Jun 12, 2011

Ramalan Jayaba



Prabu Jayabaya adalah Raja Kediri bertemu pendita dari Rum yang sangat sakti, Maulana Ali Samsuyen. Ia pandai meramal serta tahu akan hal yang belum terjadi. Jayabaya lalu berguru padanya, sang pendeta menerangkan berbagai ramalan yang tersebut dalam kitab Musaror dan menceritakan penanaman orang sebanyak 12.000 keluarga oleh utusan Sultan Galbah di Rum, orang itu lalu ditempatkan di pegunungan Kendeng, lalu bekerja membuka hutan tetapi banyak yang mati karena gangguan makhluk halus, jin dsb, itu pada th rum 437, lalu Sultan Rum memerintahkan lagi di Pulau Jawa dan kepulauan lainnya dgn mengambil orang dari India, Kandi, Siam. Sejak penanaman orang-orang ini sampai hari kiamat kobro terhitung 210 tahun matahari lamanya atau 2163 tahun bulan, Sang pendeta mengatakan orang di Jawa yang berguru padanya tentang isi ramalan hanyalah Hajar Subroto di G. Padang. Beberapa hari kemudian Jayabaya menulis ramalan Pulau Jawa sejak ditanami yang keduakalinya hingga kiamat, lamanya 2.100 th Matahari. Ramalannya menjadi “TRI-TAKALI”, yaitu:
  1. Jaman permulaan disebut KALI-SWARA, lamanya 700 th matahari (721 th bulan). Pada waku itu di jawa banyak terdengar suara alam, gara-gara geger, halintar, petir, serta banyak kejadian-kejadian yang ajaib dikarenakan banyak manusia menjadi dewa dan dewa turun kebumi menjadi manusia.
  2. Jaman pertengahan disebut KALI-YOGA, banyak perobahan pada bumi, bumi belah menyebabkan terjadinya pulau kecil-kecil, banyak makhluk yang salah jalan, karena orang yang mati banyak menjelma (nitis).
  3. Jaman akhir disebut KALI-SANGARA, 700 th. Banyak hujan salah mangsa dan banyak kali dan bengawan bergeser, bumi kurang manfaatnya, menghambat datangnya kebahagian, mengurangi rasa-terima, sebab manusia yang yang mati banyak yang tetap memegang ilmunya.
Tiga jaman tersebut masing-masing dibagi menjadi Saptama-kala, artinya jaman kecil-kecil, tiap jaman rata-rata berumur 100 th. Matahari (103 th. bulan), seperti dibawah ini:
  1. I. JAMAN KALI-SWARA dibagi menjadi :
1).  Kala-kukila 100 th, (th. 1-100): Hidupnya orang seperti burung, berebutan mana yang kuat dia yang menang, belum ada raja, jadi belum ada yang mengatur/memerintah.
2).  Kala-buddha (th. 101-200): Permulaan orang Jawa masuk agama Buddha menurut syariat Hyang agadnata (Batara Guru).
3).  Kala-brawa* (th. 201 – 300): Orang-orang di Jawa mengatur ibadahnya kepada Dewa, sebab banyak Dewa yang turun kebumi menyiarkan ilmu.
4).  Kala-tirta (th. 301-400): Banjir besar, air laut menggenang daratan, di sepanjang air itu bumi menjadi belah dua. Yang sebelah barat disebut pulau Sumatra, lalu banyak muncul sumber-sumber air, disebut umbul, sedang,telaga, dsb.
5).  Kala-swabara (th. 401-500): Banyak keajaiban yang tampak atau menimpa diri manusia.
6).  Kala-rebawa (th. 501-600): Orang Jawa mengadakan keramaian2-kesenian dsb.
7).  Kala-purwa (th. 601-700): Banyak tumbuh2an keturunan orang2 besar yang sudah menjadi orang biasa mulai jadi orang besar lagi.
  1. II. JAMAN KALA-YOGA dibagi menjadi :
1).  Kala-brata (th. 701-800): Orang mengalami hidup sebagai fakir.
2).  Kala-drawa (th. 801-900): Banyak orang mendapat ilham, orang pandai menerangkan hal-hal yang gaib.
3).  Kala-dwawara (th. 901-1.000): Banyak kejadian yang mustahil.
4).  Kala-praniti (th. 1.001- 1.101): Banyak orang mementingkan ulah pikir.
5).  Kala-teteka (th. 1.101 – 1.200): Banyak orang datang dari negeri-negeri lain.
6).  Kala-wisesa (th. 1.201 – 1.300): Banyak orang yang terhukum.
7).  Kala-wisaya (th. 1.301 – 1.400): Banyak orang memfitnah.
  1. III. JAMAN KALA-SANGARA dibagi menjadi :
1).  Kala-jangga (th. 1.401 – 1.500): Banyak orang ulah kehebatan.
2).  Kala-sakti (th. 1.501 – 1.600): Banyak orang ulah kesaktian.
3).  Kala-jaya (th. 1.601 – 1.700): Banyak orang ulah kekuatan untuk tulang punggung kehidupannya.
4).  Kala-bendu (th. 1.701 – 1.800): Banyak orang senang berbantahan, akhirnya
bentrokkan.
5).  Kala-suba (th. 1.801 – 1.900) : Pulau Jawa mulai sejahtera, tanpa kesulitan, orang bersenang hati
6).  Kala-sumbaga (th. 1.901 – 2.000) : Banyak orang tersohor pandai dan hebat.
7).  Kala-surasa (th. 2.001 – 2.100): Pulau Jawa ramai sejahtera, serba teratur, tak ada kesulitan, banyak orang ulah asmara.

Ramalan Jayabaya bagi Indonesia setelah tahun 2001 Indonesia akan menjadi sebuah negeri yang aman, makmur, adil dan sejahtera sebagai akhir dari Ramalan Jayabaya (Kala-surasa, 2001-2100 M), zaman yang tidak menentu (Kalabendu) berganti dengan zaman yang penuh kemuliaan, sehingga seluruh dunia menaruh hormat. Akan muncul seorang Satriya Piningit sebagai Pemimpin baru Indonesia dengan ciri-ciri sudah tidak punya ayah-ibu, namun telah lulus Weda Jawa, bersenjatakan Trisula yang ketiga ujungnya sangat tajam, sbb:

“Mula den upadinem sinatriya iku wus tan abapa, abibi, lola, wus pupus weda Jawa mung angendelake trisula, landepe trisula sing pucuk gegawe pati utawa untang nyawa, sing tengah sirik gawe kapitunaning liyan, sing pinggir-pinggir tolak colong njupuk winanda.”

Ramalan selanjutnya adalah:

“Inilah jalan bagi yang selalu ingat dan waspada! Agar pada zaman tidak menentu bisa selamat dari bahaya atau “jaya-baya”, maka jangan sampai keliru dalam memilih pemimpin. Carilah sosok Pemimpin yang bersenjatakan Trisula Weda pemberian dewa. Bila menyerang tanpa pasukan, kalau menang tidak menghina yang lain. Rakyat bersukaria karena keadilan Tuhan telah tiba. Rajanya menyembah rakyat yang bersenjata Trisula Weda; para pendetapun menghargainya. Itulah asuhannya Sabdopalon – yang selama ini menanggung rasa malu tetapi akhirnya termasyhur- karena segalanya tampak terang benderang. Tidak ada lagi yang mengeluh kekurangan; itulah pertanda bahwa zaman tidak menentu telah usai berganti zaman penuh kemuliaan, sehingga seluruh dunia pun menaruh hormat.”
Di zaman modern abad ke-21 saat ini dengan berbagai persenjataan modern dan alat tempur yang canggih, mulai dari senjata nuklir, roket, peluru kendali, dan lain-lainnya, maka senjata Trisula Weda mungkin bukanlah senjata dalam arti harafiah, tetapi adalah senjata dalam arti kiasan, tiga kekuatan yang mebuat seorang Pemimpin disegani segenap Rakyatnya. Bisa saja itu adalah tiga sifat-sifat sang Pemimpin, seperti: Benar, Lurus, Jujur (bener, jejeg, jujur) seperti yang diungkapkan dalam tembang-tembang Ramalan Jayabaya.

Demikian pula tentang sosok sang Pemimpin yang digambarkan sebagai Satriya Piningit, bukanlah seseorang yang tiba-tiba muncul, tetapi Ia adalah seorang Pemimpin Indonesia yang sifatnya tidak mau menonjolkan diri, tetapi Ia bekerja tanpa pamrih, menyumbangkan tenaga dan pikirannya bagi kemajuan bangsa dan negara. Sudah ada langkah-langkahnya yang nyata yang dapat ditelusuri dalam kehidupannya sehari-hari. Bisa saja Ia akan terpilih dalam Pilpres 2009 ini, atau mungkin juga dalam periode Kepemimpinan Indonesia pada periode berikutnya untuk mengantarkan Indonesia kepada Cita-cita para Pendiri Bangsa sebagaimana tercantum dalam Mukadimah UUD 1945, yaitu negeri yang aman, makmur, adil dan sejahtera bagi segenap Rakyat Indonesia.

Siapakah dia? Monggo ditanggepi…..

Selengkapnya Ramalan Jayabaya

Besuk yen wis ana kreta tanpa jaran.
Kelak jika sudah ada kereta tanpa kuda.
One day there will be a cart without a horse.
Tanah Jawa kalungan wesi.
Pulau Jawa berkalung besi.
The island of Java will be circled by an iron necklace.
Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang.
Perahu berlayar di ruang angkasa.
There will be a boat flying in the sky.
Kali ilang kedhunge.
Sungai kehilangan lubuk.
The river will loose its current.
Pasar ilang kumandhang.
Pasar kehilangan suara.
There will be markets without crowds.
Iku tanda yen tekane jaman Jayabaya wis cedhak.
Itulah pertanda zaman Jayabaya telah mendekat.
These are the signs that the Jayabaya era is coming.
Bumi saya suwe saya mengkeret.
Bumi semakin lama semakin mengerut.
The earth will shrink.
Sekilan bumi dipajeki.
Sejengkal tanah dikenai pajak.
Every inch of land will be taxed.
Jaran doyan mangan sambel.
Kuda suka makan sambal.
Horses will devour chili sauce.
Wong wadon nganggo pakaian lanang.
Orang perempuan berpakaian lelaki.
Women will dress in men’s clothes.
Iku tandane yen wong bakal nemoni wolak-waliking jaman.
Itu pertanda orang akan mengalami zaman berbolak-balik.
These are the signs that the people and their civilization have been
turned upside down.
Akeh janji ora ditetepi.
Banyak janji tidak ditepati.
Many promises unkept.
Akeh wong wani mlanggar sumpahe dhewe.
Banyak orang berani melanggar sumpah sendiri.
Many break their oath.
Manungsa pada seneng nyalah.
Orang-orang saling lempar kesalahan.
People will tend to blame on each other.
Ora ngindahake hukum Allah.
Tak peduli akan hukum Allah.
They will ignore God’s law.
Barang jahat diangkat-angkat.
Yang jahat dijunjung-junjung.
Evil things will be lifted up.
Barang suci dibenci.
Yang suci (justru) dibenci.
Holy things will be despised.
Akeh manungsa mung ngutamake duwit.
Banyak orang hanya mementingkan uang.
Many people will become fixated on money.
Lali kamanungsan.
Lupa jati kemanusiaan.
Ignoring humanity.
Lali kabecikan.
Lupa hikmah kebaikan.
Forgetting kindness.
Lali sanak lali kadang.
Lupa sanak lupa saudara.
Abandoning their families.
Akeh Bapa lali anak.
Banyak ayah lupa anak.
Fathers will abandon their children.
Akeh anak wani nglawan ibu.
Banyak anak berani melawan ibu.
Children will be disrespectful to their mothers.
Nantang bapa.
Menantang ayah.
And battle against their fathers.
Sedulur pada cidra.
Saudara dan saudara saling khianat.
Siblings will collide violently.
Kulawarga pada curiga.
Keluarga saling curiga.
Family members will become suspicious of each other.
Kanca dadi mungsuh.
Kawan menjadi lawan.
Friends become enemies.
Akeh manungsa lali asale.
Banyak orang lupa asal-usul.
People will forget their roots.
Ukuman Ratu ora adil.
Hukuman Raja tidak adil
The queen’s judgements will be unjust.
Akeh pangkat sing jahat lan ganjil.
Banyak pejabat jahat dan ganjil
There will be many peculiar and evil leaders.
Akeh kelakuan sing ganjil.
Banyak ulah-tabiat ganjil
Many will behave strangely.
Wong apik-apik pada kepencil.
Orang yang baik justru tersisih.
Good people will be isolated.
Akeh wong nyambut gawe apik-apik pada krasa isin.
Banyak orang kerja halal justru malu.
Many people will be too embarrassed to do the right things.
Luwih utama ngapusi.
Lebih mengutamakan menipu.
Choosing falsehood instead.
Wegah nyambut gawe.
Malas menunaikan kerja.
Many will be lazy to work.
Kepingin urip mewah.
Inginnya hidup mewah.
Seduced by luxury.
Ngumbar nafsu angkara murka, nggedhekake duraka.
Melepas nafsu angkara murka, memupuk durhaka.
They will take the easy path of crime and deceit.
Wong bener thenger-thenger.
Orang benar termangu-mangu.
The honest will be confused.
Wong salah bungah.
Orang salah gembira ria.
The dishonest will be joyful.
Wong apik ditampik-tampik.
Orang baik ditolak – tolak
The good will be rejected.
Wong jahat munggah pangkat.
Orang jahat naik pangkat.
The evil ones will rise to the top.
Wong agung kesinggung.
Orang yang mulia dilecehkan
Noble people will be wounded by unjust criticism.
Wong ala kepuja.
Orang yang jahat dipuji-puji.
Evil doers will be worshipped.
Wong wadon ilang kawirangane.
Perempuan hilang malunya.
Women will become shameless.
Wong lanang ilang kaprawirane.
Laki-laki hilang kejantanannya
Men will loose their courage.
Akeh wong lanang ora duwe bojo.
Banyak laki-laki tak beristri.
Men will choose not to get married.
Akeh wong wadon ora setya marang bojone.
Banyak perempuan tidak setia  pada suaminya.
Women will be unfaithful to their husbands.
Akeh ibu pada ngedol anake.
Banyak ibu menjual anaknya
Mothers will sell their babies.
Akeh wong wadon ngedol awake.
Banyak perempuan menjual dirinya
Women will engage in prostitution.
Akeh wong ijol bebojo.
Banyak orang tukar pasangan.
Couples will trade partners.
Wong wadon nunggang jaran.
Perempuan menunggang kuda.
Women will ride horses.
Wong lanang linggih plangki.
Laki-laki naik tandu.
Men will be carried in a stretcher.
Randa seuang loro.
Dua janda harga seuang (Red.: seuang = 8,5 sen).
A divorcee will be valued at 17 cents.
Prawan seaga lima.
Perawan lima picis.
A virgin will be valued at 10 cents.
Duda pincang laku sembilan uang.
Duda pincang laku sembilan uang.
A crippled men will be valued at 75 cents.
Akeh wong ngedol ngelmu.
Banyak orang berdagang ilmu.
Many will earn their living by trading their knowledge.
Akeh wong ngaku-aku.
Banyak orang mengaku diri.
Many will claims other’s merits as their own.
Njabane putih njerone dhadu.
Di luar putih di dalam jingga.
It is only a cover for the dice.
Ngakune suci, nanging sucine palsu.
Mengaku suci, tapi sucinya palsu belaka.
They will proclaim their righteousness despite their sinful ways.
Akeh bujuk akeh lojo.
Banyak tipu banyak muslihat.
Many will use sly and dirty tricks.
Akeh udan salah mangsa.
Banyak hujan salah musim.
Rains will fall in the wrong season.
Akeh prawan tuwa.
Banyak perawan tua
Many women will remain virgins into their old age.
Akeh randa nglairake anak.
Banyak janda melahirkan bayi.
Many divorcees will give birth.
Akeh jabang bayi lahir nggoleki bapakne.
Banyak anak lahir mencari bapaknya.
Newborns will search for their fathers.
Agama akeh sing nantang.
Agama banyak ditentang.
Religions will be attacked.
Perikamanungsan saya ilang.
Perikemanusiaan semakin hilang.
Humanitarianism will no longer have importance.
Omah suci dibenci.
Rumah suci dijauhi.
Holy temples will be hated.
Omah ala saya dipuja.
Rumah maksiat makin dipuja.
They will be more fond of praising evil places.
Wong wadon lacur ing ngendi-endi.
Di mana-mana perempuan lacur
Prostitution will be everywhere.
Akeh laknat.
Banyak kutukan
There will be many worthy of damnation.
Akeh pengkhianat.
anyak pengkhianat.
There will be many betrayals.
Anak mangan bapak.
Anak makan bapak.
Children will be against father.
Sedulur mangan sedulur.
Saudara makan saudara.
Siblings will be against siblings.
Kanca dadi mungsuh.
Kawan menjadi lawan.
Friends will become enemies.
Guru disatru.
Guru dimusuhi.
Students will show hostility toward teachers.
Tangga pada curiga.
Tetangga saling curiga.
Neighbours will become suspicious of each other.
Kana-kene saya angkara murka.
Angkara murka semakin menjadi-jadi.
And ruthlessness will be everywhere.
Sing weruh kebubuhan.
Barangsiapa tahu terkena beban.
The eyewitness has to take the responsibility.
Sing ora weruh ketutuh.
Sedang yang tak tahu disalahkan.
The ones who have nothing to do with the case will be prosecuted.
Besuk yen ana peperangan.
Kelak jika terjadi perang.
One day when there will armagedon.
Teka saka wetan, kulon, kidul lan lor.
Datang dari timur, barat, selatan, dan utara
In the east, in the west, in the south, and in the north.
Akeh wong becik saya sengsara.
Banyak orang baik makin sengsara.
Good people will suffer more.
Wong jahat saya seneng.
Sedang yang jahat makin bahagia.
Bad people will be happier.
Wektu iku akeh dandang diunekake kuntul.
Ketika itu burung gagak dibilang bangau.
When this happens, a rice cooker will be said to be an egret.
Wong salah dianggep bener.
Orang salah dipandang benar.
The wrong person will be assumed to be honest.
Pengkhianat nikmat.
Pengkhianat nikmat.
Betrayers will live in the utmost of material comfort.
Durjono saya sempurna.
Durjana semakin sempurna.
The deceitful will decline even further.
Wong jahat munggah pangkat.
Orang jahat naik pangkat.
The evil persons will rise to the top.
Wong lugu kebelenggu.
Orang yang lugu dibelenggu.
The modest will be trapped.
Wong mulyo dikunjoro.
Orang yang mulia dipenjara.
The noble will be imprisoned.
Sing curang garang.
Yang curang berkuasa.
The fraudulent will be ferocious.
Sing jujur kojur.
Yang jujur sengsara.
The honest will unlucky.
Pedagang akeh sing keplarang.
Pedagang banyak yang tenggelam.
Many merchants will fly in a mess.
Wong main akeh sing ndadi.
Penjudi banyak merajalela.
Gamblers will become more addicted to gambling.
Akeh barang haram.
Banyak barang haram.
Illegal things will be everywhere.
Akeh anak haram.
Banyak anak haram.
Many babies will be born outside of legal marriage.
Wong wadon nglamar wong lanang.
Perempuan melamar laki-laki.
Women will propose marriage.
Wong lanang ngasorake drajate dhewe.
Laki-laki merendahkan derajat sendiri.
Men will lower their own status.
Akeh barang-barang mlebu luang.
Banyak barang terbuang-buang.
The merchandise will be left unsold.
Akeh wong kaliren lan wuda.
Banyak orang lapar dan telanjang.
Many people will suffer from starvation and inability to afford clothing.
Wong tuku nglenik sing dodol.
Pembeli membujuk penjual.
Buyers will become more sophisticated.
Sing dodol akal okol.
Si penjual bermain siasat.
Sellers will have to use their brains and muscle to do business.
Wong golek pangan kaya gabah diinteri.
Mencari rizki ibarat gabah ditampi.
In the way they earn a living, people will be as rice paddies being swung around and blown up.
Sing kebat kliwat.
Siapa tangkas lepas.
Some will go wild out of control.
Sing telah sambat.
Siapa terlanjur menggerutu.
Those who are not ambitious will complaint of being left behind.
Sing gede kesasar.
Si besar tersasar.
The ones on the top will get lost.
Sing cilik kepleset.
Si kecil terpeleset.
The ordinary people will slip.
Sing anggak ketunggak.
Si congkak terbentur.
The arrogant ones will be impaled.
Sing wedi mati.
Si takut mati.
The fearful ones will not survive.
Sing nekat mbrekat.
Si nekat mendapat berkat.
The risk takers will be successful.
Sing jerih ketindhih.
Si hati kecil tertindih
The ones who are afraid of taking the risks will be crushed under foot.
Sing ngawur makmur,
Yang ngawur makmur
The careless ones will be wealthy.
Sing ngati-ati ngrintih.
Yang berhati-hati merintih.
The careful ones will whine about their suffering.
Sing ngedan keduman.
Yang main gila menerima bagian.
The crazy ones will get their portion.
Sing waras nggagas.
Yang sehat pikiran berpikir.
The ones who are mentally and physically healthy will think wisely.
Wong tani ditaleni.
Si tani diikat.
The farmers will be controlled.
Wong dora ura-ura.
Si bohong menyanyi-nyanyi
Those who are corrupt will spend their fortune lavishly.
Ratu ora netepi janji, musna kekuasaane.
Raja ingkar janji, hilang wibawanya.
The queen who does not keep her promises will lose her power.
Bupati dadi rakyat.
Pegawai tinggi menjadi rakyat.
The leaders will become ordinary persons.
Wong cilik dadi priyayi.
Rakyat kecil jadi priyayi.
The ordinary people will become leaders.
Sing mendele dadi gede,
Yang curang jadi besar.
The dishonest persons will rise to the top.
Sing jujur kojur.
Yang jujur celaka.
The honest ones will be unlucky.
Akeh omah ing nduwur jaran.
Banyak rumah di punggung kuda.
There will be many people own a house on horseback.
Wong mangan wong.
Orang makan sesamanya
People will attack other people.
Anak lali bapak.
Anak lupa bapak
Children will ignore their fathers.
Wong tuwa lali tuwane.
Orang tua lupa ketuaan mereka.
Parents will not want to take their responsibility as parents.
Pedagang adol barang saya laris.
Jualan pedagang semakin laris.
Merchants will sell out of their merchandise.
Bandane saya ludes.
Namun harta mereka makin habis.
Yet, they will lose money.
Akeh wong mati kaliren ing sisihe pangan.
Banyak orang mati lapar di samping makanan.
Many people will die from starvation in prosperous times.
Akeh wong nyekel banda nanging uripe sengsara.
Banyak orang berharta tapi hidup sengsara.
Many people will have lots of money yet, be unhappy in their lives.
Sing edan bisa dandan.
Yang gila bisa bersolek
The crazy one will be beautifully attired.
Sing bengkong bisa nggalang gedong.
Si bengkok membangun mahligai.
The insane will be able to build a lavish estate.
Wong waras lan adil uripe nggrantes lan kepencil.
Yang waras dan adil hidup merana dan tersisih.
The ones who are fair and sane will suffer in their lives and will be
isolated.
Ana peperangan ing njero.
Terjadi perang di dalam.
There will be internal wars.
Timbul amarga para pangkat akeh sing pada salah paham.
Terjadi karena para pembesar banyak salah faham.
As a result of misunderstandings between those at the top.
Durjana saya ngambra-ambra.
Kejahatan makin merajalela.
The numbers of evil doers will increase sharply.
Penjahat saya tambah.
Penjahat makin banyak
There will be more criminals.
Wong apik saya sengsara.
Yang baik makin sengsara.
The good people will live in misery.
Akeh wong mati jalaran saka peperangan.
Banyak orang mati karena perang.
There will be many people die in a war.
Kebingungan lan kobongan.
Karena bingung dan kebakaran.
Others will be disoriented, and their property burnt.
Wong bener saya tenger-tenger.
Si benar makin tertegun.
The honest will be confused.
Wong salah saya bungah-bungah.
Si salah makin sorak sorai.
The dishonest will be joyful.
Akeh banda musna ora karuan lungane.
Banyak harta hilang entah ke mana
There will be disappearance of great riches.
Akeh pangkat lan drajat pada minggat ora karuan sababe.
Banyak pangkat dan derajat lenyap entah mengapa.
There will be disappearance of great titles, and jobs.
Akeh barang-barang haram, akeh bocah haram.
Banyak barang haram, banyak anak haram.
There will be many illegal goods.
Bejane sing lali, bejane sing eling.
Beruntunglah si lupa, beruntunglah si sadar.
There will be many babies born without fathers.
Nanging sauntung-untunge sing lali.
Tapi betapapun beruntung si lupa.
Those people who forget God’s Will may be happy on earth.
Isih untung sing waspada.
Masih lebih beruntung si waspada.
But those who are remember God’s will are destined to be happier still.
Angkara murka saya ndadi.
Angkara murka semakin menjadi.
Ruthlessness will become worse.
Kana-kene saya bingung.
Di sana-sini makin bingung.
Everywhere the situation will be chaotic.
Pedagang akeh alangane.
Pedagang banyak rintangan.
Doing business will be more difficult.
Akeh buruh nantang juragan.
Banyak buruh melawan majikan.
Workers will challenge their employers.
Juragan dadi umpan.
Majikan menjadi umpan.
The employers will become bait for their employees.
Sing suwarane seru oleh pengaruh.
Yang bersuara tinggi mendapat pengaruh.
Those who speak out will be more influential.
Wong pinter diingar-ingar.
Si pandai direcoki.
The wise ones will be ridiculed.
Wong ala diuja.
Si jahat dimanjakan.
The evil ones will be worshipped.
Wong ngerti mangan ati.
Orang yang mengerti makan hati.
The knowledgeable ones will show no compassion.
Banda dadi memala.
Harta benda menjadi penyakit
The pursuit of material comfort will incite crime.
Pangkat dadi pemikat.
Pangkat menjadi pemukau.
Job titles will become enticing.
Sing sawenang-wenang rumangsa menang.
Yang sewenang-wenang merasa menang
Those who act arbitrarily will feel as if they are the winners.
Sing ngalah rumangsa kabeh salah.
Yang mengalah merasa serba salah.
Those who act wisely will feel as if everything is wrong.
Ana Bupati saka wong sing asor imane.
Ada pejabat (raja) berasal orang beriman rendah.
There will be leaders who are weak in their faith.
Patihe kepala judi.
Maha menterinya benggol judi
Their vice regent will be selected from among the ranks of the
gamblers.
Wong sing atine suci dibenci.
Yang berhati suci dibenci
Those who have a holy heart will be rejected.
Wong sing jahat lan pinter jilat saya derajat.
Yang jahat dan pandai menjilat makin kuasa.
Those who are evil, and know how to flatter their boss,will be
promoted.
Pemerasan saya ndadra.
Pemerasan merajalela.
Human exploitation will be worse.
Maling lungguh wetenge mblenduk.
Pencuri duduk berperut gendut
The corpulent thieves will be able to sit back and relax.
Pitik angkrem saduwurane pikulan.
Ayam mengeram di atas pikulan.
The hen will hacth eggs in a carrying pole.
Maling wani nantang sing duwe omah.
Pencuri menantang si empunya rumah.
Thieves will not be afraid to challenge the target.
Begal pada ndugal.
Penyamun semakin kurang ajar.
Robbers will dissent into greater evil.
Rampok pada keplok-keplok.
Perampok semua bersorak-sorai.
Looters will be given applause.
Wong momong mitenah sing diemong.
Si pengasuh memfitnah yang diasuh
People will slander their caregivers.
Wong jaga nyolong sing dijaga.
Si penjaga mencuri yang dijaga.
Guards will steel the very things they are to protect.
Wong njamin njaluk dijamin.
Si penjamin minta dijamin.
Guarantors will ask for collateral.
Akeh wong mendem donga.
Banyak orang mabuk doa.
Many will ask for blessings.
Kana-kene rebutan unggul.
Di mana-mana berebut menang.
Everybody will compete for personal victory.
Angkara murka ngombro-ombro.
Angkara murka menjadi-jadi.
Ruthlessness will be everywhere.
Agama ditantang.
Agama ditantang.
Religions will be questioned.
Akeh wong angkara murka.
Banyak orang angkara murka.
Many people will be greedy for power, wealth and position.
Nggedeake duraka.
Membesar-besarkan durhaka.
Rebelliousness will increase.
Ukum agama dilanggar.
Hukum agama dilanggar.
Religious law will be broken.
Perikamanungsan di-iles-iles.
Perikemanusiaan diinjak-injak.
Human rights will be violated.
Kasusilan ditinggal.
Tata susila diabaikan
Ethics will left behind.
Akeh wong edan, jahat lan kelangan akal budi.
Banyak orang gila, jahat dan hilang akal budi.
Many will be insane, cruel and immoral.
Wong cilik akeh sing kepencil.
Rakyat kecil banyak tersingkir.
Ordinary people will be segregated.
Amarga dadi korbane si jahat sing jajil.
Karena menjadi kurban si jahat si laknat.
They will become the victims of evil and cruel persons.
Banjur ana Ratu duwe pengaruh lan duwe prajurit.
Lalu datang Raja berpengaruh dan berprajurit.
Then there will come a queen who is influential.
Lan duwe prajurit
Dan punya prajurit.
She will have her own armies.
Negarane ambane sapra-walon.
Lebar negeri seperdelapan dunia.
Her country will measured one-eighth the circumference ofthe world.
Tukang mangan suap saya ndadra.
Pemakan suap semakin merajalela.
The number of people who commit bribery will increase.
Wong jahat ditampa.
Orang jahat diterima.
The evil ones will be accepted.
Wong suci dibenci.
Orang suci dibenci.
The innocent ones will be rejected.
Timah dianggep perak.
Timah dianggap perak.
Tin will be thought to be silver.
Emas diarani tembaga.
Emas dibilang tembaga
Gold will be thought to be copper.
Dandang dikandakake kuntul.
Gagak disebut bangau.
A rice cooker will be thought to be an egret.
Wong dosa sentosa.
Orang berdosa sentosa.
The sinful ones will be safe and live in tranquility.
Wong cilik disalahake.
Rakyat jelata dipersalahkan.
The poor will be blamed.
Wong nganggur kesungkur.
Si penganggur tersungkur.
The unemployed will be rooted up.
Wong sregep krungkep.
Si tekun terjerembab.
The diligent ones will be forced down.
Wong nyengit kesengit.
Orang busuk hati dibenci.
The people will seek revenge against the fiercely violent ones.
Buruh mangluh.
Buruh menangis.
Workers will suffer from overwork.
Wong sugih krasa wedi.
Orang kaya ketakutan.
The rich will feel unsafe.
Wong wedi dadi priyayi.
Orang takut jadi priyayi.
People who belong to the upper class will feel insecure.
Senenge wong jahat.
Berbahagialah si jahat.
Happiness will belong to evil persons.
Susahe wong cilik.
Bersusahlah rakyat kecil.
Trouble will belong to the poor.
Akeh wong dakwa dinakwa.
Banyak orang saling tuduh.
Many will sue each other.
Tindake menungsa saya kuciwa.
Ulah manusia semakin tercela.
Human behaviour will fall short of moral enlightenment.
Ratu karo Ratu pada rembugan negara endi sing dipilih lan disenengi.
Para raja berunding negeri mana yang dipilih dan disukai.
Leaders will discuss and choose which countries are their favourites
and which ones are not.
Wong Jawa kari separo.
Orang Jawa tinggal separo.
The Javanese will remain half.
Landa-Cina kari sejodo.
Belanda-Cina tinggal sepasang.
The Dutch and the Chinese each will remain a pair.
Akeh wong ijir, akeh wong cethil.
Banyak orang kikir, banyak orang bakhil.
Many become stingy.
Sing eman ora keduman.
Si hemat tidak mendapat bagian.
The stingy ones will not get their portion.
Sing keduman ora eman.
Yang mendapat bagian tidak berhemat.
The ones who receive their portion will be generous.
Akeh wong mbambung.
Banyak orang berulah dungu
Street beggars will be everywhere.
Akeh wong limbung.
Banyak orang limbung.
Bewildered persons will be everywhere.
Selot-selote mbesuk wolak-waliking jaman teka.
Lambat-laun datanglah kelak terbaliknya zaman.
These are the signs that the people and their civilization have been
turned upside down
 
 Sumber : situsdunia.tk

Kabuyutan Galunggung



Jika masyarakat Arabia mengenal Mekkah dan Yerusalem sebagai wilayah keramat, maka di tatar Sunda orang mengenal Galunggung sebagai sebuah kabuyutan. Di Mekkah terdapat 'maqom' (bekas petilasan) Ibrahim, maka di Galunggung terdapat 'sanghyang tapak Parahyangan' (bekas petilasan para leluhur awal). Seorang sesepuh bernama Aki Anang alias Raden Anang Daryan Jayadikusumah (1926 -- 2000), pemimpin kelompok kebatinan 'jati Sunda' yang juga keturunan Batara di Galunggung, pernah menuturkan berita turun-temurun kurang lebih sebagai berikut : Bahwasanya pada jaman yang telah lampau sekali, tatar Sunda adalah daerah perairan yang hanya terdapat satu daratan yang tidak terlalu luas (jaman air). Daerah tertinggi dari daratan itu adalah puncak dari sebuah gunung yang kini disebut Galunggung. Pada jaman itu puncak Galunggung adalah daratan tertinggi di tatar Sunda. Pada hari yang diberkahi, tibalah sebuah perahu besar yang memuat banyak sekali manusia dan hewan peliharaan. Sebagian orang-orang perahu itu turun dan tinggal menetap membangun komunitas manusia yang baru. Itulah nenek moyang manusia Sunda sekarang, dan menjadikan Galunggung sebagai sebuah kabuyutan atau 'sanghyang tapak Parahyangan'.

Galunggung sebagai sebuah kabuyutan nyata disebut dalam guratan naskah lontar yang temukan di Ciburuy, Garut, yakni sebuah naskah yang setelah diteliti merupakan naskah lontar tertua di Indonesia dengan kode Kropak 632. Kropak 632 ini diperkirakan dibuat pada tahun 1030-an masehi. Dalam naskah itu diberitakan bahwa Rakeyan Darmasiksa memberikan petuah kepada anak cucunya tentang pegangan hidup, dan bahwa kabuyutan di Galunggung harus dijaga dan dipertahankan agar tidak dikuasai oleh orang asing (Danasasmita, 2006). Pesan Sang Darmasiksa bahwa Galunggung jangan sampai dikuasai orang asing nampaknya mirip dengan larangan bagi kaum non muslim memasuki tanah al Haram di Makkah (tanah larangan di Mekkah, Arab Saudi). Mengapa kabuyutan perlu dijaga, tentulah karena kabuyutan adalah cikal dan simbol jatidiri. Rusaknya kabuyutan Galunggung berarti pudarnya jatidiri dan nilai-nilai asli yang khas dari masyarakat Sunda! Pesan Rakeyan Darmasiksa yang termuat dalam Kropak 632 dibukukan oleh Atja (1929--1991) dan Saleh Danasasmita (1933--1986) dengan judul 'Amanat Galunggung' (diterbitkan oleh Proyek Pengembangan Musium Jawa Barat).

Wibawa Galunggung sebagai sebuah kabuyutan, nampak pula dari petikan 'Babad Tanah Jawi ' dan 'Carita Parahyangan', bahwasanya putra sulung Raja Galuh yang bernama Sempak Waja menjadi Batara (raja pandita) di Galunggung dengan gelar Batara Dangiang Guru, yang melantik raja-raja yang akan berkuasa. Kedudukan Batara di Galunggung yang amat tinggi didukung pula oleh penemuan naskah kuno lain dengan kode Kropak 406, yang isinya menerangkan kurang lebih sekitar tahun 1030-an, datanglah Darmasiksa (Sri Jayabupati) menghadap Batara keturunan Batara Dangiang Guru Sempak Waja, meminta wilayah yang kemudian diberi nama oleh Batara yang berkuasa itu sebagai 'tempat tinggal Sang Karma' (Saunggalah). Darmasiksa atau Sri Jayabupati menurut Carita Parahyangan adalah anak dari Sang Lumahing Winduraja. Sedangkan menurut naskah Pangeran Wangsakerta, Jayabupati adalah Raja Sunda ke-20 yang memerintah tahun 1030--1042 (Ekadjati, 2005).

Demikianlah Galunggung disebut sebagai kabuyutan, sebagai 'sanghyang tapak Parahyangan' yang sangat dikeramatkan dan dijaga oleh para 'raja pandita' (Batara) yang memiliki kekuasaan yang sangat tinggi di atas raja-raja biasa.

Kabuyutan-kabuyutan lain yang muncul terkemudian, yang merupakan 'turunan' dari kabuyutan Galunggung banyak tersebar di wilayah Jawa Barat, diantaranya Denuh, Ciburuy, Sumedang, Linggawangi, dan Panjalu. Seperti halnya di Galunggung, kabuyutan-kabuyutan ini pun dipimpin oleh raja pandita bergelar Batara.

PARA BATARA DI GALUNGGUNG

Membahas kabuyutan Galunggung tidak bisa lepas dari topik para Batara yang mendudukinya. Sejauh ini naskah-naskah kuno paling banyak menyebutkan nama 'Batara Dangiang Guru Sempak Waja' yang menjadi Batara di Galunggung. Batara-batara lain sesudahnya pun kadang disebut dengan menyertakan nama besar Dangiang Guru Sempak Waja, seperti halnya yang tertulis pada Kropak 406 di atas. Dari Prasasti yang ditemukan di Gegerhanjuang, Tasikmalaya, diketahui nama seorang Batara wanita. Mungkin Batara wanita satu-satunya, bernama Batari Hyang, yang pada tahun 1111 mengubah bentuk kebataraan menjadi kerajaan, yaitu Kerajaan Galunggung. Menurut versi lokal, diketahui setidaknya enam orang Batara yang memerintah setelah Batari Hyang tahun 1111, dan tidak diketahui jumlah Batara sebelum masanya. Para Batara penguasa Galunggung yang dikenal masyarakat lokal diantaranya Batari Hyang, Batara Sempakwaja, Batara Kuncung Putih, Batara Kawindu, dan Batara Wastuhayu. Versi keluarga R. Anang Daryan Jayadikusumah menambahkan nama Batara Gunawisesa, juga disebutkan jumlah semua Batara yang pernah ada sejumlah 13 orang (lihat topik diskusi BATARA GALUNGGUNG kiriman Batara Gema).

Batara Gunawisesa adalah kakak sulung Batara Kuncung Putih. Adik-adik Batara Gunawisesa dari yang tertua hingga yang termuda adalah Wahyu Cakraningrat (makam di Curug Tujuh Galunggung), Ambu Sarigan (makam di Dinding Ari Galunggung), Ambu Hawuk alias Nyi Mas Garsih (makam di Dinding Ari Galunggung), dan Batara Kuncung Putih (makam di Kawah Galunggung).

Menindaklanjuti informasi dari prasasti Gegerhanjuang bahwasanya pada tahun 1111 masehi terjadi perubahan bentuk pemerintahan dari bentuk kebataraan menjadi kerajaan, tentulah menimbulkan pertanyaan mengenai perbedaan kedua bentuk pemerintahan tersebut. Sejauh ini belum ada rujukan pustaka yang menerangkan hal itu.. Namun menurut hemat Penulis, barangkali bentuk kebataraan dapat dimisalkan dengan bentuk kepausan katolik sekarang ini yang berkedudukan di Roma. Italia, yakni pemerintahan setingkat negara (bahkan lebih dari itu) yang hanya mengurusi keruhanian masyarakat. Kemudian barulah pada tahun 1111 masehi, yakni pada jaman Batari Hyang, Batara tidak hanya mengurusi masalah ruhani masyarakat, namun juga masalah kompleks sehari-hari seperti kesejahteraan rakyat, politik, budaya, dan lain-lain. Dengan demikian, bertambahlah fungsi Batara sejak saat itu, meminjam istilah Islam, yakni sebagai 'ulama' (tokoh ruhani) sekaligus 'umaro' (tokoh birokrat pemerintahan).

JATI SUNDA SEBAGAI ‘AGAMA’ PARA BATARA

Kini muncul sebuah pertanyaan baru. Sebagai tokoh ruhani, apakah 'agama' para Batara ? Menilik berdasar istilah, 'batara' tentulah kental dengan ke-Hinduan yang dibawa dari India. Bisa jadi para Batara di Galunggung beragama Hindu adanya. Tapi bisa jadi pula tidak, meski segala istilah meminjam unsur ke-Hinduan. Danasasmita (2006) dalam tulisannya berjudul 'Batu Nyantra dari Tapos' memberikan informasi yang disepakati oleh Penulis, bahwa agama orang Pajajaran (Sunda, Parahyangan) mengandung tiga unsur utama, yakni 'Hinduisme', 'Budhisme', dan 'Jati Sunda' dengan pemuliaan para leluhur. Dari ketiga unsur tersebut, ternyata 'Jati Sunda' yang paling mendominasi.

Merujuk pada pendapat Saleh Danasasmita (2006) pada tulisan berjudul 'Batu Nyantra dari Tapos' dan 'Hubungan Sri Jayabupati dengan Prasasti Geger Hanjuang, Penulis akan mengulas tentang alam spiritual masyarakat Sunda kuno, terutama para Batara di Galunggung :

Berdasar istilah-istilah dan nama-nama yang terdapat pada prasasti dan naskah kuno lainnya, para ahli berpendapat bahwa agama yang berkembang di tatar Sunda adalah Hindu. Namun setelah diteliti, apabila Hindu yang dianut, maka Hindu orang Sunda berbeda dengan Hindu di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Hindu di tatar Sunda tidak mengenal kasta, yang ada hanyalah feodalisme biasa. Agama Hindu yang agak cocok dengan profil spiritual di tatar Sunda adalah Hindu Tantrayana, yakni perpaduan Hindu dan Budha, namun lebih mengarah ke Budha. Hal ini didukung oleh penemuan "Batu Nyantra" di Tapos, Bogor, pada tahun 1979, yang pada bagian atasnya terdapat goresan serupa gajah, dimana gajah adalah simbol aliran Tantrayana yang lebih mengarah ke Budhiisme. Gambar gajah terdapat pula pada prasasti Kebon Kopi yang ditemukan di Kampung Muara, Cibungbulang, Bogor. Dengan demikian, Budhisme lebih dominan daripada Hinduisme dalam pengertian 'Siwaisme' pada masyarakat tatar Sunda kala itu.

Meminjam ungkapan Danasasmita, meninjau sejarah keagamaan di India, sebenarnya Budhisme dapat disebut sebagai salah satu aliran dalam agama Hindu. Sedangkan, agama Budha sendiri pada dasarnya lebih cenderung merupakan filsafat daripada agama. Ajaran agama Budha pada asal muasalnya tidak mengenal ritual ibadat karena menurut pahamnya keberhasilan mencapai nirwana semata-mata bergantung pada kebenaran karma (perbuatan) belaka.

Apa yang membedakan Budhisme dengan Hinduisme ialah watak Budhisme yang kosmopolit, dapat dianut oleh mereka yang bukan Hindu. Hinduisme pada dasarnya bercorak Aryan, bercorak khas Hindu, kerena menurut doktrin yang mendasarinya, seorang Hindu dilahirkan dalam kasta. Agama Budha tidak mengenal sistem kasta. Agaknya nilai-nilai Budhisme inilah yang menjadi bagian 'irisan' dengan falsafah asli Sunda, yaitu 'Jati Sunda'. Menurut hemat Penulis, bukan Hinduisme atau Budhisme yang mendominasi alam spiritual orang Sunda, terutama para Batara di Galunggung. Hinduisme dan Budhisme hanya memperkaya khasanah spiritual dan bahasa. Logika sejarah mendukung pendapat Penulis, bahwa semenjak filtrasi besar-besaran ajaran Islam dari Cirebon dan Banten abad ke-16 di tatar Sunda, Hinduisme dan Budhisme begitu mudah sirna, sementara 'Jati Sunda' masih tetap ada dan hidup di hati masyarakat Sunda hingga detik ini. Jadi mana yang lebih berurat-berakar : Hinduisme - Budhisme atau 'Jati Sunda' ?

Ajaran 'Jati Sunda' mengajarkan keimanan kepada Tuhan Yang Satu, hidup sederhana (meurih), saling tolong menolong, bersahaja, dan 'kembali ke alam' atau 'back to nature', yakni bahwa alam dan manusia saling memberi sebab - akibat (Suganda, 2006). Ajaran 'Jati Sunda' ini masih nampak kental pada beberapa komunitas masyarakat di wilayah tatar Sunda, diantaranya masyarakat Kampung Naga di Tasikmalaya, Kampung Kuta di Ciamis, Kampung Dukuh dan Kampung Pulo di Garut, Kampung Urug di Bogor, Kampung Ciptarasa - Sirnarasa di Sukabumi, dan Kanekes di Banten. ‘Jati Sunda’, jika dianggap agama, maka agama ini mirip dengan agama Nabi Ibrahim as. Agama Ibrahim belum bernama Islam. Para ulama menyebut agama Ibrahim adalah agama Hanif, yakni agama ‘Jalan Lurus’.

Demikianlah, bahwa banyak istilah Kehinduan yang memperkaya khasanah bahasa di tatar Sunda, khususnya di kabuyutan Galunggung, yang faktanya tak terbantahkan. Begitu pula sumbangan ajaran Hinduisme dan Budhaisme yang memperkaya falsafah asli 'Jati Sunda'. 'Jati Sunda' agaknya sudah ada jauh sebelum Hinduisme - Budhisme dikenal di Galunggung.

'Jati Sunda' mungkinkah 'agama' yang dibawa para Parahyangan (leluhur awal) yang merapat di Galunggung pada jaman air seperti cerita yang ditutur oleh mendiang Aki Anang ? Benarkah cerita Aki Anang tentang hal ikhwal karuhun Sunda di Galunggung ? Kita semua masih menunggu jawaban ilmiah dari para ahli.

Kabuyutan Galunggung : masih misteri yang belum terpecahkan ...

TAMBAHAN :
SILSILAH AKI ANANG (R. ANANG DARYAN JAYADIKUSUMAH) KE BATARA DI GALUNGGUNG


R. Anang Daryan Jayadikusumah (Aki Anang) adalah putra dari R. Waspian Sacakusumah bin Altasan Sacakusumah dan R. Surkiah Wiarsih binti Suyatma Adiwijaya.

Adapun silsilah dari garis ayah adalah sebagai berikut : R. Anang Daryan Jayadikusumah bin Waspian Sacakusumah bin Altasan Sacakusumah bin Adijaya Sacakusumah bin Sunarya Sacakusumah bin Dalem Rana Yudakusumah bin Dalem Paringga Yudakusumah bin Dalem Singaparna. Dalem Singaparna menikah dengan Dewi Manasih binti Prabu Tajiwulung bin Susuhunan Alengga Galunggung bin Batara Gunawisesa.

Silsilah dari garis ibu sebagai berikut : Surkiah Wiarsih (Ibu) binti Suyatma Adiwijaya bin Karta Adiwijaya bin Arpan Adiwijaya. Arpan Adiwijaya memiliki Ibu bernama Ambu Lembok alias Dewi Arsih binti Dalem Pasarean bin Dalem Brajagalong bin Dalem Pakuluran bin Dalem Jamsu bin Dalem Heulang Mangkak bin Prabu Linggawestu bin Prabu Syech Jiwa Raga dst.




DAFTAR PUSTAKA

Suganda, Her. 2006. 'Kampung Naga Mempertahankan Tradisi'. Penerbit PT Kiblat Buku Utama. Bandung

Danasasmita, Saleh. 2006. 'Hubungan antara Sri Jayabupati dan Prasasti Gegerhanjuang' dalam 'Mencari Gerbang Pakuan dan Kajian Lainnya Mengenai Budaya Sunda' - Kumpulan makalah. Pusat Studi Sunda. Bandung

Danasismita, Saleh. 2006. Batu Nyantra dari Tapos' dalam 'Mencari Gerbang Pakuan dan Kajian Lainnya Mengenai Budaya Sunda' - Kumpulan makalah. Pusat Studi Sunda. Bandung

Ekadjati, Edi. 2005. 'Polemik Naskah Pangeran Wangsakerta'. Pustaka Jaya. Jakarta

sumber http://hamdanarfani.blogspot.com

47 Piagam Madinah

Mukadimah

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang "Inilah Piagam Tertulis dari Nabi Muhammad SAW di kalangan orang-orang yang beriman dan memeluk Islam (yang berasal) dari Quraisy dan Yatsrib, dan orang-orang yang mengikuti mereka, mempersatukan diri dan berjuang bersama mereka."

I. Pembentukan Ummat

Pasal 1

Sesungguhnya mereka satu bangsa negara (ummat), bebas dari (pengaruh dan kekuasaan) manusia.

Pasal 2

Kaum Muhajirin dari Quraisy tetap mempunyai hak asli mereka, saling menanggung, membayar dan menerima uang tebusan darah (diyat) karena suatu pembunuhan, dengan cara yang baik dan adil di antara orang-orang beriman.

Pasal 3

  1. Banu 'Awf (dari Yathrib) tetap mempunyai hak asli mereka, tanggung menanggung uang tebusan darah (diyat).
  2. Dan setiap keluarga dari mereka membayar bersama akan uang tebusan dengan baik dan adil di antara orang-orang beriman.

Pasal 4

  1. Banu Sa'idah (dari Yathrib) tetap atas hak asli mereka, tanggung menanggung wang tebusan mereka.
  2. Dan setiap keluarga dari mereka membayar bersama akan wang tebusan dengan baik dan adil di antara orang-orang beriman.

Pasal 5

  1. Banul-Harts (dari suku Yathrib) tetap berpegang atas hak-hak asli mereka, saling tanggung-menanggung untuk membayar uang tebusan darah (diyat) di antara mereka.
  2. Setiap keluarga (tha'ifah) dapat membayar tebusan dengan secara baik dan adil di kalangan orang-orang beriman.

Pasal 6

  1. Banu Jusyam (dari suku Yathrib) tetap berpegang atas hak-hak asli mereka, tanggung-menanggung membayar wang tebusan darah (diyat) di antara mereka.
  2. Setiap keluarga (tha'ifah) dapat membayar tebusan dengan secara baik dan adil di kalangan orang-orang beriman

Pasal 7

  1. Banu Najjar (dari suku Yathrib) tetap berpegang atas hak-hak asli mereka, tanggung-menanggung membayar wang tebusan darah (diyat) dengan secara baik dan adil.
  2. Setiap keluarga (tha'ifah) dapat membayar tebusan dengan secara baik dan adil di kalangan orang beriman.

Pasal 8

  1. Banu 'Amrin (dari suku Yathrib) tetap berpegang atas hak-hak asli mereka, tanggung-menanggung membayar wang tebusan darah (diyat) di antara mereka.
  2. Setiap keluarga (tha'ifah) dapat membayar tebusan dengan secara baik dan adil di kalangan orang-orang beriman.

Pasal 9

  1. Banu An-Nabiet (dari suku Yathrib) tetap berpegang atas hak-hak asli mereka, tanggung-menanggung membayar wang tebusan darah (diyat) di antara mereka.
  2. Setiap keluarga (tha'ifah) dapat membayar tebusan dengan secara baik dan adil di kalangan orang-orang beriman.

Pasal 10

  1. Banu Aws (dari suku Yathrib) berpegang atas hak-hak asli mereka, tanggung-menanggung membayar wang tebusan darah (diyat) di antara mereka.
  2. Setiap keluarga (tha'ifah) dapat membayar tebusan dengan secara baik dan adil di kalangan orang-orang beriman.

III. Persatuan Se-agama

Pasal 11

Sesungguhnya orang-orang beriman tidak akan melalaikan tanggung jawabnya untuk memberi sumbangan bagi orang-orang yang berhutang, karena membayar uang tebusan darah dengan secara baik dan adil di kalangan orang-orang beriman.

Pasal 12

Tidak seorang pun dari orang-orang yang beriman dibolehkan membuat persekutuan dengan teman sekutu dari orang yang beriman lainnya, tanpa persetujuan terlebih dahulu dari padanya.

Pasal 13

  1. Segenap orang-orang beriman yang bertaqwa harus menentang setiap orang yang berbuat kesalahan , melanggar ketertiban, penipuan, permusuhan atau pengacauan di kalangan masyarakat orang-orang beriman.
  2. Kebulatan persatuan mereka terhadap orang-orang yang bersalah merupakan tangan yang satu, walaupun terhadap anak-anak mereka sendiri.

Pasal 14

  1. Tidak diperkenankan seseorang yang beriman membunuh seorang beriman lainnya karena lantaran seorang yang tidak beriman.
  2. Tidak pula diperkenankan seorang yang beriman membantu seorang yang kafir untuk melawan seorang yang beriman lainnya.

Pasal 15

  1. Jaminan Tuhan adalah satu dan merata, melindungi nasib orang-orang yang lemah.
  2. Segenap orang-orang yang beriman harus jamin-menjamin dan setiakawan sesama mereka daripada (gangguan) manusia lain

IV. Persatuan Segenap Warga Negara

Pasal 16

Bahwa sesungguhnya kaum-bangsa Yahudi yang setia kepada (negara) kita, berhak mendapatkan bantuan dan perlindungan, tidak boleh dikurangi haknya dan tidak boleh diasingkan dari pergaulan umum.

Pasal 17

  1. Perdamaian dari orang-orang beriman adalah satu
  2. Tidak diperkenankan segolongan orang-orang yang beriman membuat perjanjian tanpa ikut sertanya segolongan lainnya di dalam suatu peperangan di jalan Tuhan, kecuali atas dasar persamaan dan adil di antara mereka.

Pasal 18

Setiap penyerangan yang dilakukan terhadap kita, merupakan tantangan terhadap semuanya yang harus memperkuat persatuan antara segenap golongan.

Pasal 19

  1. Segenap orang-orang yang beriman harus memberikan pembelaan atas tiap-tiap darah yang tertumpah di jalan Tuhan.
  2. Setiap orang beriman yang bertaqwa harus berteguh hati atas jalan yang baik dan kuat.

Pasal 20

  1. Perlindungan yang diberikan oleh seorang yang tidak beriman (musyrik) terhadap harta dan jiwa seorang musuh Quraisy, tidaklah diakui.
  2. Campur tangan apapun tidaklah diijinkan atas kerugian seorang yang beriman.

Pasal 21

  1. Barangsiapa yang membunuh akan seorang yang beriman dengan cukup bukti atas perbuatannya harus dihukum bunuh atasnya, kecuali kalau wali (keluarga yang berhak) dari si terbunuh bersedia dan rela menerima ganti kerugian (diyat).
  2. Segenap warga yang beriman harus bulat bersatu mengutuk perbuatan itu, dan tidak diizinkan selain daripada menghukum kejahatan itu.

Pasal 22

  1. Tidak dibenarkan bagi setiap orang yang mengakui piagam ini dan percaya kepada Tuhan dan hari akhir, akan membantu orang-orang yang salah, dan memberikan tempat kediaman baginya.
  2. Siapa yang memberikan bantuan atau memberikan tempat tinggal bagi pengkhianat-pengkhianat negara atau orang-orang yang salah, akan mendapatkan kutukan dan kemurkaan Tuhan di hari kiamat nanti, dan tidak diterima segala pengakuan dan kesaksiannya.

Pasal 23

Apabila timbul perbedaan pendapat di antara kamu di dalam suatu soal, maka kembalikanlah penyelesaiannya pada (hukum) Tuhan dan (keputusan) Muhammad SAW.

V. Golongan Minoritas

Pasal 24

Warganegara (dari golongan) Yahudi memikul biaya bersama-sama dengan kaum beriman, selama negara dalam peperangan.

Pasal 25

  1. Kaum Yahudi dari suku 'Awf adalah satu bangsa-negara (ummat) dengan warga yang beriman.
  2. Kaum Yahudi bebas memeluk agama mereka, sebagai kaum Muslimin bebas memeluk agama mereka.
  3. Kebebasan ini berlaku juga terhadap pengikut-pengikut/sekutu-sekutu mereka, dan diri mereka sendiri.
  4. Kecuali kalau ada yang mengacau dan berbuat kejahatan, yang menimpa diri orang yang bersangkutan dan keluarganya.

Pasal 26

Kaum Yahudi dari Banu Najjar diperlakukan sama seperti kaum Yahudi dari Banu 'Awf di atas

Pasal 27

Kaum Yahudi dari Banul-Harts diperlakukan sama seperti kaum Yahudi dari Banu 'Awf di atas

Pasal 28

Kaum Yahudi dari Banu Sa'idah diperlakukan sama seperti kaum Yahudi dari Banu 'Awf di atas

Pasal 29

Kaum Yahudi dari Banu Jusyam diperlakukan sama seperti kaum Yahudi dari Banu 'Awf di atas

Pasal 30

Kaum Yahudi dari Banu Aws diperlakukan sama seperti kaum Yahudi dari Banu 'Awf di atas

Pasal 31

  1. Kaum Yahudi dari Banu Tsa'labah, diperlakukan sama seperti kaum yahudi dari Banu 'Awf di atas
  2. Kecuali orang yang mengacau atau berbuat kejahatan, maka ganjaran dari pengacauan dan kejahatannya itu menimpa dirinya dan keluarganya.

Pasal 32

Suku Jafnah adalah bertali darah dengan kaum Yahudi dari Banu Tsa'labah, diperlakukan sama seperti Banu Tsa'labah

Pasal 33

  1. Banu Syuthaibah diperlakukan sama seperti kaum Yahudi dari Banu 'Awf di atas.
  2. Sikap yang baik harus dapat membendung segala penyelewengan.

Pasal 34

Pengikut-pengikut/sekutu-sekutu dari Banu Tsa'labah, diperlakukan sama seperti Banu Tsa'labah.

Pasal 35

Segala pegawai-pegawai dan pembela-pembela kaum Yahudi, diperlakukan sama seperti kaum Yahudi.

VI. Tugas Warga Negara

Pasal 36

  1. Tidak seorang pun diperbolehkan bertindak keluar, tanpa ijinnya Muhammad SAW
  2. Seorang warga negara dapat membalaskan kejahatan luka yang dilakukan orang kepadanya
  3. Siapa yang berbuat kejahatan, maka ganjaran kejahatan itu menimpa dirinya dan keluarganya, kecuali untuk membela diri
  4. Tuhan melindungi akan orang-orang yang setia kepada piagam ini

Pasal 37

  1. Kaum Yahudi memikul biaya negara, sebagai halnya kaum Muslimin memikul biaya negara
  2. Di antara segenap warga negara (Yahudi dan Muslimin) terjalin pembelaan untuk menentang setiap musuh negara yang memerangi setiap peserta dari piagam ini
  3. Di antara mereka harus terdapat saling nasihat-menasihati dan berbuat kebajikan, dan menjauhi segala dosa
  4. Seorang warga negara tidaklah dianggap bersalah, karena kesalahan yang dibuat sahabat/sekutunya
  5. Pertolongan, pembelaan, dan bantuan harus diberikan kepada orang/golongan yang teraniaya

Pasal 38

Warga negara kaum Yahudi memikul biaya bersama-sama warganegara yang beriman, selama peperangan masih terjadi

VII. Melindungi Negara

Pasal 39

Sesungguhnya kota Yatsrib, Ibukota Negara, tidak boleh dilanggar kehormatannya oleh setiap peserta piagam ini

Pasal 40

Segala tetangga yang berdampingan rumah, harus diperlakukan sebagai diri-sendiri, tidak boleh diganggu ketenteramannya, dan tidak diperlakukan salah

Pasal 41

Tidak seorang pun tetangga wanita boleh diganggu ketenteraman atau kehormatannya, melainkan setiap kunjungan harus dengan izin suaminya

VIII. Pimpinan Negara

Pasal 42

  1. Tidak boleh terjadi suatu peristiwa di antara peserta piagam ini atau terjadi pertengkaran, melainkan segera dilaporkan dan diserahkan penyelesaiannya menurut (hukum ) Tuhan dan (kebijaksanaan) utusan-Nya, Muhammad SAW
  2. Tuhan berpegang teguh kepada piagam ini dan orang-orang yang setia kepadanya

Pasal 43

Sesungguhnya (musuh) Quraisy tidak boleh dilindungi, begitu juga segala orang yang membantu mereka

Pasal 44

Di kalangan warga negara sudah terikat janji pertahanan bersama untuk menentang setiap agresor yang menyergap kota Yathrib

IX. Politik Perdamaian

Pasal 45

  1. Apabila mereka diajak kepada pendamaian (dan) membuat perjanjian damai (treaty), mereka tetap sedia untuk berdamai dan membuat perjanjian damai
  2. Setiap kali ajakan pendamaian seperti demikian, sesungguhnya kaum yang beriman harus melakukannya, kecuali terhadap orang (negara) yang menunjukkan permusuhan terhadap agama (Islam)
  3. Kewajiban atas setiap warganegara mengambil bahagian dari pihak mereka untuk perdamaian itu

Pasal 46

  1. Dan sesungguhnya kaum Yahudi dari Aws dan segala sekutu dan simpatisan mereka, mempunyai kewajiban yang sama dengan segala peserta piagam untuk kebaikan (pendamaian) itu
  2. Sesungguhnya kebaikan (pendamaian) dapat menghilangkan segala kesalahan

X. Penutup

Pasal 47

  1. Setiap orang (warganegara) yang berusaha, segala usahanya adalah atas dirinya
  2. Sesungguhnya Tuhan menyertai akan segala peserta dari piagam ini, yang menjalankannya dengan jujur dan sebaik-baiknya
  3. Sesungguhnya tidaklah boleh piagam ini dipergunakan untuk melindungi orang-orang yang dhalim dan bersalah
  4. Sesungguhnya (mulai saat ini), orang-orang yang bepergian (keluar), adalah aman
  5. Dan orang yang menetap adalah aman pula, kecuali orang-orang yang dhalim dan berbuat salah
  6. Sesungguhnya Tuhan melindungi orang (warganegara) yang baik dan bersikap taqwa (waspada)
  7. Dan (akhirnya) Muhammad adalah Pesuruh Tuhan, semoga Tuhan mencurahkan shalawat dan kesejahteraan atasnya

Keterangan

  • Menurut riwayat Ibnu Ishaq dalam bukunya Sirah an-Nabi SAW juz II hal 119-123, dikutip Ibnu Hisyam (wafat : 213 H.828 M). Disistematisasikan ke dalam pasal-pasal oleh Dr. AJ Wensinck dalam bukunya Mohammad en de Yoden le Medina (1928), pp. 74-84, dan W Montgomery Watt dalam bukunya Mohammad at Medina (1956), pp. 221-225
  • Digandakan untuk keperluan pelajaran Pendidikan Ahlussunnah wal-Jama'ah Kelas I (satu) Program Madrasah Diniyyah Wustha (MDW) Al Muayyad Mangkuyudan, Surakarta, semester II, oleh Drs. M Dian Nafi'
 sumber :
id.wikisource.org

Jun 11, 2011

memahami gerak tubuh

Apa yang sesungguhnya anda maksudkan ketika anda mengatupkan bibir anda, menyilangkan kaki atau mengangkat alis anda? Di sini ahli bahasa tubuh Peter Collet, pengarang Book Of Tells, mengungkapkan bahwa anda secara tak sadar mengungkapkan sesuatu melalui gerakan tubuh anda.




Memandang Ke atas

Ketika Pangeran Charles akan mengucapkan sumpah janji pernikahannya kepada Putri Diana, dia melihat ke atas. Ini adalah ungkapan pencarian keselamatan – dia melihat ke langit untuk minta tolong. Apapunagama anda, jika anda memandang ke atas berarti anda mencari pertolongan dari Yang di Atas. Orang dengan rasa diri penting juga melakukannya, menunjukkan mereka membuat kontak dengan Yang Maha Kuasa.

Ungkapan perasaan anda: Melihat ke atas berarti  memohon bantuan, sedangkan menggaruk hidung berarti orang itu berbohong.

Berkedip

Berkedip dengan cepat? Lalu pikiran Anda bekerja terus menerus. Ini adalah tanda-tanda seseorang sedang khawatir, gembira atau bahkan berbohong karena mereka di bawah tekanan dan berpikir sangat keras. Apapun alasannya, mulai dari  'Aku harus keluar dari sini' sampai  'Dia sangat menarik' atau 'Aku akan tertangkap basah'.

Menggaruk Hidung

Lakukan ini dan anda mungkin sedang berbohong. Ketika anda berbohong, secara naluri anda ingin menutupi sumber kebohongan yaitu mulut Anda - jadi tidak ada yang  dapat melihat bahwa anda berbohong. Tapi menutup mulut anda akan terlihat sangat jelas, sehingga orang-orang menyamarkannya dengan menggaruk hidung mereka, sehingga tangan mereka memiliki alasan berada di sana dan seperti berusaha untuk menutup mulut mereka.

Mengerucutkan Bibir

Orang pemarah sering mengerucutkan bibir mereka karena itu  mencegah mulut untuk mengatakan sesuatu yang akan dia sesali. Jika anda memiliki sesuatu yang disembunyikan, anda berusaha untuk menutup mulut anda dan  mencegah anda berbicara – Secara tidak sadar anda berpikir: "Tidak, lebih baik saya tidak mengatakan apa-apa.”

Menggigit Bibir

Mulut adalah gerbang  terbesar yang bisa  menunjukkan kecemasan. Jika anda ingin tahu jika seseorang sedang tertekan atau gugup, lihatlah mulut mereka.

Menggigit bibir, baik bibir bawah atau sudut mulut dengan gigi atas, akan mencegah seseorang untuk berbicara, jadi cara ini sering digunakan oleh orang yang ingin menghentikan diri mereka untuk mengatakan sesuatu.

Bahasa isyarat: Menggigit bibir mengungkapkan kecemasan, sementara menggigit bibir dengan memiringkan kepala adalah cara menggoda.

Memiringkan Kepala

Disebut “bahasa isyarat kepala” oleh psikolog, ini sering digunakan oleh seorang perempuan untuk menggoda dan terlihat lebih menarik.

Memiringkan kepala akan terefek pada tiga hal yang menarik bagi pria: membuat sang wanita kelihatan lebih pendek, meniru bayi yang meletakkan kepalanya di bahu ibunya; dan memperlihatkan jenjang leher.

Leher adalah salah satu bagian yang paling rentan dari tubuh anda, memperlihatkannya kepada seseorang adalah cara untuk mengatakan secara tersirat: “aku percaya padamu”

Memijat Telinga

Ketika seseorang khawatir, mereka menyentuh daun telinga mereka untuk memberikan kenyamanan bagi diri mereka sendiri. Telinga adalah organ yang penuh dengan urat saraf, sehingga akan menimbulkan sensasi yang menyenangkan untuk mengurangi kekhawatiran.

Mengibas Rambut

Berusaha untuk mencari perhatian seseorang. Ini juga adalah cara untuk “kelihatan muda” yangsering digunakan oleh para perempuan tua untuk tampil lebih menarik. Ketika kita masih muda, rambut kita lebih fleksibel secara alami, tetapi seiring dengan waktu, mulai memudar. Mengibas rambut bagi wanita, adalah untuk memberikan kesan masih muda.

Baca tanda-tanda: Menyentuh daun telinga untuk menenangkan diri dan mengibas rambut
untuk mencari perhatian

Menaikkan Alis Mata

Melengkungkan alis dan melebarkan mata anda, akan terlihat menakutkan. Tapi menaikkan alis mata menunjukkan bahwa anda tertarik pada seseorang atau sesuatu.

Pangeran Charles dan Tony Blair menggunakan cara ini untuk mengatakan: "Saya bukan ancaman, saya terpesona pada anda dan saya tidak mencoba mendominasi." Ini adalah salah satu cara untuk membuat orang lebih santai.

Mengerutkan Alis

Mengerutkan alis adalah isyarat dominasi yang sering digunakan terutama oleh laki-laki, yang menyatakan pada orang-orang: "Saya mungkin menghormati anda, tapi saya yang bertanggung jawab."

Merenggangkan Kaki

Ketika anda sedang naikkereta, anda berdiri dengan kaki terpisah sehingga anda tidak
kehilangan  keseimbangan. Dan itulah apa yang anda katakan ketika anda berdiri seperti ini di situasi lain: "Saya stabil."Anda memberitahu kepada orang-orang bahwa anda tidak akan mengubah pikiran anda.

Memindahkan Berat Badan

Ketika anda ingin melarikan diri dari percakapan, anda memindahkan berat badan anda dari satu sisi ke sisi lainnya atau dari arah belakang ke depan.

Hal ini sering menyebabkan sedikit tarian dengan lawan bicara anda – anda memindahkan berat badan anda, mereka menangkap sinyal itu, sehingga mereka melihat pada tas tangan mereka. Anda membaca sinyal ini dan mengancingkan jas anda, mereka mengambil jas mereka. Anda berdua meninggalkan tempat itu.

Pria juga kadang-kadang melakukan hal ini ketika mengobrol dengan seorang gadis cantik untuk memberikan kesan energik.

Arti yang benar: Posisi duduk pretzel, ke arah kiri, berarti seseorang sedang mencoba untuk membuat sendiri tak terlihat, sedangkan duduk melebar menunjukkan kesan dominan

Posisi Pretzel

Lain kali ketika anda melihat seorang pelawak, yang sedang mencari dari antara penonton yang duduk dengan kaki disilangkan dan salah satu kaki di belakang betis. Hal ini menyatakan: "Ya, aku bahagia berada di sini, tapi aku ingin tidak terlihat."

Anda mengambil ruang sesedikit mungkin, berharap agar anda tidak diperhatikan.

Menyilangkan Kaki

Oh sayang,jika anda bersama dengan orang yang benar-benar membosankan berdiri dengan “posisi gunting”, anda sedang berada dalam malam panjang penuh kebosanan”.

Posisi tersebut menyatakan: "Saya tidak punya niat untuk pindah." Ini cara yang sangat baik untuk mengatakan apakah percakapan tersebut akan dilanjutkan atau tidak.

Duduk Melebar

Jika Anda ingin memegang kendali, ambillah ruang sebanyak mungkin -- meletakkan kertas-kertas, merenggangkan lengan dan kaki anda sejauh mungkin dan menaruh kaki anda ke dalam ruang komunal.

Itu setara dengan binatang yang berusaha untuk memperluas ruang mereka dalam rangka mengancam dan mendominasi.

Sinyal tangan: Membuka telapak tangan adalah sikap ramah (kiri), namun menyembunyikan tangan anda, berarti anda tidak ingin memberikan apa pun.

Tangan Terbuka

Menampilkan telapak tangan anda adalah isyarat ramah yang menunjukkan bahwa anda memiliki niat damai. Ini menunjukkan penerimaan, niat baik dan bahwa anda terbuka untuk ide-ide baru.

Arah Kaki

Saya pernah mengamati dalam perlombaan, anjing mana yang akan memenangkan Perlombaan Crufts sebelum diumumkan karena kaki juri telah menunjuk arahnya.

Cara kaki anda menghadap menunjukkan apa yang anda pikirkan. Ikuti garis kaki seseorang dan ia akan menunjukkan apa yang paling mereka minati pada saat itu --  jika mengarah ke pintu, mereka ingin pergi.

Menunjukkan Ruas Jari

Ini adalah kebalikan dari tangan terbuka - itu untuk melindungi diri sendiri dan sebenarnya menyatakan: "Hati-hati, Anda bisa mendapatkan bogem mentah.”

Menyembunyikan Tangan Anda

Menyembunyikan tangan anda secara keseluruhan ketika anda memiliki suatu rahasia menyatakan bahwa anda tidak ingin mengungkapkan apapun.

Tony Blair suka meletakkan tangannya di saku, tapi meninggalkan ibu jari tetap terlihat – ini merupakan sikap setengah rahasia, dengan meletakkan ibu jari tetap terlihat, juga menyatakan tanda dominasi.

Sumber : erabaru.net
http://www.situsdunia.tk/2011/02/memahami-bahasa-tubuh-manusia.html

Beberapa penyebab remaja susah tidur

Apakah anda termasuk seorang remaja atau anak muda yang sulit bangun pagi sehingga kadang orang tua kadang harus berteriak-teriak atau bolak-balik membangunkan di pagi hari untuk sholat dan sekolah.



http://www.lienaaifen.com/uploads/2011/01/tidur-lampu-mati.jpg

Tapi Anda masih sulit sekali untuk bangun, maka anda harus mengetahui sebenarnya apa yang membuat kita sulit bangun pagi.

Bagi orang tua, membangunkan anak remaja di pagi hari kadang membuat orang tua frustasi. Kondisi susah membangunkan anak remaja dan anak remaja yang sulit bangun pagi dialami hampir seluruh orang tua dan anak remaja di dunia.


Kenapa anak remaja sulit bangun pagi?

Hasil penelitian yang dilakukan Mary Carskadon, profesor psikiatri dari Brown University tahun 2005 mencatat ada sekitar 30 persen remaja yang mengalami gangguan tidur. Usia remaja ini berkisar 10-18 tahun.

Anak-anak usia remaja ini membutuhkan tidur waktu tidur 9-10 jam sehari. Usia remaja adalah saat anak mengalami pubertas. Memasuki periode ini, tubuh remaja akan menyesuaikan diri termasuk waktu jam tidurnya.

http://cdn.sheknows.com/articles/sleeping-teen.jpg

Saat pubertas tubuh remaja akan mengalami pergeseran waktu tidur malam sekitar 2 jam dan kebanyakan tidak akan bisa tidur di bawah jam 11 malam.

Ketika puber, tubuh remaja akan mengalami perubahan hormon dan hormon melatonin yang merangsang tubuh cepat tidur juga tertunda produksinya.

Bisa saja orangtua menyuruh anak masuk kamar dan tidur jam 10 malam tapi yang terjadi si anak hanya melihat langit-langit kamar dan mungkin baru akan mengantuk sekitar pukul 1 pagi.

Itulah yang menyebabkan remaja kesulitan bangun pagi. Karena jadwal tidurnya lebih larut sementara kebutuhan tidurnya 9 jam yang membuatnya sangat tersiksa bangun di pagi hari.

Jelas saja ini berbeda dengan waktu tidur orangtuanya. Orang dewasa bisa tanpa sadar tertidur pukul 10 malam dan hanya butuh 7-8 jam untuk tidur cukup.

"Remaja seperti berperang ketika harus bangun pagi, tapi itu tidak sepenuhnya kesalahan mereka," kata Jodi Mindell, pakar gangguan tidur anak dari the Children's Hospital of Philadelphia seperti dilansir dari Natioanl Sleep Organizaton.

Ritme sirkadian (jam biologis) remaja membuatnya lebih terjaga di malam hari sehingga seringkali remaja tertidur di dalam kelas.

Beberapa sekolah di Minneapolis, Amerika telah mengubah jadwal masuk sekolah dari semula pukul 07.00 menjadi pukul 08.00-08.30. Perubahan jam sekolah ini untuk membantu siswa lebih siap menghadapi pelajarannya.

Namun perubahan hormon bukan satu-satunya yang menjadi penyebab susah tidur remaja. Kebiasaan minum-minuman kafein, tidur di depan TV, tidur dengan cahaya terang juga memicu remaja semakin susah tidur malam.

http://www.bloggaul.com/gothanx/pic/gothanx_11262007100221AM_tv460.jpg

Mengisi kegiatan dengan esktrakurikuler seperti olahraga atau kegiatan seni akan bagus buat remaja, sehingga ketika malam tubuhnya akan cepat tertidur karena sudah kelelahan.

Membuat jam tidur malam yang teratur buat remaja mungkin sulit, tapi dengan membiasakan memiliki jam tidur teratur akan membantu mengatasi remaja memiliki jam tidur yang baik.

Remaja yang kurang tidur akan berpengaruh terhadap emosinya yang menjadi gampang marah dan mudah dipengaruhi hal-hal negatif.



Sebaiknya diperhatikan pula hal-hal yang bisa memperparah gangguan tidur remaja:
  1. Jauhi minuman kafein dan nikotin yang dapat mengganggu tidur.
  2. Hindari permainan komputer sebelum tidur.
  3. Hindari berdebat dengan remaja sebelum tidur.
  4. Hindari tidur dengan sinar komputer atau TV yang berkelap-kelip di kamarnya.
  5. Hindari cahaya terang di malam hari sebaiknya matikan lampunya saat tidur yang akan mempercepat produksi hormon melatonin
  6. Biarkan remaja tidur pada akhir pekan, tetapi tidak lebih dari 2 atau 3 jam agar tidak mengganggu jam tubuh mereka.

Sumber :
adipedia.com
http://www.situsdunia.tk/2011/02/inilah-beberapa-penyebab-remaja-sulit.html

Peradaban Nenek Moyang Kita

Di zaman dahulu kala, para nenek moyang kita sudah menemukan banyak penemuan yang terbilang canggih. Tetapi sayang sekali banyak orang Indonesia sendiri tidak menyadarinya. Kali ini Indonesiatop.blogspot akan menulis beberapa teknologi kuno nenek moyang Indonesia.

1. Borobudur: bukti kecanggihan teknologi dan arsitektur




Borobudur adalah candi yang diperkirakan mulai dibangun sekitar 824 M oleh Raja Mataram bernama Samaratungga dari wangsa Syailendra. Borobudur merupakan bangunan candi yang sangat megah.

Tidak dapat dibayangkan bagaimana nenek moyang kita membangun Borobudur yang demikian berat dapat berdiri kokoh dengan tanpa perlu memakukan ratusan paku bumi untuk mengokohkan pondasinya, tak terbayangkan pula bagaimana batu-batu yang membentuk Borobudur itu dibentuk dan diangkut ke area pembangunan di atas bukit.

Bahkan dengan kecanggihan yang ada pada masa kini, sulit membangun sebuah candi yang mampu menyamai candi Borobudur. Borobudur juga mengadopsi Konsep Fraktal.

Fraktal adalah bentuk geometris yang memiliki elemen-elemen yang mirip dengan bentuknya secara keseluruhan.

Candi borobudur sendiri adalah stupa raksasa yang di dalamnya terdiri dari stupa-stupa lain yang lebih kecil. Terus hingga ketidakberhinggaan. Sungguh mengagumkan nenek moyang kita sudah memiliki pengetahuan seperti itu. Bangunan Candi Borobudur benar-benar bangunan yang luar biasa.


2. Kapal Jung Jawa: Teknologi kapal raksasa


Jauh sebelum Cheng Ho dan Columbus, para penjelajah laut Nusantara sudah melintasi sepertiga bola dunia. Meskipun sejak 500 tahun sebelum Masehi orang-orang China sudah mengembangkan beragam jenis kapal dalam berbagai ukuran, hingga abad VII kecil sekali peran kapal China dalam pelayaran laut lepas.

Dalam catatan perjalanan keagamaan I-Tsing (671-695 M) dari Kanton ke Perguruan Nalanda di India Selatan disebutkan bahwa ia menggunakan kapal Sriwijaya, negeri yang ketika itu menguasai lalu lintas pelayaran di ”Laut Selatan”.

Pelaut Portugis yang menjelajahi samudera pada pertengahan abad ke-16 Diego de Couto dalam buku Da Asia, terbit tahun 1645 menyebutkan, orang Jawa lebih dulu berlayar sampai ke Tanjung Harapan, Afrika, dan Madagaskar.

Ia mendapati penduduk Tanjung Harapan awal abad ke-16 berkulit cokelat seperti orang Jawa. "Mereka mengaku keturunan Jawa," kata Couto, sebagaimana dikutip Anthony Reid dalam buku Sejarah Modern Awal Asia Tenggara.

Berdasarkan relief kapal di Candi Borobudur membuktikan bahwa sejak dulu nenek moyang kita telah menguasai teknik pembuatan kapal. Kapal Borobudur telah memainkan peran utama dalam segala hal dalam bahasa Jawa pelayaran, selama ratusan ratus tahun sebelum abad ke-13.

Memasuki abad ke-8 awal, kapal Borobudur digeser oleh Jung besar Jawa, dengan tiga atau empat layar sebagai Jung. Kata "Jung" digunakan pertama kali dalam perjalanan biksu Odrico jurnal, Jonhan de Marignolli, dan Ibn Battuta berlayar ke Nusantara, awal abad ke-14.

Mereka memuji kehebatan kapal Jawa raksasa sebagai penguasa laut Asia Tenggara. Teknologi pembuatan Jung tak jauh berbeda dari karya kapal Borobudur; seluruh badan kapal dibangun tanpa menggunakan paku.

Disebutkan, jung Nusantara memiliki empat tiang layar, terbuat dari papan berlapis empat serta mampu menahan tembakan meriam kapal-kapal Portugis.

Bobot jung rata-rata sekitar 600 ton, melebihi kapal perang Portugis. Jung terbesar dari Kerajaan Demak bobotnya mencapai 1.000 ton yang digunakan sebagai pengangkut pasukan Nusantara untuk menyerang armada Portugis di Malaka pada 1513. Bisa dikatakan, kapal jung Nusantara ini disandingkan dengan kapal induk di era modern sekarang ini.


3. Keris: kecanggihan teknologi penempaan logam


Teknologi logam sudah lama berkembang sejak awal masehi di nusantara. Para empu sudah mengenal berbagai kualitas kekerasan logam. Keris memiliki teknologi penempaan besi yang luar biasa untuk ukuran masyarakat di masa lampau.

Keris dibuat dengan teknik penempaan, bukan dicor. Teknik penempaan disertai pelipatan berguna untuk mencari kemurniaan besi, yang mana pada waktu itu bahan-bahan besi masih komposit dengan materi-materi alam lainnya.

Keris yang mulanya dari lembaran besi yang dilipat-lipat hingga kadang sampai ribuan kali lipatan sepertinya akan tetap senilai dengan prosesnya yang unik, menarik dan sulit. Perkembangan teknologi tempa tersebut mampu menciptakan satu teknik tempa Tosan Aji ( Tosan = besi, Aji = berharga).

Pemilihan akan batu meteorit yang mengandung unsur titanium sebagai bahan keris, juga merupakan penemuan nenek moyang kita yang mengagumkan. Titanium lebih dikenal sebagai bahan terbaik untuk membuat keris karena sifatnya ringan namun sangat kuat.

Kesulitan dalam membuat keris dari bahan titanium adalah titik leburnya yang mencapai 60 ribu derajat celcius, jauh dari titik lebur besi, baja atau nikel yang berkisar 10 ribu derajat celcius.

Titanium ternyata memiliki banyak keunggulan dibandingkan jenis unsur logam lainnya. Unsur titanium itu keras, kuat, ringan, tahan panas, dan juga tahan karat.

Unsur logam titanium baru ditemukan sebagai unsur logam mandiri pada sekitar tahun 1940, dan logam yang kekerasannya melebihi baja namun jauh lebih ringan dari besi. Dalam peradaban modern sekarang, titanium dimanfaatkan orang untuk membuat pelapis hidung pesawat angkasa luar, serta ujung roket dan peluru kendali antar benua.


4. Benteng Keraton Buton: Arsitektur bangunan untuk pertahanan


Di Buton, Sulawesi Tenggara ada Benteng yang dibangun di atas bukit seluas kurang lebih 20,7 hektar. Benteng yang merupakan bekas ibukota Kesultanan Buton ini memiliki bentuk arsitek yang cukup unik, terbuat dari batu kapur.

Benteng yang berbentuk lingkaran ini memiliki panjang keliling 2.740 meter. Benteng ini memiliki 12 pintu gerbang dan 16 pos jaga / kubu pertahanan (bastion) yang dalam bahasa setempat disebut baluara.

Tiap pintu gerbang (lawa) dan baluara dikawal 4-6 meriam. Jumlah meriam seluruhnya 52 buah. Pada pojok kanan sebelah selatan terdapat godana-oba (gudang mesiu) dan gudang peluru di sebelah kiri.

Letaknya pada puncak bukit yang cukup tinggi dengan lereng yang cukup terjal memungkinkan tempat ini sebagai tempat pertahanan terbaik di zamannya. Benteng ini menunjukkan betapa hebatnya ahli bangunan nenek moyang kita dalam membuat teknologi bangunan untuk pertahanan.


5. Si Gale gale: Teknologi Robot tradisional Nusantara


Orang Toba Batak Sumatra utara pada zaman dahulu sudah bisa membuat robot tradisional yang dikenal dengan sebutan si gale-gale. Boneka ini menguasai sistem kompleks tali yang dibuat sedemikian rupa. Melalui tali yang ditarik ulur inilah boneka itu dapat membungkuk dan menggerakan “tangannya” sebagai mana layaknya orang menari.

Menurut cerita, Seorang Raja dari Suku Karo di Samosir membuat patung dari kayu untuk mengenang anak satu-satunya yang meninggal dunia. Patung kayu tersebut dapat menari-nari yang digerakkan oleh beberapa orang. Sigale - gale dimainkan dengan iringan musik tradisional khas Batak.

Boneka yang tingginya mencapai satu setengah meter tersebut diberi kostum tradisional Batak. Bahkan semua gerak-geriknya yang muncul selama pertunjukan menciptakan kesan-kesan dari contoh model manusia.

Kepalanya bisa diputar ke samping kanan dan kiri, mata dan lidahnya dapat bergerak, kedua tangan bergerak seperti tangan-tangan manusia yang menari serta dapat menurunkan badannya lebih rendah seperti jongkok waktu menari.

Si gale-gale merupakan bukti bahwa nenek moyang kita sudah dapat membuat boneka mekanikal atau robot walau dalam bentuk yang sederhana. Robot tersebut diciptakan untuk dapat meniru gerakan manusia.


6. Pengindelan Danau Tasikardi, Banten : Kecanggihan Teknologi Penjernihan Air


Nenek moyang kita ternyata sudah mengembangkan teknologi penyaringan air bersih. Sekitar abad ke16-17 Kesultanan Banten telah membangun Bangunan penjernih air untuk menyaring air yang berasal dari Waduk Tasikardi ke Keraton Surosowan.

Proses penjernihannya tergolong sudah maju. Sebelum masuk ke Surosowan, air yang kotor dan keruh dari Tasik Ardi disalurkan dan disaring melalui tiga bangunan bernama Pengindelan Putih, Abang, dan Emas.

Di tiap pengindelan ini, air diproses dengan mengendapkan dan menyaring kotoran. Air selanjutnya mengalir ke Surosowan lewat serangkaian pipa panjang yang terbuat dari tanah liat dengan diameter kurang lebih 40 cm.

Terlihat sekali bahwa pada masa tersebut sudah mampu menguasai teknologi pengolahan air keruh menjadi air layak pakai.

Danau Tasik Ardi sendiri merupakan danau buatan. Sebagai situs sejarah, keberadaan danau ini adalah bukti kegemilangan peradaban Kesultanan Banten pada masa lalu.

Untuk ukuran saat itu, membuat waduk atau danau buatan untuk mengairi areal pertanian dan memenuhi kebutuhan pasokan air bagi penduduk merupakan terobosan yang cemerlang.


7. Karinding: Teknologi pengusir hama dengan gelombang suara


Ternyata nenek moyang dan leluhur kita mempunyai suatu alat musik tiup tradisional yang berfungsi sebagai hiburan sekaligus pengusir hama.

Alat musik dari Sunda ini terbuat dari pelepah kawung atau bambu berukuran 20 x 1 cm yang dipotong menjadi tiga bagian yaitu bagian jarum tempat keluarnya nada (disebut cecet ucing atau ekor kucing), pembatas jarum, dan bagian ujung yang disebut panenggeul (pemukul).

Jika bagian panenggeul dipukul, maka bagian jarum akan bergetar dan ketika dirapatkan ke rongga mulut, maka akan menghasilkan bunyi yang khas.

Alat ini bukan cuma untuk menghibur tapi juga ternyata berfungsi mengusir hama di kebun atau di ladang pertanian. Suara yang dihasilkan oleh karinding ternyata menghasilkan gelombang low decibel yang menyakitkan hama sehingga mereka menjauhi ladang pertanian.

Frekuensi suara yang dikeluarkan oleh alat musik tersebut menyakitkan bagi hama tersebut, atau bisa dikatakan frekuensi suaranya melebihi dari rentang frekuensi suara hama tersebut, sehingga hama tersebut akan panik dan terganggu konsentrasinya.

Kecanggihan Karinding sebagai bukti bahwa nenek moyang kita sejak dulu sudah mampu menciptakan alat yang menghasilkan gelombang suara. Ini adalah alat mengusir hama yang aman bagi lingkungan. Dibutuhkan perhitungan yang teliti untuk menciptakan alat musik seperti itu.


8. Rumah Gadang: Arsitektur Rumah Aman Gempa


Para nenek moyang orang Minang ternyata berpikiran futuristik alias jauh maju melampaui zamannya dalam membangun rumah. Konstruksi rumah gadang ternyata telah dirancang untuk menahan gempuran gempa bumi.

Rumah gadang di Sumatera Barat membuktikan ketangguhan rekayasa konstruksi yang memiliki daya lentur dan soliditas saat terjadi guncangan gempa hingga berkekuatan di atas 8 skala richter.

Bentuk rumah gadang membuat Rumah Gadang tetap stabil menerima guncangan dari bumi. Getaran yang datang dari tanah terhadap bangunan terdistribusi ke semua bangunan.

Rumah gadang tidak menggunakan paku sebagai pengikat, tetapi berupa pasak sebagai sambungan membuat bangunan memiliki sifat sangat lentur.

Selain itu kaki atau tiang bangunan bagian bawah tidak pernah menyentuh bumi atau tanah. Tapak tiang dialas dengan batu sandi.

Batu ini berfungsi sebagai peredam getaran gelombang dari tanah, sehingga tidak mempengaruhi bangunan di atasnya. Kalau ada getaran gempa bumi, Rumah Gadang hanya akan berayun atau bergoyang mengikuti gelombang yang ditimbulkan getaran tersebut

Darmansyah, ahli konstruksi dari Lembaga Penanggulangan Bencana Alam, Sumatera Barat menyebutkan, dari sisi ilmu konstruksi bangunan rumah gadang jauh lebih maju setidaknya 300 tahun dibanding konstruksi yang ada di dunia pada zamannya.


9. Tempe: Pemanfaatan bioteknologi untuk makanan


Tempe merupakan hasil bioteknologi sederhana khas Indonesia. Nenek moyang bangsa Indonesia telah menggunakan Rhizopus untuk membuat tempe dari kedelai. Semua ini adalah penggunaan mikroba atau mikroorganisme pada tingkat sel untuk tujuan pangan.

Sebenarnya mengolah kedelai dengan ragi juga dilakukan di negara lain seperti China, Jepang, India, dll. Tetapi yang menggunakan Rhizopus hanya di Indonesia saja. Jadi kemampuan membuat tempe kedelai adalah penemuan orang Indonesia.

Tempe sudah dikenal sejak berabad-abad lalu di Nusantara. Dalam bab 3 dan bab 12 manuskrip Serat Centhini dengan seting Jawa abad ke-16 telah ditemukan kata "tempe".

Kini, tempe sudah merambah manca negara, tidak saja karena rasa dan aromanya, namun juga karena kandungan gizinya. Penemuan tempe adalah sumbangan nenek moyang kita pada seni masak dunia.


10. Pranata Mangsa: Sistem penanggalan musim bukti kepandaian ilmu astronomi nenek moyang kita


Seperti kebudayaan-kebudayaan lain di dunia, masyarakat asli Indonesia sudah sejak lama menaruh perhatian pada langit. Pengamatan langit digunakan dalam pertanian dan pelayaran.

Dalam masyarakat Jawa dikenal pranatamangsa, yaitu peramalan musim berdasarkan gejala-gejala alam, dan umumnya berhubungan dengan tata letak bintang di langit.

Menurut Daldjoeni di bukunya "Penanggalan Pertanian Jawa Pranata Mangsa", Pranata Mangsa tergolong penemuan brilian. Kompleksitasnya tak kalah bobot dari sistem penanggalan yang ditemukan bangsa Mesir Kuno, China, Maya, dan Burma. Lebih-lebih jika dibandingkan dengan model Farming Almanac ala Amerika, Pranata Mangsa jauh lebih maju.

Meskipun teknologi sudah semakin canggih seperti sekarang ini, penerapan perhitungan pranata mangsa masih relevan. Hal itu dikarenakan nenek moyang kita dulu mempelajari gejala-gejala alam seperti musim hujan/kemarau, musim tanaman berbunga/berbuah, posisi rasi bintang, pengaruh bulan purnama, dan sebagainya. Dengan mempelajari gejala-gejala alam tersebut nenek moyang kita dapat lebih menghargai kelestarian alam.

Sebenarnya masih banyak teknologi-teknologi yang digunakan nenek moyang kita yang tidak dituliskan disini.

Dari penemuan-penemuan itu sebenarnya sejak dulu bangsa Indonesia sudah mampu menguasai teknologi canggih di zamannya maka tidak pantas lah bila kita menyombongkan diri sebagai generasi sekarang bila kita tidak menghargai dan mengapresiasi leluhur kita.

Nenek moyang kita telah berhasil membangun candi-candi yang sangat indah arsitekturnya dan bertahan ratusan tahun.

Nenek moyang kita juga membangun armada laut yang telah mengarungi samudra luas.

Nenek moyang kita juga telah menemukan benda-benda yang tebilang sederhana tapi banyak manfaatnya.

Itu semua bukti bahwa nenek moyang kita sangat cerdas. Penjajahlah yang telah membuat kita lemah dan kurang percaya diri. Karena itu, setelah menjadi bangsa yang merdeka kita harus dapat bangkit kembali untuk mensejajarkan diri dengan bangsa lain yang telah maju.

Sumber :
indonesiatop.blogspot.com
http://www.situsdunia.tk/2011/05/teknologi-kuno-bangsa.html