**
Bandung, 2012
sudut pandang RU
hari ini bertemu dengan Su, ah entahlah perasaan bersalah
ini semakain menghantui diri ini.
dan aku tak pernah merasa begitu bersalah pada siatuasi
apapun, sebelum hari ini..
aku amati Su, kami tidak bertemu setelah sekian lama,
mungkin pada situasi hari ini, yah 2 tahun yang lalu terakhir kami berbincang
seperti hari ini. ini lah yang aku rindukan, saat Su menceritakan apa yang
menjadi bebannya, masih seperti dulu
gaya berbicaranya, dengan tense yang khas, namun kali ini aku mengerti apa yang
dialami Su
“hei Su, kemana kamu melangkah. kenapa langkahmu begitu
gontai.”
“sudahlah Ru biarkan aku menikmati semua ini, sejak pengkhiatanmu
itu aku tak pernah ingin kamu peduli tentang
kehidupan ku, biarkan aku dengan semua ini, aku tahu apa yang aku lakukan.”
aku tahu, akulah penyebab semua itu, kenapa Su kembali ke
alkohol, kembali ke obat-obatan sialan itu. ketololan diri ini yang terlalu
egois menyebabkan semua itu, seandainya saja dulu aku tak mengkhianatinya
mungkin Su saat ini lebih baik.
aku sedih, tapi apa guna nya kini, seharusnya dulu aku
berpikir lebih jauh tidak egois mementingkan kepentingan ego pribadi. dan
akhirnya sahabat ku Su harus menderita sampai detik ini. Su aku menyesal dengan
semua yang terjadi ini, seharusnya dulu aku pergi saja dan tidak menyeretmu
kedalam dunia ku. seharusnya aku terbang bersama para kalelawar malam itu dan
tidak hadir dalam bayangan indah kehidupan mu. aku ingat, aku pernah berkata, “aku
memiliki masalalu yang indah, tapi karena dia aku sadar semua itu kosong, semua
itu hampa dan kenyataannya kebahagian ku adalah masalaluku yang kosong”.
Su yang merubah aku dari kubangan hitam penuh lumpur menjadikan
aku orang yang berguna dan berlogika. namun saat ini ku lihat Su terjatuh
kedalam kubangan itu dan aku yang menjatuhkanya. tuhan parodi seperti apa ini,
kenapa kau gariskan hal seperti ini pada diri ini. Su aku mohon kembalilah pada
dirimu, diri yang mampu memberi inspirasi bagi sahabat-sahabatmu. diri yang
selalu memandang optimis setiap permasalahan. Aku tau tak bisa bersamamu saat
ini,
dan hari ini, Tuhan memberikan aku jalan untuk meneteskan
air mata. untuk dia, yah untuk dia sahabatku Anaiyze Ratsuga. doa dan salam ku
untuk kebahagian mu selalu.
*sudut pandang Zu
kehidupan tak selalu sama, setiap detik menit yang
terlampaui selalu saja meninggalkan sebuah kesan. saat ini aku tak ingin
menyalahkan siapapun dan apapum, karena aku tau setiap orang pernah dan pasti
akan melakukan kesalahan. tidak terkecuali pada dia yang pernah aku sayangi dan
aku benci deru hyrlf.
hari ini aku menyengajakan untuk mampir sejenak, sudah lama
rasanya tidak bertemu orang itu, sedikit rasa penasaran memang mengganggu
tentang dia yang dulu selalu ada dalam kesedihan dan kesenangan ku. dia
nampaknya bisa mulai menjalani hari-hari yang indah, aku bahagia melihat dia
seperti itu. kembali menjadi Ru yang dulu, ru yang selalu memberikan perhatian,
kasih sayang dan senyuman yang selalu aku rindukan dari wajah polosnya yang
kadang terlihat tolol dan bodoh.
sebenarnya tak banyak yang ingin ceritakan saat ini, hanya
saja entah ini perasaan rindu setelah sekian lama tidak berjumpa atau, memang
emosi diri ini sedang menigkat dengan semua masalah akhir-akhir ini.
yahh aku tau Ru selalu memperhatikan ku, meski dua tahun ini
hanya kebencian yang terjadi antara aku dan Ru. namun kali ini aku tak melihat
semua itu, dan aku pun sungguh Tuhan mengajarkan aku untuk ikhlas menjalani
semua ini.
aku lihat wajahnya masih sama, sedikit lebih cerah saat ini,
aku menyayanginya namun dengan sudut pandang yang berbeda saat ini. aku hanya
ingin tau bahwa aku sudah memaafkannya, jangan lagi ia menyimpan perasaan
bersalah. aku tau ia sangat tersiksa dengan semua pengkhianatannya. sudah cukup
ia menderita, aku hanya ingin tertawa saat ini, tanpa beban, bebas seperti angin,
mengalir dalam air yang hangat. dan bersama dalam trilogi emosi.
*sudut pandan Zu
merah dan biru.. ada apa dengan mereka, selalu saja mereka
tak pernah untuk membagi warna mereka.. aku hanya menikmati warna hijau ini
sendiri. bersama angin seolah aku terlupakan begitu saja oleh merah dan biru.
mengapa mereka tak mengerti warna ini, aku takpernah lagi melihat Ru dan Su..
namun aku merasakan, lewat doa yang kulantunkan.. lewat bait
yang kutuliskan pada angin dan lewat hati yang merasakan kedua sahabatku itu
sedang bergejolak dan terjebak dalam ritme kehidupan.
ingin sesekali aku berkata, hei Ru .. Hei Su.. aku disini,
mengapa seolah-olah aku tak nampak dalam pandangan kalian. aku tau antara Ru
dan Su terjadi konflik hebat yang tak bisa aku mengerti dan maknai. ru dan su
menutup rapat mulut mereka setiap kali aku bertanya tentang mereka, dan mereka
selalu menghindar untuk hadir dalam trilogi.
ah kadang aku jenuh dengan mereka, namun merah dan biru
terlanjur menyatu dalam rona alam kehidupan ku.. akupun tak kuasa untuk menutup
mataku untuk tidak melihat mereka bersama seperti saat kami berjumpa.
dan akhirnya aku seperti awan yang melukis senyuman itu
sendiri, bukan nya untuk nya, bukan untku tapi untuk Ru dan Su..
seperti warna, kata pun membaur dalam goresan tinta yang meninggalkan arti dalam setiap maknanya... merah biru dan hijau trilogi emosi... |
No comments:
Post a Comment
Ayo semua...
jadikan hidup kita lebih berarti dan bermanfaat bagi kita
bagi dunia kita...
salam selalu untuk Kalian...