Dec 19, 2012

Sudut Pandang Ru, Su, dan Zu (Pengkhinatan Su dan Kesedihan Zu)





*hari ini pukul 07.30 tanggal 19 juni 2009.. tepat saat Su dan Zu datang
hanya kata maaf itu yang aku tunggu, ya sebuah kata yang sederhana namun begitu luar biasa berat untuk diucapkan, mungkin sedari kecil kita secara tidak sadar untuk diajari bagaimana cara meminta maaf yang baik, namun kita tidak diajari untuk meminta maaf dengan tulus..

***

Kegusaran, keprihatinan, kekecewaan, mungkin juga kemarahan. 
Rasa itu mengitari pergulatan dalam dialektika diantara pikiran ku saat ini.

-apa maksud semua ini? 

Hari ini, gambaran yang dipaparkan jelas menggambarkan peristiwa yang sama. 
substansi yang tak jauh berbeda, membangkitkan emosi.

-hei, stop. mari berkaca Apakah kini orang-orang tak lagi mempersoalkan moralitas, etika?

whats?? apa hak kamu berbicara tentang pranata sosial?? dalam hal apa kamu berhak berbicara dalam norma dan kaidah?? 

- Apakah anda lupa tentang hak dan kewajiban? Apakah mereka juga lupa akan tata nilai dan rasionalitas?

Penghianatan itu begitu menyakitkan kawan, tapi ini realitas yang hadir sebagai dinamika.
Ini untuk ketiga kalinya,aku harus berhadapan dengan pengkhianat seperti anda, 
anda yang telah saya anggap saudara melebihi saudara kandung saya. 

- saya tidak mengerti? bisa anda jelaskan dan jangan gunakan bahasa sastrawi anda saat ini..

sesuatu yang berhadapan untuk urusan prinsipil,soal komitmen dan konsistensi serta resiko. 
Tak peduli bahwa saya akan kehilangan anda sebagai teman, kawan dan sahabat,
tak peduli jika memang harus berseberangan dan konfrontasi.

- apa dan tentang apa?

Kita bicara soal ucapan dan perbuatan, akal-mulut-hati harus linier, tidak bisa seenaknya untuk bertindak zig-zag.

- Tindakan apa dan perbuatan mana dari yang telah saya lakukan yang telah mengganggu eksistensi yang anda maksud?

nama baik, dan keutuhan cita-cita dan perjuangan bersama, saya pikir tiga kata itu mewakili semua pengkhianatan anda.

- mari kita bicara dalam bahasa yang lebih sederhana? 

sederhana? seandainya bisa.

*tak pernah aku lihat Ru sedemikian marah, aku lihat ia tenang. namun sorot matanya jelas memperlihatkan amarah yang tak akan padam, meskipun aku tau hanya permintaan maaf yang ingin ia dengar saat ini.. namun aku pada ke egoan ku, aku tak merasa bersalah dengan semua ini, dan ini adalah prinsip hidupku aku tak akan meminta maaf pada apa yang ku rasa tidak seharusnya aku meminta maaf. sampai akhirnya semua berlalu dan biarkan detik yang mengejewantahkan semua pada waktu dan sesuai pada garis Tuhan.

*dan seperti Ru memang marah, ia menggunakan kalimat yang sangat baku untuk ukuran seorang sahabat yang telah dekat satu sama lain.. 
diri ini ingen berkata, namun ku pendam dalam hati dan hanya menyaksikan apa yang mere perdebatan. karena merek pun tak memberi ruang untukku mengikuti alur mereka.
"Sebenarnya tak ada kaitannya dengan pelanggaran, penyimpangan terhadap misi yang harus diemban." 
Tapi ini soal sederhana yang akan berimbas pada tujuan perjuangan, soal taktik yang berbahaya dalam mencapai strategi. 
Ringkasnya taktik ‘makan’ strategi. Jika sudah demikan maka tak ada pilihan lain, 
kita yang ‘rusak’ atau hanya segilintir orang saja yang harus disingkirkan, 
pahit memang tapi ini demi untuk menyelamatkan cita-cita dan tujuan bersama.
Jika kita anti kekerasan maka kita harus tidak untuk bertindak dengan kekerasan
Jika kita bicara soal hak maka kita tak boleh sedikit pun memungut hak orang lain
Jika kita mendambakan kebahagiaan maka biarkan ia ada dalam kesejahteraan, kedamaian, 
kenyamanan, dan jauh dari ketakutan.

rasa persahabatan dan kedekatan yang terlalu mendalan antara Ru dan Su menyebabkan mereka tak bisa lagi menggunakan logika mereka untuk berpikir dengan jernih, hanya ada emosi yang bermain saat itu, sampai akhirnya mereka terkungkung dalam pelarian yang tak ber ujung dan meninggalkan bekas luka yang tak berakhir sampai detik ini.. 

Kemampuan menjalin relasi pertemanan merupakan bagian dari kompetensi interpersonal skill dan soft skill seseorang. lima aspek kompetensi interpersonal yaitu: a. kemampuan ber-Inisiatif (initiative): b. kemampuan menyangkal peryataan negatif (negative assertion): c. self disclosure: d. kemampuan ber-empati dan e. kemampuan manajemen konflik.

Kemampuan menjalin relasi pertemanan menjadi hal penting karena bagian dari keterpaduan soft skill yang harus dimiliki dalam menjalin interaksi sosial, baik di lingkungan masyarakat maupuan di lingkungan kerja dan keluarga.

Ketidak-mampuan seseorang dalam memiliki lima kemampuan dasar dalam menjalin relasi pertemanan, dimungkinkan akan berimbas pada berakhir suatu hubungan pertemanan dan rata-rata hal ini diakibatkan karena kurang mampu dalam poin d dan e

Tidak jarang dalam suatu pertemanan muncul berbagai konflik, karena diperlukan kemampuan untuk bisa saling mengisi dalam setiap aspek kompetensi diantara sesama teman, tapi perlu di ingat pula bahwa teman kita itu manusia, sehingga perlu disadari betul bahwa selalu ada ketidak sempurnaan dalam segala hal. pun demikian dalam pertemanan, jangan menuntut sebuah kesempurnaan, tapi saling melengkapi dan mengerti serta komunikasi,  itu saja sudah cukup.


end of Sudut Pandang Ru, Su dan Zu 

No comments:

Post a Comment

Ayo semua...

jadikan hidup kita lebih berarti dan bermanfaat bagi kita
bagi dunia kita...

salam selalu untuk Kalian...