Jun 26, 2011

Perkembangan Moral pada Individu

.....

Eumh,, mungkin tulisan ini di ambil dan dibuat ketika saya melihat berbagai peristiwa dimana saat ini banyak individu seolah kehilangan nilai-nilai moral mereka sebagai mahluk hidup, lebih jauh mereka menyebut dirinya sebagai manusia yang memiliki hati???? Eumh benarkah mereka memiliki hati??? Ckckckckc jawabannya ada ditulisan dibawah ini,,
Pertama barang kali saya ingin mulai dengan membahas arti perkembangan moral itu apa?? Dalam wiki pedia disebutan bahwa perkembangan moral adalah ukuran tinggi rendahnya moral seseorang berdasarkan perkembangan penalaran moralnya. Lebih jauh kohlberg menyebutkan bahwa perkembangan moral seseorang terbagi atas enam tahapan, yaitu pra-konvensional (orientasi kepatuhan dan hukuman serta orientasi minat pribadi), konvensional (orientasi keserasian interpersonal dan konformitas serta orientasi otoritas dan pemeliharaan aturan sosial), tingkat terkahir adalah tahap pasca konvensional (orientasi kontrak sosial dan prinsip etika universal).
Tingkat pertama yaitu tingkat pra-konvensional,, tingkat ini merupakan moral pada tingkat anak-anak, dimana pada masa anak-anak menilai moralitas dari suatu tindakan langsung berdasarkan konsekuensinya. Ya meskipun orang yang mengaku telah dewasa juga dapat menunjukan penalaran yang sama, dan itu anda bisa menilai nya sendiri bagaimana orang tersebut. Tingkat ini terbagi dalam dua tahapan yaitu :
1. Orientasi kepatuhan dan hukuman. Dalam tahap ini individu-individu memfokuskan diri pada konsekuensi langsung dari tindakan mereka yang yang dirasakan sendiri. Sebagai contoh, suatu tindakan dianggap salah secara moral bila orang yang melakukan nya dihukum. Semakin keras hukuman diberikan dianggap semakin salah tindakan itu. Eumh pada tahapan ini individu belum mengetahui sudut pandang orang lain dan belum bisa menerima bahwa sudut pandang orang lain berbeda dengan sudut pandang dirinya, jika diistilahkan akan seperti ini “ketika seorang individu (dalam hal ini anak-anak) melihat teman sepermainannya tidak bersemangat, individu tersebut akan berkata apa yang salah dengan dia.” ya karena kohlberg menyebutkan dalam tahap ini sebagai tahap otoriterisme.. eumh kebayang bukan kalo sampai menjelang dewasa seseorang masih pada tahap ini.. wah bisa gawat... ckckckc
2. Tahap kedua adalah, orientasi minat pribadi. Barangkali bisa disebutkan tahap ini menempati apa untung nya buat saya, perilaku yang benar didefinisikan dengan apa yang diminatinya. Penalaran dalam tahap dua ini cenderung untuk mengambil keuntungan pribadi dan kurang menunjukan perhatian pada kebutuhan orang lain, andai pun ada perhatian terhadap orang lain hanya bila kebutuhan itu juga berpengaruh terhadap kebutuhannya sendiri.
Jika diibaratkan dalam tingkat pertama ini, individu masih mementingkan egosentrisme. Wajar, karena tingkat ini terjadi pada masa anak-anak, namun menjadi tidak wajar jika seorang yang sudah merasa cukup umur dan merasa dirinya dewasa masih berada pada tingkat moral ini. Wah gawat... ckckckckc
Selanjutnya tingkat konvensional, umumnya ada pasa seorang remaja atau dewasa. Orang pada tingkat ini menilai moralitas dari suatu tindakan dengan membandingkannya pada pandangan masyarakat. Tingkat konvensional terdiri dari tahap ketiga dan keempat dalam perkembangan moral.
3. Dalam tahapan tiga, seseorang memasuki masyarakat dan memiliki peran sosial. Individu mau menerima persetujuan atau ketidak setujuan dari orang lain karena hal tersebut merefleksikan persetujuan lingkungan masyarakat terhadap peran yang dimilikinya. Penalaran pada tahap ketiga ini menilai moralitas dari suatu tindakan dengan mengevaluasi konsekuensinya dalam bentuk hubungan interpersonal, dan mulai menyertakan hal seperti rasa hormat, rasa terima kasih dan golden rule. keinginan untuk mematuhi aturan dan otoritas masih terbatas pada pemikiran bahwa dengan melakukan hal tersebut akan membantu peran sosial yang stereotip, maksudnya adalah suatu tindakan memainkan peran yang lebih signifikan dalam penalaran tahap ini, mereka bermaksud baik.
4. Pada tahap empat, adalah penting untuk mematuhi hukum, keputusan dan konvensi atau bahasa sederhana nya adalah janji atau perjanjian. Pada tahap ini individu merasa berguna melakukan melakukan hal tersebut karena akan memelihara fungsi dari masyarakat. Penalaran moral dalam tahap ini lebih dari sekedar kebutuhan akan penerimaan individual seperti dalam tahap tiga, kebutuhan masyarakat harus melebihi kebutuhan pribadi. Idealisme utama sering menentukan apa yang benar dan apa yang salah, seperti dalam kasus fundamentalisme. Bila seseorang melanggar hukum, maka secara moral ia bersalah, sehingga celaan menjadi faktor yang eumh,, signifikan dalam tahap ini karena memisahkan yang buruk dan yang baik.

Tingkat pasca konvensional, atau dikenal juga sebagai tingkat berprinsip, terdiri dari tahap lima dan enam dalam perkembangan moral. Kenyataan bahwa individu-individu adalah entitas yang yang terpisah dari masyarakat kini menjadi semakin jelas. Perspektif seseorang harus dilihat sebelum persepektif masyarakat. Akibatnya “hakekat diri mendahului orang lain” ini membuat tingkat pasca konvensional sering tertukar dengan tingkat pra konvensional. Ckckckck eumh klo orang bilang saat kita tua nanti, kita kembali kayak anak-anak.. ckckckck peace,, no offense to all of you brad...
5. Dalam tahap lima, individu-individu dipandang sebagai sosok yang memiliki pendapat-pendapat dan nilai-nilai yang berbeda dan menjadi penting, bahwa mereka dihormati dan dihargai tanpa memihak. Permasalahan yang tidak dianggap sebagai relatif seperti kehidupan dan pilihan jangan sampai ditahan atau dihambat. Karena kenyataanya, tidak ada pilihan yang pasti benar atau absolut. Oleh karena itu hukum dipandang sebagai suatu kontrak sosial bukan sebagai keputusan yang kaku. Hukum atau aturan-aturan yang tidak mengakibatkan kesejahteraan sosial harus diubah bila perlu, demi terpenuhinya kebaikan bersama dan sebanyak-banyaknya orang. Hal ini diperoleh melalui keputusan mayoritas dan kompromi.. eumh,, namun untuk mencapai tahap ini nampaknya akan susah bagi orang yang tidak terbuka cara berpikirnya dan lebih mementingkan kepentingan pribadi dalam menjalani interaksi sosial maupun mengadakan suatu human relationship.. ckckckckck peace lagi ah... hahahahaha
6. Dalam tahap enam, penalaran moral seseorang berdasarkan pada penalaran abstrak menggunakan prinsip etika universal. Hukum atau aturan hanya berlaku bila berdasar pada keadilan dan komitmen terhadap keadilan, juga menyertakan keharusan untuk tidak mematuhi hukum atau aturan yang tidak adil. Hak tidak perlu sebagai kontrak sosial dan tidak penting untuk tindakan moral deontis. Keputusan dihasilkan secara kategoris dalam cara yang absolut dan bukannya secara hipotesis atau kondisional. Hal ini dilakukan dengan membayang apa yang akan dilakukan seseorang saat menjadi orang lain, yang juga dilakukan bila berpikiran sama. Seseorang bertindak karena hal itu benar dan bukan ada maksud pribadi, sesuai harapan, legal atau sudah disetujui sebelumnya. Dan ini lah tahap terakhir perkembangan karir menurut kohlberg, meskipun nampak orang akan sangat sukar mencapai tahap ini, bahkan saya berani mengatakan bahwa orang yang tidak open minded tidak akan lolos pada tahap dua. Karena kenapa, karena orang tersebut memiliki egosentrisme yang tinggi dan tidak terbuka wawasannya. Hanya berkutat pada nilai-nilai yang dimilikinya tanpa mengembangkan wawasan dan pengetahuannya tentang nilai-nilai yang terus berkembang setiap saat. Ckckckckc

Sumber Redaksi:
Wiki pedia.com
Catatan kuliah sang autismo
Hati dan Nurani sebagai penyeimbang... ckckckckc

No comments:

Post a Comment

Ayo semua...

jadikan hidup kita lebih berarti dan bermanfaat bagi kita
bagi dunia kita...

salam selalu untuk Kalian...