Jan 9, 2013

Pendekatan Client Centered dalam Bimbingan dan Konseling Keluarga



A.      Pengertian Bimbingan dan Konseling Keluarga

Menurut Perez (Willis: 1994) mengemukakan pengertian konseling keluarga (family therapy) sebagai berikut :
“Family therapy is an interactive process which seeks to aid the family in regaining a homeostatic balance with which all the member are comfortable.”
Definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa konseling keluarga adalah suatu proses interaktif untuk membantu keluarga dalam mencapai keseimbangan dimana setiap anggota keluarga merasakan kebahagiaan.
Menurut Sofyan S Willis (1994; 78) konseling keluarga adalah usaha membantu individu anggota keluarga untuk mengaktualisasikan potensinya atau mengantisipasi masalah yang dialaminya, melalui sistem kehidupan keluarga, dan mengusahakan agar terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri individu yang akan memberi dampak positif pula terhadap anggota keluarga lainnya.

B.       Konsep Dasar Pendekatan Client Centered

Pendekatan konseling client-centered menekankan pada kecakapan klien untuk menentukan isu yang penting bagi dirinya dan pemecahan masalah dirinya. Yang paling penting dalam kualitas hubungan konseling adalah pembentukan suasana hangat, permisif dan penerimaan yang dapat membuat klien untuk menjelajahi struktur dirinya dalam hubungan dengan pengalamannya yang unik.

1.    Dasar Pandangan client-centered Tentang Individu

Konseling non-direktif sering pula disebut “Client-Centered Counseling“, yang memberikan suatu gambaran bahwa proses konseling yang menjadi pusatnya adalah klien, dan bukan konselor. Ciri :
a.       Kegiatan sebagian besar diletakkan di pundak klien itu sendiri
b.      Klien didorong oleh konselor untuk mencari serta menemukan cara yang terbaik dalam pemecahan masalahnya.

a)      Ciri-Ciri Hubungan Client Centered:

Adapun ciri-ciri hubungan client centerd yaitu sebagai berikut:
(1)    Hubungan Client Centered ini menempatkan konseli pada kedudukan sentral, konselilah yang aktif untuk mengungkapkan dan mencari pemecahan masalah. Jadi ini berarti bahwa hubungan ini menekankan pada aktivitas konseli dan tanggung jawab konseli sendiri. Selain itu, terapi ini ditujukan kepada konseli yang sanggup memecahkan masalahnya agar tercapai kepribadian konseli yang terpadu.
(2)    Sasaran konseling adalah aspek emosi dan perasaan bukan segi intelektualnya.
(3)    Titik tolak konseling adalah keadaan individu termasuk kondisi sosial psikologis masa kini, bukan pengalaman masa lalu.
(4)    proses konseling bertujuan untuk menyesuaikan antara ideal self dan actual self.
(5)    Konselor berperan hanya sebagai pendorong dan pencipta situasi yang memungkinkan konseli untuk bisa berkembang sendiri, atau konselor bersifat pasif reflektif.



b)      Pokok-Pokok Teori Rogers

Ada tiga pokok teori mengenai kepribadian yang dikemukakan oleh Rogers yang mendasari teknik konselingnya. Diantaranya adalah sebagai berikut:
(1)    Organisme
Organisme yaitu totalitas individu yang memiliki sifat-sifat sebagai
berikut:
(a)    Bereaksi secara keseluruhan sebagai satu kesatuan yang teratur terhadap medan phenomenal untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
(b)   Memiliki motif dasar yaitu mengaktualisasi, mempertahankan dan mengembangkan diri.
(c)    Organisme kemungkinan melambangkan pengalaman-pengalamannya, sehingga menjadi disadari atau menolak untuk melambangkan pengalaman-pengalaman tersebut sehingga tetap tidak disadari, atau kemungkinan tidak memperdulikan pengalaman tersebut.
(2)    Medan Phenomenal
Medan phenomenal adalah keseluruhan pengalaman yang pernah dialami. Pengalaman tersebut disadari atau tidak tergantung dari apakah pengalaman tersebut disimbolkan tau tidak. Medan phenomenal hany dapat diketahui oelh subjek yang mengalaminya. Orang lain hany dapat mengetahui pengalaman seseorang melalui kesimpulan atas dasar empati (empatic inference). Kesadaran tercapai kalu pengalaman itu disimbolisasikan.
Menurut Rogers, pengalaman terdiri dari:
(a)   Pengalaman yang disimbolisasikan, dan
(b)   Pengalaman yang tidak disimbolisasikan
Organisme berakasi tehadap kedua hal tersebut. Kemungkinan ada bahwa pengalaman tidak dapat di tes dengan kenyataan, sehingga mungkin dilaksanakan tindakan yang tidak realistis.
(3)    Self
Self merupakan bagian yang tidak terpisah dari medan phenomenal, yang berisi pole pengamatan dan penilaian yang sadar dari subjek. Dari pengalaman-pengalaman, seseorang akan dapat membentuk pola pengamatan dan penialaian terhadap diri sendiri secara sadar baik orang tersebu sebagai subjek maupun objek. Self ini dinamakan konsep diri (self-concept).
Berkaitan dengan Client Centered, bahwa konseling yang berpusat pada klien haruslah dilandasi pada pemahaman klien tentang dirinya atau dengan kata lain, pendekatan Rogers menitikberatkan kepada kemampuan klien untuk menentukan sendiri masalah-masalahnya, dan campur tangan konselor sedikit sekali. Klien akan mampu menghadapi sifat-sifat dirinya yang tidak dapat diterima lingkungannya tanpa ada perasaan terancam dan cemas, sehingga dia mampu mengubah aspek-aspek dirinya sebagai sesuatu yang dirasakan perlu diubah.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa konsep diri adalah merupakan gambaran seseorang tentang dirinya seniri. Gambaran yang lengkap tentang dirinya meliputi berbagai kemampuan, kelemahannya, sifat-sifatnya dan bagaimana hubungan dirinya dengan lingkungannya. Jadi konsep diri adalah bagaimana individu menyadari dirinya sendiri, dan mengenal dirinya sendiri

2.    Karakteristik Konseling Client Centered
Peran klien yang besar dibandingkan dengan konselor dalam hubungan konseling adalah merupakan karakteristik dari konseling Client Centered. Karakteristik utama dari konseling Client Centered, masing-masing menekankan pada:

a)      Tanggung jawab dan kemampuan klein dalam menghadapi kenyataan.

Seorang akan berfungsi sempurna apabila memiliki pemahaman tentang dirinya sendiri, dan terbuka terhadap pengalaman baru. Untuk memperolehnya, harus diberikan suatu kesempatan, pengalaman, dan tanggung jawab untuk menghadapi kenyataan. Kenyataan itu pada hakikatnya adalah sesuatu yang diamati dalam individu (Rogers). Jadi klien didorong untuk menentukan pilihan dan keputusan yang telah diambilnya.

b)      Pengalaman-pengalaman sekarang.

Konseling Client Centered tidak berorintasi kepada pengalaman masa lalu, tetapi menitikberatkan pada pengalaman-pengalaman sekarang. Untuk emngungkapakan pengalaman dan permasalahannya yang dihadapi sekarang ini, kosnelor mendorong klien untuk mengungkapkannya dengan sikap yang empati, terbuka, asli (tidak berpuar-pura), dan permisif.

c)      Konseling Client Centered tidak bersifat dinamis.

Konseling Client Centered bukanlah suatu bentuk hubungan atau pendekatan yang bersifat kakau atau merupakan suatu dogma, tetapi merupakan suatu pole kehidupan yang berisikan pertukaran pengalaman, dimana konselor dan klien memperlihatkan sifat-sifat kemanusiaan dan berpartisipasi dalam menemukan berbagai bantuk pengalaman baru.

d)      Konseling Client Centered menekankan kepada persepsi.

Konseling ini mengutamakan dunia fenomenal dari klien. Konselor berusaha memahami keseluruhan pengalaman yang pernah dialami (dunia fenomenal) dari kelien tentang dirinya sendiri maupun dari lingkungan.

e)      Tujuan konseling Client Centered ada pada diri klien, dan tidak ditentukan oleh konselor.

Koneling Client Centered ini menempatkan klien pada pada kedudukan sentral, sedangkan  konselor dengan sendirinya ada dan ditentukan oleh konseli itu sendiri.

3.    Fungsi Konselor dalam Konseling Client Centered
Dalam konseling Client Centered, ada beberapa fungsi yang perlu dipenuhi oleh seorang konselor/pembimbing. Fungsi yang dimaksud adalah:

a)      Menciptakan hubungan yang bersifat permisif

Menciptakan hubungan yang bersifat permisif, penuh pengertian, penuh penerimaan, kehangatan, terhindar dari segala bentukketegangan, tanpe memberikan penilaian baik posotif maupun negatif. Dengan terciptanya hubungan yang demikian itu secara langsung dapat melepaskan ketgangan-ketegangan, perasaan-perasaan, dan pertahanan diri klien. Menciptakan hubungan permisif bukan secara verbal tetapi juga secara non-verbal.

b)      Mendorong pertumbuhan pribadi

Dalam konseling Client Centered fungsi konselor bukan hanya membantu klien untuk melepaskan diri dari masalah-masalah yang dihadapinya, tetapi lebih luasnya adalah berfungsi untuk menumbuhkan perubahan-perubahan yang fundamental (terutama perubahan sikap). Jadi proses hubungan konseling di sini adalah proses untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan klien.

c)      Mendorong kemampuan memcahkan masalah

Dalam konseling Client Centered, konselor berfungsi dalam membantu klien agar ia mengembangkan kamampuannya untuk memecahkan masalah. Jadi dengan demikian salah satu potensi yang perlu dikembangkan atau diaktualisasikan pada diri klien adalah potensi untuk memcahkan masalahnya sendiri.
4.    Tujuan Konseling Client Centered
Secara umum tujuan yang ingin dicapai melalui pendekatan konseling Client Centered ialah untuk membantu individu (klien) agar berkembang secara optimal sehingga ia mampu menjadi manusia yang benar-benar berguna.
Secara terperinci tujuan dasar dari pendekatan konseling Client Centered adalah sebagai berikut:
a)      Membebaskan klein dari berbagai konflik psikologis yang dihadapinya.
b)      Menumbuhkan kepercayaan pada diri klien, bahwa dia memiliki kemampuan untuk mengambil satu atau serangkaian keputusan yang terbaik bagi dirinya sendiri tanpa merugikan orang lain.
c)      Memberikan kesempatanseluas-luasnya kepada klien untuk belajar mempercayai orang lain, dan memiliki kesiapan secara terbuka untuk menerima berbagai pengalaman orang lain yang bermanfaat bagi dirinya sendiri.
d)     Meberikan kesadaran kepada klien bahwa dirinya adalah merupakan bagian aru suatu lingkup sosial budaya yang luas, walaupun demikian dia masih tetap memiliki kekhasan dan keunikan tersendiri.
e)      Menumbukan suatu keyakinan pada klien bahwa dirinya terus tumbuh dan berkembang (process of becoming).

5.    Teknik Konseling Client Centered
Implementasi teknik konseling didasari oleh paham filsafat dan sikap konselor. Teknik konseling Rogers berkisar antara lain pada cara-cara penerimaan pernyataan dan komunikasi, mengahargai orang lain, dan memahami klien. Karena itu dalam teknik konseling Rogers ini diutamakan sifat-sifat konselor sebagai berikut.
a)      Acceptance, artinya konselor menerima klien sebagaimana adanya dengan segala masalahnya.
b)      Congruence, artinya karakteristik konselor adalah terpadu, sesuai dengan kata dan perbuatan dan konsisten.
c)      Understanding, artinya konselor harus dapat secara akurat dan memahami secara empati dunia klien sebagaimana dilihat dari dalam diri klien tersebut.
d)     Nonjudgemental, artinya tidak memberi penilaian terhadap klien, akan tetapi konselor selalu objektif.

C.      Aplikasi Teori Client Centered pada Konseling Keluarga

Rogers dalam bukunya ”On Becoming a Person”tahun 1961 menekankan bahwa hubungan dalam keluarga dapat dihidupkan atas suatu dasar yang wajar, jujur, asli, dan beretntangan dengan kehidupan yang berpura-pura atau penuh dengan kepalsuan.
Rogers menekankan bahwa klien secara individual dalam keanggotaan kelompok akan mencapai kepercayaan diri yang akan mengakibatkan anggota keluarga dapat memepercayainya. Hal ini dapat terjadi apabila terdapat kondisi-kondisi utama yaitu: kejujuran, keaslian, memahami, menjaga (caring), menerima, menghargai secara positif serta belajar aktif. Konseling keluarga dalam teori ini harus memiliki iklim terbuka, bebas dan jujur.
Di dalam konseling keluarga, fungsi konselor adalah sebagai fasilitator , yaitu memudahkan membuka dan mengarahkan jalur komunikasi sehingga jalur komunikasi dalam keluarga tersebut tidak berantakan dan terputus.
Kondisi-kondisi inti dari hubungan terapeutik yang dikemukakan Rogers merupakan hal yang penting dalam konseling keluarga. Suatu asumsi dasar dalam hal ini adalah sikap konselor sangat menentukan terhadap keterbukaan anggota kelaurga dalam setiap sesi. Konselor tidak melakukan pendekatan terhadap anggota keluarga sebagai seorang pakar yang akan menerangkan rencana treatmentnya, akan tetapi berusaah untuk menggali sumber-sumber yang ada dalam keluarga tersebut, yaitu bahwa setiap anggota keluarga mempunyai potensi untuk berkembang.
     Thayer (1982) menemukan kemampuan anggota-anggota keluarga untuk mencapai aktualisasi diri dan menemukan sumber atau potensi diri untuk digunakan memecahkan masalah individual mapupun masalah keluarga. Mereka mampu untuk membentuk pertumbuhan mereka sendiri baik secara individual maupun secara keluarga. Dan essensinya adalah bahwa anggota keluarga adalah arsitek bagi dirinya sendiri. Konselor memperlihatkan respek (rasa hormat) yang tinggi bagi potensi keluarga yang digunakan untuk menentukan dirinya sendiri.

Kompetensi Konselor (Guru Bimbingan dan Konseling)




A. MEMAHAMI  SECARA MENDALAM KONSELI YANG HENDAK  DILAYANI 


1. Menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, individualitas, kebebasan memilih, dan mengedepankan kemaslahatan konseli dalam konteks kemaslahatan umum. 

1.1 Mengaplikasikan pandangan positif dan dinamis tentang manusia sebagai makhluk spiritual, bermoral, sosial, individual, dan berpotensi.
1.2 Menghargai dan mengembangkan potensi positif individu pada umumnya dan konseli pada khususnya
1.3 Peduli terhadap kemaslahatan manusia pada umumnya dan konseli pada khususnya.
1.4 Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sesuai dengan hak asasi
1.5.Toleran terhadap permasalahan konseli
1.6 Bersikap demokratis


2.  Mengaplikasikan perkembangan fisiologis dan psikologis serta perilaku konseli
   
2.1 Mengaplikasikan kaidah-kaidah perilaku manusia, perkembangan fisik dan psikologis individu terhadap sasaran layanan BK dalam upaya pendidikan.
2.2 Mengaplikasikan kaidah-kaidah kepribadian, individualitas dan perbedaan konseli terhadap sasaran layanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan.
2.3 Mengaplikasikan kaidah-kaidah belajar terhadap sasaran layanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan.
2.4 Mengaplikasikan kaidah-kaidah keberbakatan terhadap sasaran layanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan
2.5 Mengaplikasikan kaidah-kaidah kesehatan mental terhadap sasaran layanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan.





B. MENGUASASI LANDASAN DAN KERANGKA TEORETIK BK


1.  Menguasai teori dan praksis pendidikan

1.1 Menguasai ilmu pendidikan dan landasan keilmuannya
1.2 Mengimplementasikan prinsip-prinsip pendidikan dan proses pembelajaran
1.3 Menguasai landasan budaya dalam praksis pendidikan


2. Menguasai esensi pelayanan bimbingan dan konseling dalam jalur, jenjang, dan jenis satuan pendidikan

2.1 Menguasai esensi BK pada satuan jalur pendidikan formal, non formal dan informal,
2.2 Menguasai esensi BK pada satuan jenis pendidikan  umum , kejuruan, keagamaan, dan khusus.
2.3 Menguasai esensi BK pada satuan jenjang pendidikan usia dini, dasar dan menengah


3. Menguasai konsep dan praksis penelitian dalam bimbingan dan konseling 3.1 Memahami berbagai jenis dan metode penelitian

3.2 Mampu merancang penelitian BK
3.3 Melaksanakan penelitian BK
3.4 Memanfaatkan hasil penelitian dalam BK dengan mengakses jurnal pendidikan dan BK.


4. Menguasai kerangka teoretik dan praksis bimbingan dan konseling

4.1 Mengaplikasikan hakikat pelayanan BK.
4.2 Mengaplikasikan arah profesi BK.
4.3 Mengaplikasikan dasar-dasar pelayanan BK.
4.4 Mengaplikasikan pelayanan BK sesuai kondisi dan tuntutan wilayah kerja.
4.5 Mengaplikasikan pendekatan /model/jenis  pelayanan dan kegiatan pendukung BK.
4.6 Mengaplikasikan dalam praktik format pelayanan BK.



C. MENYELENGGARAKAN LAYANAN BK YANG MEMANDIRIKAN 


1. Merancang program Bimbingan dan Konseling 


1.1 Menganalisis kebutuhan peserta didik
1.2 Menyusun program bimbingan dan konseling yang berkelanjutan berdasar kebutuhan peserta didik secara komprehensif dengan pendekatan perkembangan
1.3 Menyusun rencana pelaksanaan program bimbingan dan konseling
1.4 Merencanakan sarana dan biaya  penyelenggaraan program bimbingan dan konseling



2. Mengimplementasikan program  Bimbingan dan Konseling yang komprehensif
     

2.1Melaksanakan program bimbingan dan
     konseling.
2.2 Melaksanakan pendekatan kolaboratif dalam layanan bimbingan dan konseling.
2.3 Memfasilitasi perkembangan akademik, karier, personal, dan sosial konseli
2.4 Mengelola sarana dan biaya  program bimbingan dan konseling



3.  Menilai proses dan hasil kegiatan Bimbingan dan Konseling. 
   

3.1 Melakukan evaluasi hasil, proses, dan program bimbingan dan konseling
3.2 Melakukan penyesuaian proses layanan bimbingan dan konseling.
3.3 Menginformasikan hasil pelaksanaan evaluasi layanan bimbingan dan konseling kepada pihak terkait
3.4 Menggunakan hasil pelaksanaan evaluasi untuk merevisi dan mengembangkan program bimbingan dan konseling.



4. Menguasai konsep dan praksis asesmen untuk memahami kondisi, dan masalah konseli

4.1 Menguasai hakekat asesmen.
4.2 Memilih teknik asesmen, sesuai dengan kebutuhan layanan BK
4.3 Menyusun dan mengembangkan instrumen asesmen untuk keperluan BK
4.4 Mengadministrasikan asesmen untuk mengungkap masalah konseli.
4.5. Memilih dan mengadministrasikan teknik asesmen pengungkap kemampuan dasar dan kecenderungan pribadi konseli.
4.6 Memilih dan mengadministrasikan instrumen untuk mengungkap kondisi aktual konseli berkaitan dengan lingkungan.
4.7 Mengakses data dokumentasi tentang konseli dalam pelayanan BK.
4.8 Menggunakan hasil asesmen dalam pelayanan BK.
4.9 Menampilkan tanggung jawab profesional dalam praktik asesmen.



E. MENGEMBANGKAN  PROFESIONALITAS PROFESI SECARA BERKELANJUTAN 


1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

1.1 Menampilkan kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
1.2 Konsisten dalam menjalankan kehidupan beragama dan toleran terhadap pemeluk agama lain.
1.3 Berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur


2. Menunjukkan integritas dan stabilitas kepribadian yang kuat

2.1 Menampilkan kepribadian dan perilaku yang terpuji
      (seperti berwibawa, jujur, sabar, ramah, dan konsisten)
2.2 Menampilkan emosi yang stabil.
2.3 Peka, bersifat empati, serta menghormati keragaman dan perubahan.
2.4 Menampilkan toleransi tinggi terhadap konseli yang menghadai stres dan frustrasi.
2.5 Menampilkan tindakan yang cerdas, kreatif, inovatif, dan produktif.
2.6. Bersemangat, berdisiplin, dan mandiri.
2.7 Berpenampilan menarik dan menyenangkan.
2.8 Berkomunikasi secara efektif


3.  Memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika profesional 

3.1 Memahami dan mengelola kekuatan dan keterbatasan pribadi dan profesional.
3.2 Bekerja dalam tim bersama tenaga paraprofesional dan profesional lain.
3.3 Menyelenggarakan layanan sesuai dengan kewenangan dan kode etik profesional  konselor
3.4 Mempertahankan objektivitas dan menjaga agar tidak larut  dengan masalah konseli.
3.5 Melaksanakan referal sesuai dengan keperluan
3.6 Peduli terhadap identitas profesional dan pengembangan profesi
3.7 Mendahulukan kepentingan konseli daripada kepentingan pribadi konselor


4. Mengimlementasikan kolaborasi intern di tempat bekerja

4.1 memahami dasar, tujuan, organisasi, dan peran pihak-pihak lain (guru, wali kelas, pimpinan sekolah / madrasah, komite sekolah/madrasah)
4.2 Mengkomunikasikan dasar, tujuan, dan kegiatan pelayanan BK kepada pihak-pihak lain di tempat bekerja.
4.3 Bekerja sama dengan pihak-pihak terkait di dalam tempat bekerja (seperti guru, orang tua, tenaga administrasi)


5. Berperan dalam organisasi dan kegiatan profesi bimbingan dan konseling.

5.1 Memahami dasar, tujuan dan AD/ART organisasi profesi untuk pengembangan diri dan profesi.
5.2 Menaati Kode Etik Profesi BK
5.3 Aktif dalam organisasi profesi bimbingan dan konseling untuk pengembangan diri dan profesi.

6. Mengimplementasikan kolaborasi antarprofesi

6.1 Mengkomunikasikan aspek-aspek profesional BK kpd organisasi profesi lain.
6.2 Memahami peran organisai profesi lain dan memanfaatkannya untuk suksesnya pelayanan BK
6.3 Bekerja dalam tim bersama tenaga paraprofesional dan profesional
      profesi lain.
6.4 Melaksanakan referal kepada ahli profesi lain sesuai dengan
      keperluan

Sumber Redaksi : catatan Kuliah dan Rambu-rambu konselor

PENGEMBANGAN PROGRAM DAN MEDIA BIMBINGAN DAN KONSELING



  
KARAKTERISTIK PROGRAM BIMBINGAN KOMPREHENSIF

  • .       Perkembangan yang konsisten dan cermat
  • .       Meliputi layanan pengembangan, preventif, remedial dan korektif
  • .       Diarahkan untuk memenuhi kebutuhan klien / konseli
  • .       Berorientasi pada tujuan dan akuntabel
  • .       Terintegrasi dalam kurikulum sekolah,  melengkapi aktivitas sekolah lainnya
  • .       Seimbang, dan menekankan pada empat bidang layanan bimbingan (akademik, pribadi, social, dan  karir)
  • .       Menentukan layanan-layanan yang harus diupayakan :

a.       Orientasi,
b.      Informasi,
c.       Konseling, dsb.
  • .       Memanfaatkan seluruh staf sekolah sesuai dengan perannya
  • .       Menciptakan suatu atmosfir kerja sama / tim kerja

1  Harus fleksibel
11.   Mempertimbangkan : usia, lingkungan, budaya, gender, status ekonomi, dsb.
12.   Memberi keuntungan bagi seluruh siswa
13.   Harus dapat dicetak dan ditampilkan




DEFINISI PROGRAM

Seperangkat kegiatan yang saling berkaitan (interdependensi) yang diarahkan untuk mencapai tujuan atau sejumlah tujuan.

PENGEMBANGAN PROGRAM

Suatu proses  sistematis yang meliputi langkah-langkah sekwensial : persiapan, pengembangan, penerapan / pelaksanaan program tersebut




 Organizing meliputi :      - Membangun suatu komite penasehat
                                    - Mereviu program BK saat ini dengan komite

 Planning meliputi :         - Reviu data yang ada
                                    - Mengidentifikasi kebutuhan dan menetapkan prioritas
                                    - Menetapkan sumber-sumber yang diperlukan

 Designing meliputi :        - Mengembangkan rencana tertulis yang leiputi tujuan, sasaran dan evaluasi
                                     - Memasukan ketentuan khusus untuk anak yang berkebutuhan khusus
                                     - Mengidentifikasi kompetensi siswa untuk program

Implementing meliputi : - Menyiapkan program layanan yang terorganisasi
                                  - Mengikuti kalender aktivitas yang telah direncanakan

Evaluating meliputi :       - Evaluai program, pencapaian kompetensi siswa, dan personil
                                   - Menggunakan data untuk perubahan dan perbaikan/peningkatan
                    
                                              

Sumber Redaksi : catatakan Kuliah dan catatan kerja BK        

Jan 8, 2013

Surat untuk Sahabat

saya datang bersama sepasang sepatu
bukan sendiri tapi bersama-sama
selalu bersama-sama
saya tidak bisa pulang, tidak bisa pergi tanpa sepatu
sepatu saya, cinta saya, cinta sepatu saya

sepatu kiri saya senang menari
sepatu kanan saya senang bernyanyi
setiap malam kami berlatih nyanyian baru
setiap hari kami ciptakan tarian baru
bersama-sama kami akan memukau dunia

suatu hari datang seekor lintah hinggap di sepatu kiri saya
menghisap darahnya sampai habis
satu minggu lamanya sepatu kiri tidak menari
hingga akhirnya sepatu kiri mati
sepatu kanan saya berduka lara, tidak mau lagi bernyayi
sesekali bersenandung lagu kematian

satu minggu lamanya ia tidak bernyanyi
hingga suatu pagi ia putuskan untuk akhiri hidupnya
mengikat lehernya dengan tali sepatu
dua sepatuku wafat sudah
dan kini aku berjalan
disini
sendiri
tanpa sepatu
betapa hatiku takkan pilu......

"Gugur Sepatu" - Tika And The Dissidents 





dari balik jendela ini

diruang yang gelap tak bercahaya

kuingin ungkapkan rindu yang kurasa

saat ini kau sudah menjadi dewasa

bangga hati ini melihat kau berdiri

dengan kebahagiaan yang indah

akupun ikut bahagia kawan

karena taukah itu sahabat

semua berasal dari kita

ketika ku jahat 

jahat pun juga hampiri

karena semua akan kembali kepada kita

saat ini, dan detik ini juga

aku rasa dekat dengan itu

awal kehidupan baru ini

harapan ku kau takan pergi

walaupun semua itu ada 

dan yakinlah itu ada

aku akan selalu bersamamu

wahai sahabat

suatu saat kau dan aku akan terpisah

jangan, aku harap jangan kau lakukan

jangan pergi dari mimpiku

hiasi terus dan temani aku

ingatkan aku untuk tegar

melangkah menuju sinar abadi

tuntun diriku dengan doa

karena yakinkan doamu berarti untukku

aku sayang kalian 

walau aku tau kalian tak harus kupaksa

untuk bisa sayang padaku

semoga tulisan ini berarti

menjadi awal dan akhir yang manis

untuk kita menempuh hidup baru

masa lalu pergi yang jauh 

kaki ini ingin sekali melangkah

tapi masih tak bisa senantiasa menunggu

dengan doamu sahabat

kurela untuk tinggalkan fatamorgana

terima diriku dan bimbing selalu

kurasaan semua berarti untukku

ingat ku kan slalu ada untukmu

semoga kita sama rasakan ini

oh sahabat, pintu itu sudah terbuka

maaf aku harus pergi 

sekejap mata memejam

harapan itu datang kembali

untuk terakhir kalinya 

sudilah menjadi temanku 

andai raga ini sudah terpaku

kuberdoa ditengah indah dunia

selamat tinggal sahabat


Repost from : Anaize Ratsuga 02/03/2008

dan aku duduk terdiam melamun, merindukan kicauan lazuardi pada awan yang tlah lama hilang..

selamat siang teman





saat mentari bahagia itu terik

aku yang setia menanti disini

terenguh dengan lamun ini

aku dan semua perasaan mengudara

merenggut sinar kebahagiaan

siang ditengah bulan ini aku berdiri

berjalan menuju satu pintu harapan

antara kenangan dan lamunan masa depan

kurasa satu dalam beban pikiran 

hantui bayang dan terasa aku jajaki

saat ini dan ditempat ini

aku sayang pada mereka

dan rindu seakan hantui mereka yang setia merasa

senyum bentak dan kicau menguap

memberi kesan dan maknai hari

saat itu, aku masih ingat jelas

mereka dalam kenangan

selama nyawa ini akan terjaga

memori itu selamanya 

menjadi penghias setiap senja hariku

lepas dan aku akan lepas 

tapi kenangan itu kan tetap ada

kenangan antara aku dan kalian

sahabat di siang itu aku bersumpah

andaikan aku diberi umur

aku akan berdoa untuk semua

biar kenangan itu abadi selalu

selamat siang sahabat.








bangun teman


ingatkah, aku pernah mengatakan ini

aku akan datang untuk bangunkan

saat matamu terpejam teman 

di jam 12 lewat beberapa detik saja

aku yang berlari menuju ruangmu

merengguh saku mengambil kunci itu

kunci persahabatan abadi

aku lihat apa ayo ?

benar, aku melihat kamu tertidur

dibuai mimpi kehidupan ini

sekarang aku berniat

aku berlari menyegarkan pikiran

lalu berontak menunggu waktunya

saat dimana aku akan hampiri

bangun teman aku datang

lupakan beban itu ayo !

aku dan semua harapan ini

inginkan kamu terbangun teman

tidurmu sudahi sampai disitu

aku tahu kamu berlari

jangan kau sakiti diri lagi

aku ada untuk dirimu

terimakasih teman


Repost from: Anaize Ratsuga Note 31/03/08

Jan 7, 2013

Pengorbanan Masa Depan



Ketika diri kita sudah terbiasa menghadapi berbagai macam rintangan dalam kehidupan, kita akan mengerti bahwa rintangan itu ada untuk dilewati, dan melewatinya perlu kerja keras dan kesungguhan. Dan bukan hanya itu, setelah kita berhasil melewatinya, kita akan mendapatkan kepuasan dan memperoleh nikmat sesudah kepayahan.

Saya teringat seorang teman yang pernah mengatakan bahwa betapa beruntungnya si anu yang diberi kemudahan oleh Allah dalam hidupnya. Pada waktu itu yang ia sebutkan sebagai kemudahan adalah: cepat lulus kuliah dan mudah mendapat pekerjaan. Si anu yang sedang dibicarakan memang baru saja diterima bekerja di sebuah perusahaan dengan gaji yang lumayan. Teman saya itu menceritakannya dengan maksud membandingkan dengan dirinya yang hingga waktu itu belum bekerja, dan sudah 3 bulan lulus dari kampus. Mendengar ia mengucapkan keluhan itu, saya berkata dalam hati, betapa ia tidak tahu berbagai kesulitan yang telah si anu lewati sebelum akhirnya Allah menurunkan rezeki sebuah pekerjaan untuknya. Saya mengenal si anu sama baiknya dengan teman saya itu. Si anu sudah dua tahun lebih lulus dari kampus, lebih dulu dari teman saya itu, dan belum juga mendapatkan pekerjaan tetap. Saya tahu upaya yang telah dikerahkan olehnya selama ini, dan berbagai sandungan yang ia alami. Ia pernah ditipu oleh seorang teman, dan akhirnya beberapa juta uangnya hilang. Ia pernah berusaha mendirikan usaha sendiri, namun akhirnya ditutup setelah setahun tak memberi hasil bahkan merugi. Ia sudah melamar ke mana-mana dan menjalani banyak sekali proses interview, tapi tak juga diterima. Dan banyak lagi yang sudah ia lakukan, dan menurut saya hal-hal itu tidak mudah.

akan selalu ada pengorbanan yang harus kita lakukan untuk mendapatkan sesuatu,
kelezatan iman akan terasa saat kita bisa mengorbankan sisi ego dan hasrat duniawi kita


Teman saya itu, tiga bulan setelah lulus, ia diterima bekerja sebagai seorang sekretaris pada sebuah perusahaan. Sejak itu saya tidak pernah menanyakan padanya, apakah sekarang ia masih mengatakan bahwa si anu sangat beruntung dan iri hati padanya. Dan saya pun tidak pernah lagi mendengar ia berkeluh-kesah tentang keberhasilan si anu.

Begitulah manusia. Sepertinya hal-hal yang berada di luar dirinya kelihatan jauh lebih baik dan bagus daripada yang telah ada padanya. Tidak pernah puas, sering lupa bersyukur, dan setiap kali mendapatkan sesuatu, ia pasti menginginkan hal yang lain lagi. Ibnul Qayyim pernah mengatakan bahwa sifat seperti itu memang selalu ada pada diri manusia. Sebab manusia memiliki kelemahan dalam syahwat yang bersemayam. Padahal di luar dirinya masih banyak sekali orang-orang yang mengalami penderitaan yang jauh lebih berat, sedangkan mereka masih bisa memaknai hidup dengan lebih positif. Bukankah pikiran yang membawa kita pada perbuatan? Dan akar dari pikiran adalah aqidah yang benar. Maka bila akar tersebut telah terpancang kuat, ia akan membentuk pikiran-pikiran positif yang mendorong diri kita untuk berbuat yang lebih baik dalam kehidupan. Tanpa harus memandang kiri-kanan dengan perasaan iri, dengki, bahkan akhirnya bernafsu untuk saling menjatuhkan.

Ujian yang datang kepada tiap diri kita tidak pernah sama. Ia akan turun sesuai porsi kemampuan kita menghadapinya. Semakin baik kualitas keimanan seseorang, maka semakin kencang pula badai menerpa. Hal ini pasti sudah diketahui banyak orang, tapi banyak orang sering lupa bila ia sendiri yang sedang menghadapinya. Menanggapi ujian yang datang dengan lapang hati memang tidak mudah. Tapi itu adalah salah satu cara untuk menjaga keikhlasan dalam diri untuk setiap perbuatan, dan meneguhkan diri untuk menang dari segala macam ujian itu.

Saya tidak tahu mau menyebutkannya sebagai apa, tapi menurut saya, bersyukur kala ujian datang akan memudahkan kita untuk berjuang melewatinya. Sebab ketika Allah menurunkan lagi sebuah ujian pada diri kita, saat itu harusnya kita tahu, bahwa Allah menyimpan sebuah kenikmatan lagi di baliknya. Bila kita lulus, maka kenikmatan itu akan terasa jauh berkali lipat. Sesuatu yang diperoleh dengan perjuangan biasanya akan terasa lebih indah. Dan kepuasan seperti itu tidak hanya akan berakibat kenikmatan dunia, melainkan juga merupakan saham pribadi untuk membuka pintu surga. Jadi, kita semua memang harus berjuang untuk menang.