Dec 9, 2012

Sudut Pandang Ru Su dan ZU #5 (Dialog Su dan Zu)

Bandung, April 2007

Sudut pandang Ru

saat ini saya sangat lelah, ingin sejenak melarikan diri dari segala penat yang ada. bukan hanya jiwa ini yang lelah, namun semuanya...

saya hubungi kedua sahabatku, rasanya diri ini ingin bercerita dengan mereka saat ini, kesendirian ini membuat diri ini semakin tersiksa..

ah saya benci tatapan mata Su saat saya datang..

**

Sudut pandang Su dan Zu..

- ru sudah tidur?
- ya, dia datang sejam yang lalu.
- apa yang Ru ceritakan?
- gak ada, dia datang dan langsung tidur.
- tidak biasanya Ru seperti itu, kalian berantem lagi?
- ga.

kulihat Su tatapannya menyimpan amarah, tapi seolah terlampaui oleh keinginannya Su menyimpan semua amarahnya dalam sorotan matanya. dan aku tau kenapa Ru langsung tidur, dia sangat benci tatapan mata Su saat seperti ini, jika Ru bisa memilih antara harus pulang dan diam pasti Ru akan pulang, namun saat ini Ru pun sedang lelah. aku tau Ru dan Su sedang menyimpan sesuatu. namun mereka tak pernah mengijinkan aku tuk memasuki dunia mereka.

- Su..
- Ya,
- kamu tau,
- ga.
- please, jangan memotong dulu biarkan aku habiskan kalimatnya.
- oh maaf, silahkan.
- kalian, sebenarnya ada apa antara kamu dan Ru?
- emang ada apa antara Gw dan Ru?
- ga, tapi kalian itu beda, sikap kalian sekarang dingin ga seperti dulu lagi.
- beda? apa nya?
- klo boleh aku minta, please, bisa ga nada bicaranya ga usah tinggi..
- ok..

ga pernah ada dalam diri gw untuk bermaksud kayak gini, bersikap dingin dan datar seperti ini. tapi inilah diri gw, saat fisik lelah itu langsung naik ke mood al-hasil Zu ngira gw marah, padahal ga sama sekali. dan percuma menutupi ini semua, Zu rupanya telah sadar, bahwa Gw dan Ru memendam sesuatu yang Zu sama sekali ga boleh tau. bukan karena ingin menyimpan rahasia ini dari kebenaran, karena waktu itu akan berbicara kelak dalam bahasanya yang lugas. hanya saja Gw ga ingin persahabatan Gw, Ru, dan Zu hancur karena hal sepele antara Gw dan Ru. jadi biarkan saja suatu masa nanti waktu yang menyampaikan langsung kepada Zu.

- saat gw lagi ga mau ngebahas apapun. please..
- ok,
- boleh Gw ngerokok?
- terserah, klo itu bisa membuat kamu lebih baik saat ini.
- ok, sebatang..

dan sebatang roko ku nyalakan, menemani malam ini. kulihat Ru ternyenyak. ku lihat muka nya yg polos, seakan dia masih remaja diusianya yg mulai beranjak dewasa, tak hanya itu, sikapnya pun demikian, yah sikap Ru yang kadang childish seakan terjebak dalam usianya yang tak lagi muda, tapi sebenernya, dia yang paling berpikir dewasa diantara kita bertiga.
kadang ada hal-hal yang tak bisa ku bagi dengan Zu saat seperti ini, sebaliknya pun sama. ada hal hal lain yang Gw ga bisa ceritain sama Ru, meski mereka berdua begitu dekat saat ini. masing-masing diantara kita punya irisan yang menjadi area pribadi masing-masing.
dan malam ini gw tau, tak seharusnya gw bersikap seperti ini kepada Zu dan Ru, semoga kata maaf tidak berujung pada usang nya makna yang melekat pada nya.