.

”Seandainya saja aku tidak dikalahkan kepapaan. Seandainya saja hidup itu sangatlah mudah seperti mereka. Seandainya saja… Ya, seandainya saja,” gumamnya lesu.

Melambai-lambai, nyiur di pantai
Berbisik-bisik, Raja K’lana

”Ayah, aku ingin memeluk bahumu sekali lagi dan akan kutumpahkan seluruh cerita hari ini. Betapa lelahnya aku menghadapi hidup,” keluhnya lagi. Dengan enggan dia bangkit dan berjalan gontai. Pulang ke rumahnya. Saat itu jam menunjukkan pukul 21.00 WIB bersamaan dengan berakhirnya lagu Rayuan Pulau Kelapa.

Memuja pulau, yang indah permai
Tanah airku……Indonesia.

Kamar temaram. Dia masih merasa canggung menatap wajah dirinya sendiri dalam sosok yang berbeda. Seperti sedang bercermin tetapi bayangan di depannya bergerak melewati bingkai cermin dan mencipta menjadi sosok serupa dirinya sendiri.

“Apa yang salah dengan hidupku? Kenapa aku tidak pernah merasa hidup?” tanyanya kemudian. Sosok itu tersenyum.

“Coba mendekatlah kemari. Dan lihatlah wajahku.”

Dia mendekat. Mengamati wajah dari sosok yang ada di depannya dalam cahaya kamar yang temaram. Dia melihat wajahnya sendiri, hanya saja dia merasa ada sesuatu yang ganjil disana.

“Luka itu?” bisiknya pelan.

“Iya, luka itu tak ada lagi di wajahmu. Dulu luka itu adalah kesalahanmu yang tak pernah kau mengerti,“ kata sosok itu kemudian.

Dia memegang bekas luka di pelipis kirinya. Hampir menyatu dengan kulit dahi. Padahal dulu begitu menganga. Sebuah luka yang tak akan pernah dia lupakan. Luka yang terjadi di saat dia masih berusia 19 tahun. Tepat ketika dia mulai tergila-gila dengan buku-buku Filsafat dan Novel Sastra yang dibacanya di gerai buku . Freud, Nietzsche, Kant, Voltaire, Plato, dan Tolstoy adalah filsuf idola sekaligus pahlawan baru bagi dunianya. Saat itu semua yang ada menjadi abstrak, termasuk dunia dan apa yang dia rasakan.

Dia dibesarkan sebagai anak tunggal, dalam kondisi keluarga yang membuatnya marah sekaligus menangis.

Ibunya adalah sosok seorang wanita pendiam, selalu menutupi kepedihan dalam senyuman agar terlihat bahagia di depan anaknya. Tetapi pada saat yang sama dia sering mendapati ibunya duduk sendiri di halaman belakang dalam gelap malam dan sembab air mata. Dia pikir karena ibunya lelah saja, setelah berjualan seharian dan setiap hari.

Sedangkan sang ayah??!! Tak banyak yang dia ingat tentangnya. Yang dia tahu, Ayah adalah sosok yang tak pernah dia mengerti kehadirannya. Hingga sang Ayah pulalah yang membuatnya terpuruk. Membuat kandas mimpi-mimpinya dulu dan sekarang berakhir sebagai cleaning service . Dia menggeram. Marah. Dia ingat malam itu lagi….

Sebuah malam ketika sang Ayah pulang larut malam dengan mata merah darah penuh kemarahan. Dan malam itu tanpa alasan yang jelas, sang Ayah memukul dia hingga tersungkur di sudut ruangan. Cincin besi itu merobek pelipis matanya hingga darah mengucur di lantai ruangan hingga dia pingsan. Sejak saat itu, sosok sang Ayah adalah sosok yang sangat menakutkan baginya. Hampir setiap hari sang Ayah selalu mempunyai alasan untuk memukulinya dengan tangan atau mencambuknya dengan sabuk kulitnya. Atau mengurungnya dalam kamar mandi sepanjang malam tanpa cahaya.

Sang Ibu hanya bisa diam dalam tangis, dan baru menghampirinya ketika dia sudah mulai tersungkur di lantai nyaris pingsan. Dalam sisa kesadarannya, dia hanya bisa melihat ibunya berkata sesuatu, tapi dia tak bisa lagi mendengarnya. Saat seperti itu, semua menjadi sunyi. Pendar cahaya hanya bergerak-gerak tanpa suara. Dunia menjadi bisu…..

Luka di pelipisnya mendadak berdenyut. Sakit sekali. Emosi dan kemarahannya pada masa silam, kembali memompa aliran darah berlebih ke otak, sehingga menghasilkan impuls luar biasa sakit pada jaring-jaring syarafnya. Dia terkulai di lantai.

“ Tapi ini semua karena kesalahan ayahku!!! Dia yang selalu menghajarku hingga aku pingsan! Dia yang tak pernah mau mengerti anaknya sendiri! Dia yang merobek pelipisku, juga semua bekas cambukan sabuk kulitnya di tubuhku!! Semua karena ayahku hingga akhirnya aku memutuskan untuk lari pada minuman keras!! Kenapa aku yang disalahkan??!!”

Sosok itu menatapnya dalam-dalam.

“Luka itu bukan dibuat oleh ayahmu,” kata sosok itu pelan.

“M….m….maksudmu?”

“Iya. Bukan ayahmu yang membuat luka di wajahmu dan semua bekas cambukan di tubuhmu.”

“Lalu siapa yang membuat semua luka ini?” Sosok itu mendekat.

“Dirimu sendiri,” jawab sosok itu pelan.

Dia merasa limbung dengan jawaban sosok yang ada di depannya. Bagaimana mungkin?

“TIDAK!!! TIDAK MUNGKIIINN!!! Ayahkulah yang setiap hari pulang larut malam dengan mata merah dan menyeretku turun dari tempat tidur. Dia yang memukuliku dan menghajarku hingga aku nyaris pingsan!! Ayahku yang mengurungku sepanjang malam di dalam dingin kamar mandi gelap tanpa cahaya. Ayahku yang melakukan itu semua!! Ayahku yang……..aarrgghh!!”

“HENTIKAN!!!” Sosok itu memegang lengannya.

“SADARLAH!! AYAHMU TAK PERNAH ADA DI DALAM KELUARGAMU! AYAHMU TAK PERNAH SEKALIPUN BERTEMU DENGANMU! DI RUMAH ITU HANYA ADA KAU DAN IBUMU!DAN TIDAK PERNAH ADA SOSOK SEORANG AYAH PUN DI SANA!TIDAK PERNAH ADA!!”

Dia terkulai lemas mendengar jawaban itu. Seandainya jawaban itu bukan dari sosok dirinya sendiri, mungkin dia tidak akan percaya. Semua kata tercekat di tenggorokan, pandangannya nanar, dia jatuh terduduk.

Sosok itu mendekat dan duduk di sampingnya. Sejenak hening menciptakan jarak di antara mereka.

“Ayahmu telah meninggalkan ibumu saat kau masih dalam kandungan. Sejak kecil, hanya ibumu yang mengasuhmu sendiri dengan keringat dan darahnya. Tetapi keinginanmu tentang kehadiran figur ayah, menciptakan sebuah sosok seorang ayah dalam duniamu sendiri. Sosok ayah tempatmu bermanja dan menghabiskan waktu bermain di taman atau memancing di sungai seharian. Sejak kecil kau selalu mengajaknya bicara dan memintanya membacakan cerita sebelum tidur. Padahal di sana tidak ada siapa-siapa.”

”Ibu tahu itu semua, tetapi dia hanya bisa diam dan menangis melihat itu terjadi. Dia tidak ingin menyadarkanmu dan mengambil semua mimpi dan kebahagiaan yang kau rasakan bersama sosok seorang ayah di dalam duniamu. Dia tahu, dia tak bisa memenuhi figur orang tua sepenuhnya bagi dirimu,” sosok itu bercerita perlahan.

Matanya terasa panas, dan perlahan airmatanya meleleh. Dia teringat kembali wajah ibunya yang sembab karena air mata ketika tanpa sengaja dia memergokinya di halaman belakang. Jadi semua air mata itu karena dirinya?

“Sampai akhirnya ketika kau mulai dewasa, dan mulai banyak membaca dan berpikir, sosok ayah yang kau ciptakan itu ternyata tidak juga hilang karena tanpa kau sadari, kau telah merasa nyaman dengan dunia yang kau ciptakan sendiri. Sampai akhirnya sosok ayah itu menjelma menjadi alter ego-mu sendiri. Menjadi wujud dari kemarahan yang ada dalam dirimu. Sosok ayah yang telah memukul pelipismu, menghajarmu dan menguncimu dalam kamar mandi, adalah dirimu sendiri.” Sosok itu menghela nafas. Dia tahu ini akan menjadi sesuatu yang tidak mudah untuk diterima.

“Luka di wajahmu itu adalah awal dari fase kemunculan alter ego-mu. Malam itu, tanpa sadar kaulah yang telah mengiris pelipismu sendiri dan membenturkan kepalamu hingga berdarah dan nyaris mati. Dirimu dalam ’sosok ayah’ mu yang kau ciptakan sendiri. Sejak saat itu hampir setiap malam kau melakukan hal yang sama. Ego-mu dalam sosok ayahmu yang memukulimu, mencambuk tubuhmu dengan sabuk kulitnya, dan mengurung dirimu sendiri dalam kamar mandi.”

”Ibumu tak bisa mencegah semua itu terjadi. Dia merasa semua ini adalah kesalahannya karena membiarkan sosok ayah itu tetap hidup dalam duniamu. Dia hanya bisa menangis, melihatmu menyiksa diri. Dia mengangkatmu ke tempat tidur ketika kau hampir pingsan. Membersihkan setiap darah di lantai kamar seakan tak terjadi apa-apa. Dia tak ingin membiarkanmu dirawat di rumah sakit jiwa karena dianggap schizophrenic oleh dokter.”

”Sampai akhirnya kau memutuskan lari pada minuman memabukan dengan alasan tidak tahan perlakuan ayahmu. Padahal kau bukan sedang berlari dari ayahmu, tetapi kau berlari dari dirimu sendiri. Dari alter ego-mu. Dan meninggalkan ibumu dan Tuhanmu!”

Waktu seakan berhenti untuk memberi ruang pada sketsa hidupnya yang satu persatu muncul kembali pada layar pikirannya. Perlahan sosok itu pun memudar dan berangsur hilang dalam gelap.

Dia jatuh tersungkur. Badannya lemas. Dia merasakan pusing yang teramat sangat. Ruangan gelap itu seakan berputar kencang mengelilinginya. Pikirannya kacau. Dia mulai menggumam, mulai meracau. Tak ada lagi batas nyata dan abstrak dalam dunianya. Semua berputar menjadi satu. Begitu cepat memutar……

Dan di tengah pusaran yang berputar, dia melihat sebuah wajah yang begitu damai. Penuh senyuman. Wajah yang tak asing lagi. Dia berteriak, sebelum akhirnya semua menjadi gelap kembali.

BRAKK!!!

Sebuah bunyi keras, membawa kesadarannya kembali. Bunyi pertama yang dia dengar setelah sekian lama dia tak sadarkan diri. Di susul cahaya terang yang perlahan merasuk ke dalam kamarnya. Dia tak bisa bergerak hanya bisa tergeletak, lemah.

Sayup terdengar suara langkah mendekat. Dia tak bisa melihat dengan jelas, kepalanya masih terasa pusing. Sebuah gerakan perlahan nampak samar di depannya. Pendar cahaya sedikit demi sedikit membentuk sebuah garis wajah yang sempurna. Wajah itu, wajah malaikat terindah yang pernah ada. Wajah Ibunya!!

Dirasakannya usapan lembut di rambutnya. Ibu begitu mengasihinya. Dia tersadar dari mimpi buruknya semalam. Ternyata bayang masa lalu masih menaunginya. Tapi tak urung dia mengucapkan ”Alhamdulillah”. Allah masih menyelamatkan nyawanya hingga hari ini dan memberinya kesempatan memperbaiki diri di jalan-Nya.

Kupu-kupu beterbangan di atas sekuntum bunga yang baru mekar. Diam tak bergerak, diamatinya kupu-kupu itu. Mengagumi keindahan warna kupu-kupu, kuning kehitaman. Keindahan bunga berwarna merah muda keunguan. Juga keindahan cerahnya matahari menyilaukan mata. Keindahan suasana hatinya pagi ini.

Ya, hatinya. Dia mencoba membuat suasana hatinya lebih indah pagi ini. Meski jauh di dalam sana, ada yang tetap mengiris, pedih. Sakit. Teramat sakit. Tapi apapun itu, dan bagaimana pun ia kini, Ayah tetap figur idola baginya. Meskipun mungkin sampai mati, dia tak akan pernah tahu, siapa dan bagaimana sosok ayahnya.

Melambai-lambai, nyiur di pantai
Berbisik-bisik, Raja K’lana


naaaa.... naaaa.... laaaaa..... naaaa.....

Life After Choice

ketika aku mulai bisa mengerti

aku pun akan terus bertanya

mengapa aku begini, mengapa dia begitu,

mengapa mereka seperti itu

aku tahu ini akan berbeda

tapi aku sungguh tidak ingin membuat semua ini menjadi berbeda

aku terus mencoba untuk terus mengerti dan pahami

hingga aku tak kuat lagi,

lepas dan terurai

dan aku pun juga mendengar dia tertawa, terbahak, dan melebarkan senyum gilanya dan berkata

aku adalah aku, bukan dia, bukan pula mereka

aku hidup dalam dunia ku, bukan dunia dia, atau pun dunia mereka

inilah aku dengan segala yang ada pada diriku

hitam putih gelap terang adalah diriku

aku akan memegang mu ketika kamu keliru se picik apa pun kamu melihat ku akan terus bersamamu

suka atau tidak aku akan terus memegang mu

karena bagaimana pun juga,

kamu adalah aku adalah sahabatmu

.......

Sendirian kadang lebih menyenangkan, Dalam kesendirian kita bisa merasakan kebebasan, dalam kesendirian kita bisa menarik nafas dengan lega, dalam kesendirian kita bisa berpikir dengan lebih jernih dan rasional, dalam kesendirian kita bisa melepaskan segala beban yang telah lama bertumpuk dalam diri kita, dalam kesendirian kita bisa mengisi kembali energi untuk memulai hidup pada esok hari. @@@Wew Efek deprEsi Berat Nech…. Wakakakakakak

Saudaraku,

Kadang kita tak sadar dengan waktu yang kita buang dengan sia-sia, waktu kita habis karena kita menunggu sahabat yang kadang datang terlambat, terbuang karena obrolan tak bermutu yang sebenarnya hanya mengulang dari apa yang telah di katakan pada hari-hari sebelumnya, Tercuri oleh jalan-jalan melelahkan tanpa tujuan. @@@Wah Efek Gerhana Dalan Usia Senja ….

Saudaraku,

Hidup adalah pilihan, tak semua ajakan harus kita penuhi dan kita terima, target yang ingin di capai hendaknya harus bisa menjadi prioritas utama kita dalam mengambil keputusan antara menerima atau menolak ajakan yang di ajukan. Menolak tidak selalu harus di artikan sebagai pemutusan jalinan terhadap apa yang telah kita rangkai. Kadang menolak bisa di artikan sebagai bukti bahwa kita memiliki pendirian dan prinsip yang teguh. @@@ beuh sok Idealis padahalmah Pragmatis@@

Saudaraku,

Hidup adalah pilihan, kesalahan dalam menentukan pilihan akan menimbulkan penyesalan yang tiada akhirnya di masa depan kelak. Penyesalan datang ketika telah melakukan perbuatan, tak ada penyesalan yang terjadi pada awal cerita, ia akan datang pada akhir dari sebuah cerita. Karenanya selalulah berhati-hati dalam menentukan pilihan.



Malam sunyi,

MAlam Gelap



Ingatlah……

Penyesalan datang dari,

Waktu yang tak pernah bisa di ulang





Sebuah penyesalan dari diri ini telah membawa seseorang kedalam dunia dimana diri ini sering untuk terluka, sedih dan tersayat ketika melihat dia orang yang disayangi terluka, rasa sesal itu..rasa sesal telah membawa dia kedunia yang penuh dengan perasaan emotional,,Diri ini terlalu egois untuk selalu ingin hadirkan dia dalam bayangan disamping diri ini.



Sampai akhirnya,, Berat dan terasa sulit untuk berikan yang terbaik untuk nya…sebelum penyesalan itu berlanjut dan membuat semakin terluka, diri ini ingin tuk pergi dari dunia dimana ia ada. biarkan ia kembali dengan dunia lalunya, dimana ia bisa tersenyum dan bahagia dengan semuanya tanpa hadirnya seorang PSYCHO, tidak terluka dan tidak bersedih…diri dan jiwa ini meminta maaf telah menyeret seseorang kedalam Dunia yang terlalu Sulit untuk dimaknai. Diri ini hanya ingin ia tersenyum dan bahagia seperti saat ia pertama Dikenal…



Dan biarkan diri ini kosong dengan para kelelawar malam.karena mungkin disanalah kebahagian itu akan tertapaki, Dengan harapan setelah jiwa ini pergi ia akan tersenyum untuk kebahagiannya.



Last But Not Least


“Alfreddy Rakean Massengjaya Ardiwinata”

“sebuah Rumah Sederhana Diujung sebuah Kota tua”

”bunga itu Mekar

Bunga Itu layu”

coretan tentang perpisahan

Suatu hari seorang anak muda bertanya kepada gurunya. “Sentaku, ceritakan padaku tentang perpisahan.” Mendengar pertanyaan itu Sentaku tersenyum. Setelah duduk, meletakkan tongkatnya dan menghela nafas, dengan bijaksana Sentaku mulai bercerita.

“Perpisahan adalah awal bagi yang baru. Seperti rajawali saat meninggalkan anak-anaknya. Seperti ular yang membuang kulit luarnya di musim panas. Pun seperti letupan dalam buih, setiap hentakan perpisahan selalu melahirkan pencerahan yang akan terbekal dalam waktu selanjutnya.

Tidak perlu benci, tidak perlu dendam, tidak perlu pembalasan. Seperti air yang selalu mengalir ke bawah, perpisahan adalah alami. Meninggalkan dan ditinggalkan selalu menjadi bagian hidup anak manusia. Sebab, kelak setiap orang pasti akan meninggalkanmu.. atau justru kamu yang akan meninggalkan mereka.

Tidak ada kebersamaan yang abadi, bumi selalu berputar, pagi selalu hadir sebagai titik pisah antara malam dan siang. Seperti anak panah yang melesat dari busurnya, anak panah itu akan berlari menuju sasaran, dan busur pun kembali siap menjadi pelontar bagi yang lain. Itulah proses, itulah roda, itulah waktu.

Perpisahan pasti berbekas. Setiap keratan dan sayatannya adalah hasil dari pisau-pisau tajam kehidupan yang mengukir lembut setiap jengkal tubuhmu. Terima dan resapi itu, kelak karena perpisahan engkau akan menjumpai bahwa setiap helai hatimu telah menjadi lebih indah dari sebelumnya. Bukankah benang sari harus meninggalkan tangkainya – lalu memeluk erat putik bunga – untuk menjadi buah?”

Setelah beberapa waktu meresapi kata-kata gurunya, aura cerah memancar dari wajah anak muda itu. Ia pun undur diri dan mulai melangkah melanjutkan hidupnya.

———–

Sebait Tanda tanya

Siang ini saya sempat berbincang denganseorang teman yang jauh..diakhir kesempatan dia menitipkan beberapa katamutiara .. ..

1. Hidup sesungguhnya hanya ada 2 pilihan;baik&buruk, hitam&putih..kitalah yang nentuin pilihan itu kemana arahnya..


untuk poin ini sebagian saya .. setuju sebagian ...poin yang saya setuju adalah dalam hidup ini kitaharus memilih ...tapi untuk urusan hitam dan putih ... kayaknya sy sedikit berbeda pendapat. gimana kok bisa .... jika hidup ini hitam putih berarti kita akanjadi mesin karena semua bisa dibuat binary ( noldan satu saja) ..

but kenyataannya hidup ini berkembang seiring perkembangan peradaban serta pola pemikiranmanusia. dan akhirnya hidup ini nggak jadi hitamputih .. tapi juga ada biru, merah, hijau ....dan manusia yang mampu menggunakan akal pikirannya akan semakin berwarna hidupnya ....

ntar dulu ... klo dalam kitab suci Al Quran ... kitadiberikan ruang untuk berpikir dan berkreasimenciptakan warna-warna dalam kehidupan ini...namun disatu saat ada area yang membutuhkan ketaatan kita ...dimana akal kita nggak akan bisa mencernanya ..disini yang diminta adalah ketundukan dan kepatuhan ...

well... itulah manusia .. sebagai makhluk yang diciptakan sempurna oleh Allah SWT dengan segala sifat yang menyertainya ... kecenderungan untuk bertakwa dan bermaksiat kepada Allah sebagai sang pencipta.


2. About LOVE..it's not how to forget, but how toforgive..it's not how to listen, but how tounderstand..it's not about what u see,but what u feel..it's not how to release..but how to stand..

3. to love is nothing, to be loved is something, to be loved by the one you love is everything


opini kedua dan ketiga dari temen saya adalahmengenai CINTA ...ketika membaca opini ini ... sambil senyum2kecil ...CINTA ... bikin hati ini gimana gitu .... :) nggak muna dech ... kita pasti merasakan CINTA ..

CINTA nggak dapat didefinisikan secarasederhana karena CINTA mempunyai kemampuanmenembus dimensi ruang dan waktu.

dengan CINTA .... kita mampu menjagapeninggalannya ...dengan CINTA .... kita mau melakukan yangdiminta dan meninggalkan yang tidak disukainyadengan CINTA .... rela mengorbankan dirisendiri ...dengan CINTA pula ... mampu mengerakkansesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin ...itulah kekuatan CINTA ...

namun ... sayangnnya CINTA sekarang kadangdiartikan sempit .. yaitu kesenangan sesaat yangdidasari NAFSU ... dengan alasan CINTA perlupengorbanan ... maka NAFSU pun diutamakan ....

sayang ... CINTA hanya sebatas NAFSU .. But I am sure You not like that......

I hope....

Tentang dia

sebuah kisah dari latar kehidupan yang penuh dan sarat akan perasaan.....

teringat akan sebuah lagu yang dulu sering dinyanyikan oleh ayah dan ibu...
"sengaja aku datang kekota mu,, lama nian tidak bertemu.."
sebuah lagu yang indah,, ketika hampir 5 tahun tidak berjumpa,, tidak berkomunikasi,, namun begitu indah tuhan menciptakan perasaan ini untuk dia.. begitu hebatnya perasaan yang tersimpan, sehingga tak mampu diri ini memberikan perasaan yang sama bagi para hawa lainnya..

tersimpan dalam hati,, terrekam dengan jelas setiap waktu yang terlewati bersamanya,, dalam bayangan senja yang selalu menyatukan keterasingan kami.. ya kami,, aku dan dia lima tahun yang lalu..

kembali ke sebuah masa dmn dulu kami sering bercengkrama,, saling tertawa,, memberi senyuman.. dan duduk bersama untuk saling berbagi...

dan tentu saja,, aku masih ingat sebuah syair indah yang kau tulis untukku..
"izinkan aku menjaga mu seperti awan menjaga langit biru
 izinkan aku melukiskan senyum itu, senyum yang dulu terpancar selalu diwajahmu.
 bukan sedu sedan yang sendu."

kau tau... dan aku pun tidak pernah tahu...
semua mengalir dalam alunan irama kehidupan,, dan sekrang mengantarkan engkau kepintu sebuah kebahagian,,,
mungkin ada perasaan yang mengganjal dalam sanubari,, jiwa yang tlah lama bersemayam rasa cinta untuk nya..
bukankah kita dulu pernah berikrar untuk saling bersama,, saling menjaga,, saling mencinta,, kita pun pernah berada dalam satu asa yang sama.. satu janji yang pernah terucap dari kita,, bahwa kita ada,, kita bersama.. teringat dengan jelas,, saat kau tuliskan banyak makna dalam kehidupan ku,, kau coretkan dalam batu yang tak kan pernah lepas dari ingatan..

duhai kau wanita ku.. kini aku terbaring dalam peraduanku,,
duhai kau kekasihku,, adakah perasaan ini hanya untukmu selalu..
duhai engkau yang telah mengukirkan rasa cinta dihatiku...

ingin ku teriakan nama mu dalam bait-bait suci kata cinta yang ku sampaikan melalui getir detak jantungku...
ingin ku lepaskan nafsuku untuk selalu memiliki mu...
ingin ku pegang erat tangan mu dengan kasih sayang yang terendap sekian lama dihatiku..

duhai wanita ku...
saat ini,, kau tlah ikatkan jiwa mu pada ikatan suci itu...
saat ini sosok aku tlah berganti dengan sosok pria lain yang lebih dari aku..
saat inipun masih terbayang saat pertama engkau dan aku bersama...

wahai engkau yang dulu pernah ada untuk bersamaku...
izinkan aku tuk mengucapkan selamat atas pernikahan mu..

wahai engkau yang dulu adalah bidadariku..
izinkan aku tuk menyemayamkan kata cinta yang dulu pernah terbina...

wahai engkau gadis yang menghiasi hari-hariku..
izinkan aku untuk memupuskan asa bersamamu..

wahai engkau yang dulu tulus bersamaku..
izinkan aku tuk meneteskan air mata, sebagai restuku untuk mu dan untuknya..



salam... salam... salam...
selamat berbahagia hoshi..
dari aku,, untuk dia..
sebuah rumah kenangan yang kan terkunci untuk selamanya..
bandung,02 oktober 2010..

Tanda Tanya untuk tanda titik

kisah dua anak adam yang terlarut dalam sebuah dilema. dilema antara moral4, etika dan agama. intrik dalam pergolakan hati, pertentangan batin dan kenyataan yang membawa mereka kedalam dunia yang sangat jauh dan sulit untuk dimaknai oleh hati manusia biasa yang tidak akan mengerti apa dan bagaimana sesungguhnya perasaan yang mereka alami dan kenapa mereka seakang terjebak dalam dunia mereka.


x.terlahir dari keluarga taipan yang cukup disegani di kota kelahirannya, seorang pemuda yang ramah dan rapih menunjukan dari mana ia berasal, sosok yang begitu ceria, supel dan berkarakter kuat, dewasa dan pintar tapi humoris,penuh semangat sebagai pemuda, namun jalan kehidupan telah merubah nya menjadi sosok yang berbeda, perceraian orang tua lagi-lagi merobohkan semangat jiwa seorang anak manusia dan meluluh lantahkan menjadi berkeping-keping kaca yang berserakan tak tentu arah dan tujuan, disaat yang bersamaan, muncul masalah lainnya, ketika sang gadis pujaan hati yang selalu ada bersamanya, menyejukannya dari panas dan dari dahaga kasih sayang yang hilang, memutuskan jalinan asmara yang begitu indah.belum ia sangat berubah dari yang humoris menjadi seorang yang pendiam dan sangat menjaga jarak dengan orang-orang teredekatnya. tak ayal kondisi ini membuat nilai-nilai kuliah nya hancur dan lebih berantakan lagi.namun dalam kegalauan dan kesedihan nya itu, ia bertemu dengan sosok y yang membawanya ke keadaan yang lebih baik sehingga x memperoleh semangat untuk menatap masa depan yang lebih baik darinya. tapi apakah bagaimana kedekatan x dan y berubah dalam sebuah jalinan yang sangat sulit dimengerti oleh kita. dan mengapa akhirnya x meninggalkan y?

y. seorang yang menyimpan banyak misteri bagi mereka yang mengenalnya, pemuda yang baik dan pintar, juga senang bermain musik dan anggota salah satu band indi kota bandung. sangat pandai dalam bermusik, tapi ia juga seorang yang pintar dan cerdas dalam pelajaran. sosoknya mampu mengubah suasana hati yang sedang sedih menjadi bahagia karena kehadirannya, ia banyak memberikan inspirasi bagi orang lain. kehidupan keluarganya memang sangat tragis, kematian sang bunda sangat meninggalkan jejak yang sangat berarti bagi ia. kahidupan mengantarkannya ke kota bunga untuk menuntut ilmu dan mempertemukannya dengan sosok x. sosok y dan x sangat berbeda tapi mereka bisa bersatu dalam perbedaan yang mereka miliki, y yang selengean dan x yang rapih sesuatu yang sangat berbeda dilihat dari sekilas saja. tapi itulah mereka, dalam perbedaan itu mereka bersatu dan menjadikan perbedaan menjadi sesuatu yang indah. namun, benarkan y merasakan apa yang x rasakan dan bagaimana sikap y saat akhirnya mereka harus terpisahkan?

L. seorang pemudi khas mojang bandung, ayu, halus dalam bertutur dan menjadi pasangan dari y, tapi apakah L tau dan paham apa yang terjadi dengan x dan y, benarkah L bisa menerima x dan y apa adanya dan mengikhlaskan mereka berdua?

bunda x. seorang ibu yang penuh kasih sayang, tanpa menghardik ia menerima semua yang terjadi pada keluarganya, ia seorang yang berjiwa sangat ikhlas dan penuh pengertian, demikian pula terhadap x,y dan l. ia mengerti sepenuhnya apa yang terjadi terhadap mereka. namun bagaimana dengan perasaan sesungguhnya yang dirasakan oleh seorang ibu ketika melihat putranya berbeda dengan yang lainnya, tetapkah ia bisa ikhlas demi kebahagian anaknya??

ya semua meninggalkan tanda tanya untuk titik yang tak pernah terjawab. hanya menyisakan tanda tanya untuk kita yang membacanya.
"ketika cinta telah terbawa sampai mati, haruskah kita bertanya tentang arti cinta?"