Showing posts with label umum. Show all posts
Showing posts with label umum. Show all posts

Jan 31, 2013

Tanpa Diklat dan Uji Kompetensi, Bakal Banyak Sekolah tanpa Kepala

Tanpa Diklat dan Uji Kompetensi, Bakal Banyak Sekolah tanpa Kepala


MAJALENGKA, (PRLM).- Bila Dinas Pendidikan tidak segera melakukan uji kompetensi dan diklat calon kepala sekolah, dalam kurun waktu beberapa tahun ke depan bakal banyak sekolah yang tidak memiliki kepala sekolah. Setidaknya dalam waktu dekat saja ada ratusan kepala sekolah yang akan menjalani masa pensiun.
Atas hal tersebut Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka akan segera mengalokasikan anggaran untuk uji kompetensi dan diklat calon kepala sekolah agar uji kompetensi tidak dibebankan kepada peserta tes seperti tahun-tahun sebelumnya.
Menurut keterangan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka H. Sanwasi dan Kasubag Kepegawaian Aja Suteja, anggaran untuk pelaksanaan uji kompetensi tersebut sebetulnya sudah diusulkan, namun belum terealisasi sehubungan kebutuhan anggaran yang cukup besar. Usulan tersebut disesuaikan dengan jumlah kepala sekolah yang pada tahun 2013 dan 2014 akan menjalani masa pensiun.
Berdasarkan data yang ada jumlah kepala Sekolah Dasar yang akan menjalani masa pensiun dalam kurun waktu dekat mencapai kurang lebih 500 orang belum ditambah kepala sekolah SLTA.
“Tahun inipun sebetulnya bila jumlah usulan anggaran sedikit mungkin saja bisa terealisasi minimalnya untuk sebanyak 30 orang. Tapi kan kebutuhannya lumayan besar untuk satu orang guru butuh anggaran Rp 6 juta, sehingga pertimbangan itulah mungkin yang menjadi

pertimbangan sehingga alokasi anggaran belum sepenuhnyab terealisasi,” ungkap Sanwasi.

Pelaksanaan uji kompetensi dan diklat tersebut wajib dilakukan karena merupakan amanat Permendiknas No 28 tahun 2010 tentang Penugasan Guru sebagai kepala Sekolah/Madrasah. Dalam Permendiknas tertuang klausul “pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah adalah suatu tahapan dalam proses penyiapan calon kepala sekolah/madrasah melalui pemberian pengalaman pembelajaran teoretik maupun praktik tentang kompetensi kepala sekolah/madrasah yang diakhiri dengan penilaian sesuai standar nasional“.
“Mulai tahun 2013, pemerintah menerapkan kebijakan seorang kepala sekolah (Kasek) harus memiliki sertifikat Nomor Unik Kepala Sekolah (NUKS). NUKS diperoleh Kepala Sekolah jika telah lulus pendidikan dan latihan (Diklat) kepala sekolah,” ungkap Sanwasi. (C-28/A-88)***

Jan 9, 2013

Kompetensi Konselor (Guru Bimbingan dan Konseling)




A. MEMAHAMI  SECARA MENDALAM KONSELI YANG HENDAK  DILAYANI 


1. Menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, individualitas, kebebasan memilih, dan mengedepankan kemaslahatan konseli dalam konteks kemaslahatan umum. 

1.1 Mengaplikasikan pandangan positif dan dinamis tentang manusia sebagai makhluk spiritual, bermoral, sosial, individual, dan berpotensi.
1.2 Menghargai dan mengembangkan potensi positif individu pada umumnya dan konseli pada khususnya
1.3 Peduli terhadap kemaslahatan manusia pada umumnya dan konseli pada khususnya.
1.4 Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sesuai dengan hak asasi
1.5.Toleran terhadap permasalahan konseli
1.6 Bersikap demokratis


2.  Mengaplikasikan perkembangan fisiologis dan psikologis serta perilaku konseli
   
2.1 Mengaplikasikan kaidah-kaidah perilaku manusia, perkembangan fisik dan psikologis individu terhadap sasaran layanan BK dalam upaya pendidikan.
2.2 Mengaplikasikan kaidah-kaidah kepribadian, individualitas dan perbedaan konseli terhadap sasaran layanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan.
2.3 Mengaplikasikan kaidah-kaidah belajar terhadap sasaran layanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan.
2.4 Mengaplikasikan kaidah-kaidah keberbakatan terhadap sasaran layanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan
2.5 Mengaplikasikan kaidah-kaidah kesehatan mental terhadap sasaran layanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan.





B. MENGUASASI LANDASAN DAN KERANGKA TEORETIK BK


1.  Menguasai teori dan praksis pendidikan

1.1 Menguasai ilmu pendidikan dan landasan keilmuannya
1.2 Mengimplementasikan prinsip-prinsip pendidikan dan proses pembelajaran
1.3 Menguasai landasan budaya dalam praksis pendidikan


2. Menguasai esensi pelayanan bimbingan dan konseling dalam jalur, jenjang, dan jenis satuan pendidikan

2.1 Menguasai esensi BK pada satuan jalur pendidikan formal, non formal dan informal,
2.2 Menguasai esensi BK pada satuan jenis pendidikan  umum , kejuruan, keagamaan, dan khusus.
2.3 Menguasai esensi BK pada satuan jenjang pendidikan usia dini, dasar dan menengah


3. Menguasai konsep dan praksis penelitian dalam bimbingan dan konseling 3.1 Memahami berbagai jenis dan metode penelitian

3.2 Mampu merancang penelitian BK
3.3 Melaksanakan penelitian BK
3.4 Memanfaatkan hasil penelitian dalam BK dengan mengakses jurnal pendidikan dan BK.


4. Menguasai kerangka teoretik dan praksis bimbingan dan konseling

4.1 Mengaplikasikan hakikat pelayanan BK.
4.2 Mengaplikasikan arah profesi BK.
4.3 Mengaplikasikan dasar-dasar pelayanan BK.
4.4 Mengaplikasikan pelayanan BK sesuai kondisi dan tuntutan wilayah kerja.
4.5 Mengaplikasikan pendekatan /model/jenis  pelayanan dan kegiatan pendukung BK.
4.6 Mengaplikasikan dalam praktik format pelayanan BK.



C. MENYELENGGARAKAN LAYANAN BK YANG MEMANDIRIKAN 


1. Merancang program Bimbingan dan Konseling 


1.1 Menganalisis kebutuhan peserta didik
1.2 Menyusun program bimbingan dan konseling yang berkelanjutan berdasar kebutuhan peserta didik secara komprehensif dengan pendekatan perkembangan
1.3 Menyusun rencana pelaksanaan program bimbingan dan konseling
1.4 Merencanakan sarana dan biaya  penyelenggaraan program bimbingan dan konseling



2. Mengimplementasikan program  Bimbingan dan Konseling yang komprehensif
     

2.1Melaksanakan program bimbingan dan
     konseling.
2.2 Melaksanakan pendekatan kolaboratif dalam layanan bimbingan dan konseling.
2.3 Memfasilitasi perkembangan akademik, karier, personal, dan sosial konseli
2.4 Mengelola sarana dan biaya  program bimbingan dan konseling



3.  Menilai proses dan hasil kegiatan Bimbingan dan Konseling. 
   

3.1 Melakukan evaluasi hasil, proses, dan program bimbingan dan konseling
3.2 Melakukan penyesuaian proses layanan bimbingan dan konseling.
3.3 Menginformasikan hasil pelaksanaan evaluasi layanan bimbingan dan konseling kepada pihak terkait
3.4 Menggunakan hasil pelaksanaan evaluasi untuk merevisi dan mengembangkan program bimbingan dan konseling.



4. Menguasai konsep dan praksis asesmen untuk memahami kondisi, dan masalah konseli

4.1 Menguasai hakekat asesmen.
4.2 Memilih teknik asesmen, sesuai dengan kebutuhan layanan BK
4.3 Menyusun dan mengembangkan instrumen asesmen untuk keperluan BK
4.4 Mengadministrasikan asesmen untuk mengungkap masalah konseli.
4.5. Memilih dan mengadministrasikan teknik asesmen pengungkap kemampuan dasar dan kecenderungan pribadi konseli.
4.6 Memilih dan mengadministrasikan instrumen untuk mengungkap kondisi aktual konseli berkaitan dengan lingkungan.
4.7 Mengakses data dokumentasi tentang konseli dalam pelayanan BK.
4.8 Menggunakan hasil asesmen dalam pelayanan BK.
4.9 Menampilkan tanggung jawab profesional dalam praktik asesmen.



E. MENGEMBANGKAN  PROFESIONALITAS PROFESI SECARA BERKELANJUTAN 


1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

1.1 Menampilkan kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
1.2 Konsisten dalam menjalankan kehidupan beragama dan toleran terhadap pemeluk agama lain.
1.3 Berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur


2. Menunjukkan integritas dan stabilitas kepribadian yang kuat

2.1 Menampilkan kepribadian dan perilaku yang terpuji
      (seperti berwibawa, jujur, sabar, ramah, dan konsisten)
2.2 Menampilkan emosi yang stabil.
2.3 Peka, bersifat empati, serta menghormati keragaman dan perubahan.
2.4 Menampilkan toleransi tinggi terhadap konseli yang menghadai stres dan frustrasi.
2.5 Menampilkan tindakan yang cerdas, kreatif, inovatif, dan produktif.
2.6. Bersemangat, berdisiplin, dan mandiri.
2.7 Berpenampilan menarik dan menyenangkan.
2.8 Berkomunikasi secara efektif


3.  Memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika profesional 

3.1 Memahami dan mengelola kekuatan dan keterbatasan pribadi dan profesional.
3.2 Bekerja dalam tim bersama tenaga paraprofesional dan profesional lain.
3.3 Menyelenggarakan layanan sesuai dengan kewenangan dan kode etik profesional  konselor
3.4 Mempertahankan objektivitas dan menjaga agar tidak larut  dengan masalah konseli.
3.5 Melaksanakan referal sesuai dengan keperluan
3.6 Peduli terhadap identitas profesional dan pengembangan profesi
3.7 Mendahulukan kepentingan konseli daripada kepentingan pribadi konselor


4. Mengimlementasikan kolaborasi intern di tempat bekerja

4.1 memahami dasar, tujuan, organisasi, dan peran pihak-pihak lain (guru, wali kelas, pimpinan sekolah / madrasah, komite sekolah/madrasah)
4.2 Mengkomunikasikan dasar, tujuan, dan kegiatan pelayanan BK kepada pihak-pihak lain di tempat bekerja.
4.3 Bekerja sama dengan pihak-pihak terkait di dalam tempat bekerja (seperti guru, orang tua, tenaga administrasi)


5. Berperan dalam organisasi dan kegiatan profesi bimbingan dan konseling.

5.1 Memahami dasar, tujuan dan AD/ART organisasi profesi untuk pengembangan diri dan profesi.
5.2 Menaati Kode Etik Profesi BK
5.3 Aktif dalam organisasi profesi bimbingan dan konseling untuk pengembangan diri dan profesi.

6. Mengimplementasikan kolaborasi antarprofesi

6.1 Mengkomunikasikan aspek-aspek profesional BK kpd organisasi profesi lain.
6.2 Memahami peran organisai profesi lain dan memanfaatkannya untuk suksesnya pelayanan BK
6.3 Bekerja dalam tim bersama tenaga paraprofesional dan profesional
      profesi lain.
6.4 Melaksanakan referal kepada ahli profesi lain sesuai dengan
      keperluan

Sumber Redaksi : catatan Kuliah dan Rambu-rambu konselor

PENGEMBANGAN PROGRAM DAN MEDIA BIMBINGAN DAN KONSELING



  
KARAKTERISTIK PROGRAM BIMBINGAN KOMPREHENSIF

  • .       Perkembangan yang konsisten dan cermat
  • .       Meliputi layanan pengembangan, preventif, remedial dan korektif
  • .       Diarahkan untuk memenuhi kebutuhan klien / konseli
  • .       Berorientasi pada tujuan dan akuntabel
  • .       Terintegrasi dalam kurikulum sekolah,  melengkapi aktivitas sekolah lainnya
  • .       Seimbang, dan menekankan pada empat bidang layanan bimbingan (akademik, pribadi, social, dan  karir)
  • .       Menentukan layanan-layanan yang harus diupayakan :

a.       Orientasi,
b.      Informasi,
c.       Konseling, dsb.
  • .       Memanfaatkan seluruh staf sekolah sesuai dengan perannya
  • .       Menciptakan suatu atmosfir kerja sama / tim kerja

1  Harus fleksibel
11.   Mempertimbangkan : usia, lingkungan, budaya, gender, status ekonomi, dsb.
12.   Memberi keuntungan bagi seluruh siswa
13.   Harus dapat dicetak dan ditampilkan




DEFINISI PROGRAM

Seperangkat kegiatan yang saling berkaitan (interdependensi) yang diarahkan untuk mencapai tujuan atau sejumlah tujuan.

PENGEMBANGAN PROGRAM

Suatu proses  sistematis yang meliputi langkah-langkah sekwensial : persiapan, pengembangan, penerapan / pelaksanaan program tersebut




 Organizing meliputi :      - Membangun suatu komite penasehat
                                    - Mereviu program BK saat ini dengan komite

 Planning meliputi :         - Reviu data yang ada
                                    - Mengidentifikasi kebutuhan dan menetapkan prioritas
                                    - Menetapkan sumber-sumber yang diperlukan

 Designing meliputi :        - Mengembangkan rencana tertulis yang leiputi tujuan, sasaran dan evaluasi
                                     - Memasukan ketentuan khusus untuk anak yang berkebutuhan khusus
                                     - Mengidentifikasi kompetensi siswa untuk program

Implementing meliputi : - Menyiapkan program layanan yang terorganisasi
                                  - Mengikuti kalender aktivitas yang telah direncanakan

Evaluating meliputi :       - Evaluai program, pencapaian kompetensi siswa, dan personil
                                   - Menggunakan data untuk perubahan dan perbaikan/peningkatan
                    
                                              

Sumber Redaksi : catatakan Kuliah dan catatan kerja BK        

Jan 8, 2013

selamat siang teman





saat mentari bahagia itu terik

aku yang setia menanti disini

terenguh dengan lamun ini

aku dan semua perasaan mengudara

merenggut sinar kebahagiaan

siang ditengah bulan ini aku berdiri

berjalan menuju satu pintu harapan

antara kenangan dan lamunan masa depan

kurasa satu dalam beban pikiran 

hantui bayang dan terasa aku jajaki

saat ini dan ditempat ini

aku sayang pada mereka

dan rindu seakan hantui mereka yang setia merasa

senyum bentak dan kicau menguap

memberi kesan dan maknai hari

saat itu, aku masih ingat jelas

mereka dalam kenangan

selama nyawa ini akan terjaga

memori itu selamanya 

menjadi penghias setiap senja hariku

lepas dan aku akan lepas 

tapi kenangan itu kan tetap ada

kenangan antara aku dan kalian

sahabat di siang itu aku bersumpah

andaikan aku diberi umur

aku akan berdoa untuk semua

biar kenangan itu abadi selalu

selamat siang sahabat.








bangun teman


ingatkah, aku pernah mengatakan ini

aku akan datang untuk bangunkan

saat matamu terpejam teman 

di jam 12 lewat beberapa detik saja

aku yang berlari menuju ruangmu

merengguh saku mengambil kunci itu

kunci persahabatan abadi

aku lihat apa ayo ?

benar, aku melihat kamu tertidur

dibuai mimpi kehidupan ini

sekarang aku berniat

aku berlari menyegarkan pikiran

lalu berontak menunggu waktunya

saat dimana aku akan hampiri

bangun teman aku datang

lupakan beban itu ayo !

aku dan semua harapan ini

inginkan kamu terbangun teman

tidurmu sudahi sampai disitu

aku tahu kamu berlari

jangan kau sakiti diri lagi

aku ada untuk dirimu

terimakasih teman


Repost from: Anaize Ratsuga Note 31/03/08

Jan 7, 2013

Pengorbanan Masa Depan



Ketika diri kita sudah terbiasa menghadapi berbagai macam rintangan dalam kehidupan, kita akan mengerti bahwa rintangan itu ada untuk dilewati, dan melewatinya perlu kerja keras dan kesungguhan. Dan bukan hanya itu, setelah kita berhasil melewatinya, kita akan mendapatkan kepuasan dan memperoleh nikmat sesudah kepayahan.

Saya teringat seorang teman yang pernah mengatakan bahwa betapa beruntungnya si anu yang diberi kemudahan oleh Allah dalam hidupnya. Pada waktu itu yang ia sebutkan sebagai kemudahan adalah: cepat lulus kuliah dan mudah mendapat pekerjaan. Si anu yang sedang dibicarakan memang baru saja diterima bekerja di sebuah perusahaan dengan gaji yang lumayan. Teman saya itu menceritakannya dengan maksud membandingkan dengan dirinya yang hingga waktu itu belum bekerja, dan sudah 3 bulan lulus dari kampus. Mendengar ia mengucapkan keluhan itu, saya berkata dalam hati, betapa ia tidak tahu berbagai kesulitan yang telah si anu lewati sebelum akhirnya Allah menurunkan rezeki sebuah pekerjaan untuknya. Saya mengenal si anu sama baiknya dengan teman saya itu. Si anu sudah dua tahun lebih lulus dari kampus, lebih dulu dari teman saya itu, dan belum juga mendapatkan pekerjaan tetap. Saya tahu upaya yang telah dikerahkan olehnya selama ini, dan berbagai sandungan yang ia alami. Ia pernah ditipu oleh seorang teman, dan akhirnya beberapa juta uangnya hilang. Ia pernah berusaha mendirikan usaha sendiri, namun akhirnya ditutup setelah setahun tak memberi hasil bahkan merugi. Ia sudah melamar ke mana-mana dan menjalani banyak sekali proses interview, tapi tak juga diterima. Dan banyak lagi yang sudah ia lakukan, dan menurut saya hal-hal itu tidak mudah.

akan selalu ada pengorbanan yang harus kita lakukan untuk mendapatkan sesuatu,
kelezatan iman akan terasa saat kita bisa mengorbankan sisi ego dan hasrat duniawi kita


Teman saya itu, tiga bulan setelah lulus, ia diterima bekerja sebagai seorang sekretaris pada sebuah perusahaan. Sejak itu saya tidak pernah menanyakan padanya, apakah sekarang ia masih mengatakan bahwa si anu sangat beruntung dan iri hati padanya. Dan saya pun tidak pernah lagi mendengar ia berkeluh-kesah tentang keberhasilan si anu.

Begitulah manusia. Sepertinya hal-hal yang berada di luar dirinya kelihatan jauh lebih baik dan bagus daripada yang telah ada padanya. Tidak pernah puas, sering lupa bersyukur, dan setiap kali mendapatkan sesuatu, ia pasti menginginkan hal yang lain lagi. Ibnul Qayyim pernah mengatakan bahwa sifat seperti itu memang selalu ada pada diri manusia. Sebab manusia memiliki kelemahan dalam syahwat yang bersemayam. Padahal di luar dirinya masih banyak sekali orang-orang yang mengalami penderitaan yang jauh lebih berat, sedangkan mereka masih bisa memaknai hidup dengan lebih positif. Bukankah pikiran yang membawa kita pada perbuatan? Dan akar dari pikiran adalah aqidah yang benar. Maka bila akar tersebut telah terpancang kuat, ia akan membentuk pikiran-pikiran positif yang mendorong diri kita untuk berbuat yang lebih baik dalam kehidupan. Tanpa harus memandang kiri-kanan dengan perasaan iri, dengki, bahkan akhirnya bernafsu untuk saling menjatuhkan.

Ujian yang datang kepada tiap diri kita tidak pernah sama. Ia akan turun sesuai porsi kemampuan kita menghadapinya. Semakin baik kualitas keimanan seseorang, maka semakin kencang pula badai menerpa. Hal ini pasti sudah diketahui banyak orang, tapi banyak orang sering lupa bila ia sendiri yang sedang menghadapinya. Menanggapi ujian yang datang dengan lapang hati memang tidak mudah. Tapi itu adalah salah satu cara untuk menjaga keikhlasan dalam diri untuk setiap perbuatan, dan meneguhkan diri untuk menang dari segala macam ujian itu.

Saya tidak tahu mau menyebutkannya sebagai apa, tapi menurut saya, bersyukur kala ujian datang akan memudahkan kita untuk berjuang melewatinya. Sebab ketika Allah menurunkan lagi sebuah ujian pada diri kita, saat itu harusnya kita tahu, bahwa Allah menyimpan sebuah kenikmatan lagi di baliknya. Bila kita lulus, maka kenikmatan itu akan terasa jauh berkali lipat. Sesuatu yang diperoleh dengan perjuangan biasanya akan terasa lebih indah. Dan kepuasan seperti itu tidak hanya akan berakibat kenikmatan dunia, melainkan juga merupakan saham pribadi untuk membuka pintu surga. Jadi, kita semua memang harus berjuang untuk menang.


Jan 5, 2013

Beratkah Berucap 'Terima Kasih'



Sudahkah kalimat “terima kasih” selalu terhadiahkan kepada setiap orang yang pernah membantu Anda? Jika ya, maka Anda tak perlu khawatir, karena saya tidak sedang berbicara tentang Anda. Tapi tentang orang-orang di sekitar kita, dan mungkin saja termasuk saya.

Nyaris setiap hari, setiap detik, menit dan jam dalam hidup kita selalu dibantu oleh pihak lain, disadari atau tidak. Sejak awal bangun pagi, sudah ada pembantu yang memasak air panas untuk menyeduh kopi, bahkan kopi sudah tersedia sebelum kita beranjak dari tempat tidur. Berangkat ke kantor dengan pakaian yang tidak kusut, tentu ada yang menyetrikanya. Sepatu pun sudah disemir mengkilap, bukan bim salabim kan? Sampai sarapan sudah siap tersaji di meja makan sebelum kita meminta. Bukan soal siapa yang menyiapkannya, bisa jadi sang isteri lihai nan sigap (bagi yang sudah menikah) yang melakukan itu semua, atau pembantu kita yang super hebat ataupun keluarga kita lainnya. Tapi terpenting dari soal siapa adalah, berterima kasihkah kita untuk setiap pelayanan memuaskan itu?

Keluar dari rumah, entah dengan sopir pribadi yang telah mencuci bersih mobil dan menyiapkan kendaraan agar tak ngadat di jalan, sehingga kita tak terlambat tiba di kantor. Atau bagi orang yang harus menggunakan jasa angkutan umum untuk dari dan ke kantor, pernahkah kalimat “terima kasih” juga terucap kepada kondektur atau sopir angkutan umum yang kita tumpangi?

Tiba di kantor, tak perlu bertanya siapa yang sudah datang lebih pagi membersihkan meja kerja yang kemarin sore kita tinggalkan dalam keadaan kotor dan berantakan. Air putih atau teh hangat sudah tersedia di meja kerja, bahkan menjelang siang pun kita masih berteriak, “Jang, kopi susu donk,” kepada office boy yang setia melayani. Apakah si Ujang pelayanan setia kita di kantor itu selalu mendapatkan hadiah “terima kasih” untuk air putih dan kopi susu yang ia sajikan? Walau pun ia tahu, menuntut ucapan “terima kasih” bukanlah haknya.

Rasanya, nyaris seluruh hidup kita dari pagi sampai pagi kembali selalu dibantu orang lain. Bahkan di rumah pun, saat lelah menyengat sepulang kerja, ada Ibu kita yang selalu siap menyiapkan kebutuhan kita, sudahkah kita berterima kasih kepada Ibu kita?

Saya pun tergelitik untuk menghitung berapa banding berapa antara pelayanan yang saya dapatkan dengan ucapan terima kasih yang terlontar. Saya sering lupa berterima kasih kepada mereka yang telah membantu setiap aktifitas saya, mungkin ini karena ke egoan diri. Saya sering lupa berterima kasih kepada petugas pom bensin yang sering mengisi full tangki motor saya. “Itu memang pekerjaannya, dan kewajiban saya sudah selesai hanya dengan memberikan sejumlah uang sesuai jumlah bensin terisi,” mungkin begitu pikir nakal saya. Mana rasa terima kasih saya?

Kita sering kali berpikir, bahwa orang-orang yang memberikan bantuan dan pelayanan sehari-hari itu memang sudah selayaknya dan kewajiban mereka berbuat demikian. saya analogikan sebagai berikut : Isteri dan anak-anak, misalnya. Wajib memberikan service penuh karena kita merasa sudah lelah seharian bekerja, “Toh gaji sebulan saya bekerja singgah di dompet isteri,” begitu alasan kita. Pembantu rumah tangga yang seringkali tak kenal lelah bekerja dari pagi hingga kembali pagi, dinilai “wajib” mengerjakan semua pekerjaannya karena kita merasa sudah membayarnya. Padahal, nilai bayarannya seringkali tak layak dan jauh dari beratnya pekerjaan yang diemban. Bukankah pembantu hanya membantu? Lalu kenapa semua pekerjaan rumah ia yang mengerjakannya? Tak pantaskah ia memperoleh ucapan terima kasih dari kita?

Ujang sang office boy kantor yang tak pernah menolak permintaan kita, percayalah, “terima kasih” yang kita ucapkan saat ia mengantarkan segelas air putih atau teh hangat akan membuatnya senang setiap kali kita memintanya kembali. Boleh jadi, ucapan terima kasih itu akan sedikit menghiburnya dari kemurungan setiap kali menerima upah bulanannya yang tak seberapa dari gaji kita. Bahkan ada sopir angkutan umum yang termangu sesaat hanya karena mendengar ucapan terima kasih saat penumpang memberikan ongkos. Bisa jadi, ia baru saja menemukan manusia langka. Atau jangan-jangan, itu kalimat “terima kasih” pertama yang ia dapatkan sepanjang tahun berprofesi sebagai sopir angkot.
Sudahlah tak pernah berterima kasih, kadang kita menambahi sikap kita dengan banyak menuntut. Merasa sudah membayar gaji pembantu, kemudian kita berhak membentak-bentak wanita berbayaran kecil itu hanya karena masih ada sedikit noda di kemeja. Kita juga marah-marah kepada office boy yang lambat mengantarkan minuman, atau kepada sopir angkot yang secara tak sengaja melewatkan beberapa meter saja dari tempat berhenti kita semestinya. Lalu, kita memberikan ongkos dengan hati kesal dan wajah kecewa.

Tak pernah merasa puas dengan apa yang sudah orang lain lakukan untuk kita, dan kita senantiasa menuntut lebih dari orang lain. Meminta orang lain melakukan lebih banyak, lebih baik, lebih sering dari yang sudah dilakukannya. Orang lain melakukan pekerjaan tidak sesuai dengan yang kita inginkan, kita lebih dulu marah, dan kemudian lupa mengucapkan terima kasih. Ucapkanlah terima kasih lebih dulu, baru kemudian beritahu kekurangan atau kesalahan secara baik-baik. Dijamin, mereka akan mengerjakannya lebih baik tanpa wajah merengut.

Tidak berterima kasih dan banyak menuntut adalah sebuah circle, keduanya saling berkait berkelindan. Biasanya kedua sikap ini tidak terpisahkan, setiap kali kita tidak berterima kasih, mesti diiringi dengan tuntutan. Atau sebaliknya, setiap kita mengajukan tuntutan, hasil yang kita dapatkan dari tuntutan itu kita anggap sebagai hak. Karenanya, “terima kasih” tak perlu terucapkan.

Ironisnya, budaya buruk ini pun kita berlakukan terhadap Allah. Kita terus menerus berdoa dilimpahkan rezeki. Hanya karena rezeki yang didapat hari ini tidak berlimpah, lalu dalam doa selanjutnya kita berujar, “Ya Allah, kok cuma segini?” Sungguh, bersyukur dan bersabar lebih menjauhkan kita dari ancaman azab dan siksa dari-Nya. ***

Dec 19, 2012

Sudut Pandang Ru, Su, dan Zu (Pengkhinatan Su dan Kesedihan Zu)





*hari ini pukul 07.30 tanggal 19 juni 2009.. tepat saat Su dan Zu datang
hanya kata maaf itu yang aku tunggu, ya sebuah kata yang sederhana namun begitu luar biasa berat untuk diucapkan, mungkin sedari kecil kita secara tidak sadar untuk diajari bagaimana cara meminta maaf yang baik, namun kita tidak diajari untuk meminta maaf dengan tulus..

***

Kegusaran, keprihatinan, kekecewaan, mungkin juga kemarahan. 
Rasa itu mengitari pergulatan dalam dialektika diantara pikiran ku saat ini.

-apa maksud semua ini? 

Hari ini, gambaran yang dipaparkan jelas menggambarkan peristiwa yang sama. 
substansi yang tak jauh berbeda, membangkitkan emosi.

-hei, stop. mari berkaca Apakah kini orang-orang tak lagi mempersoalkan moralitas, etika?

whats?? apa hak kamu berbicara tentang pranata sosial?? dalam hal apa kamu berhak berbicara dalam norma dan kaidah?? 

- Apakah anda lupa tentang hak dan kewajiban? Apakah mereka juga lupa akan tata nilai dan rasionalitas?

Penghianatan itu begitu menyakitkan kawan, tapi ini realitas yang hadir sebagai dinamika.
Ini untuk ketiga kalinya,aku harus berhadapan dengan pengkhianat seperti anda, 
anda yang telah saya anggap saudara melebihi saudara kandung saya. 

- saya tidak mengerti? bisa anda jelaskan dan jangan gunakan bahasa sastrawi anda saat ini..

sesuatu yang berhadapan untuk urusan prinsipil,soal komitmen dan konsistensi serta resiko. 
Tak peduli bahwa saya akan kehilangan anda sebagai teman, kawan dan sahabat,
tak peduli jika memang harus berseberangan dan konfrontasi.

- apa dan tentang apa?

Kita bicara soal ucapan dan perbuatan, akal-mulut-hati harus linier, tidak bisa seenaknya untuk bertindak zig-zag.

- Tindakan apa dan perbuatan mana dari yang telah saya lakukan yang telah mengganggu eksistensi yang anda maksud?

nama baik, dan keutuhan cita-cita dan perjuangan bersama, saya pikir tiga kata itu mewakili semua pengkhianatan anda.

- mari kita bicara dalam bahasa yang lebih sederhana? 

sederhana? seandainya bisa.

*tak pernah aku lihat Ru sedemikian marah, aku lihat ia tenang. namun sorot matanya jelas memperlihatkan amarah yang tak akan padam, meskipun aku tau hanya permintaan maaf yang ingin ia dengar saat ini.. namun aku pada ke egoan ku, aku tak merasa bersalah dengan semua ini, dan ini adalah prinsip hidupku aku tak akan meminta maaf pada apa yang ku rasa tidak seharusnya aku meminta maaf. sampai akhirnya semua berlalu dan biarkan detik yang mengejewantahkan semua pada waktu dan sesuai pada garis Tuhan.

*dan seperti Ru memang marah, ia menggunakan kalimat yang sangat baku untuk ukuran seorang sahabat yang telah dekat satu sama lain.. 
diri ini ingen berkata, namun ku pendam dalam hati dan hanya menyaksikan apa yang mere perdebatan. karena merek pun tak memberi ruang untukku mengikuti alur mereka.
"Sebenarnya tak ada kaitannya dengan pelanggaran, penyimpangan terhadap misi yang harus diemban." 
Tapi ini soal sederhana yang akan berimbas pada tujuan perjuangan, soal taktik yang berbahaya dalam mencapai strategi. 
Ringkasnya taktik ‘makan’ strategi. Jika sudah demikan maka tak ada pilihan lain, 
kita yang ‘rusak’ atau hanya segilintir orang saja yang harus disingkirkan, 
pahit memang tapi ini demi untuk menyelamatkan cita-cita dan tujuan bersama.
Jika kita anti kekerasan maka kita harus tidak untuk bertindak dengan kekerasan
Jika kita bicara soal hak maka kita tak boleh sedikit pun memungut hak orang lain
Jika kita mendambakan kebahagiaan maka biarkan ia ada dalam kesejahteraan, kedamaian, 
kenyamanan, dan jauh dari ketakutan.

rasa persahabatan dan kedekatan yang terlalu mendalan antara Ru dan Su menyebabkan mereka tak bisa lagi menggunakan logika mereka untuk berpikir dengan jernih, hanya ada emosi yang bermain saat itu, sampai akhirnya mereka terkungkung dalam pelarian yang tak ber ujung dan meninggalkan bekas luka yang tak berakhir sampai detik ini.. 

Kemampuan menjalin relasi pertemanan merupakan bagian dari kompetensi interpersonal skill dan soft skill seseorang. lima aspek kompetensi interpersonal yaitu: a. kemampuan ber-Inisiatif (initiative): b. kemampuan menyangkal peryataan negatif (negative assertion): c. self disclosure: d. kemampuan ber-empati dan e. kemampuan manajemen konflik.

Kemampuan menjalin relasi pertemanan menjadi hal penting karena bagian dari keterpaduan soft skill yang harus dimiliki dalam menjalin interaksi sosial, baik di lingkungan masyarakat maupuan di lingkungan kerja dan keluarga.

Ketidak-mampuan seseorang dalam memiliki lima kemampuan dasar dalam menjalin relasi pertemanan, dimungkinkan akan berimbas pada berakhir suatu hubungan pertemanan dan rata-rata hal ini diakibatkan karena kurang mampu dalam poin d dan e

Tidak jarang dalam suatu pertemanan muncul berbagai konflik, karena diperlukan kemampuan untuk bisa saling mengisi dalam setiap aspek kompetensi diantara sesama teman, tapi perlu di ingat pula bahwa teman kita itu manusia, sehingga perlu disadari betul bahwa selalu ada ketidak sempurnaan dalam segala hal. pun demikian dalam pertemanan, jangan menuntut sebuah kesempurnaan, tapi saling melengkapi dan mengerti serta komunikasi,  itu saja sudah cukup.


end of Sudut Pandang Ru, Su dan Zu 

Mar 9, 2012

Cara Cepat Menghuiangkan stres di Tempat Kerja

Beban kerja, kesibukan atau seabrek masalah di kantor tak jarang membuat kita dilanda stres. Namun semua itu bisa diatasi, asal tahu caranya. Jangan sampai stres yang melanda justru membuat kinerja Anda menurun. Ada beberapa cara untuk menghilangkan stres yang dirasakan di kantor. Ini dia! 1. Tarik nafas panjang Cara ini adalah cara paling mudah untuk menenangkan diri. Telah banyak penelitian yang membuktikan, menarik nafas panjang dapat membuat aliran darah serta oksigen di otak kembali teratur. Sehingga saat menarik nafas panjang, seseorang akan merasakan kenyamanan dan rasa rileks. Berhentilah sejenak dari pekerjaan, lalu tariklah nafas panjang selama 5-10 menit. Anda akan merasa lebih tenang, dan stres yang melanda akan mereda. 2. Bergerak Beranjaklah dari kursi Anda, lalu berjalan-jalanlah sejenak. Jika memungkinkan, keluarlah dari gedung kantor sesaat untuk menikmati terpaan angin dan sinar matahari. Bergerak akan membantu otot-otot Anda yang kaku menjadi lebih santai dan rileks. Hal itu juga bisa membantu menghilangkan stres. 3. Tertawa Tertawa bisa merangsang hormon endorfin atau lebih dikenal dengan hormon "bahagia". Dengan tertawa, segala beban Anda akan terasa lebih ringan. Melihat video lucu, membaca buku humor atau bersenda gurau sesaat dengan rekan kerja dapat menjadi pilihan Anda. 4. Gunakan sandal jepit Ini terkesan sederhana, namun dengan sedikit bergaya santai, Anda akan merasa lebih tenang. Tak perlu memakai sandal jepit dari rumah, cukup ganti sepatu Anda dengan sandal yang telah Anda sediakan di kantor. Anda akan merasa lebih rileks. 5. Ganti suasana Jika memungkinkan, coba minta izin dengan atasan Anda untuk bekerja dari tempat lain. Misalnya kedai kopi yang nyaman. Suasana yang berbeda akan membuat pikiran Anda lebih terbuka. Selamat mencoba!

Jun 14, 2011

Minta Slip Biru Klo Di tilang Pokis (Polisi)

MINTA SLIP BIRU KETIKA DITILANG JAGAN MAU DI KASIH SLIP MERAH

P : Selamat siang mas, bisa lihat Sim dan STNK?

Sop : Baik Pak…



P : Mas tau..kesalahannya apa?

Sop : Gak pak



P : Ini nomor polisinya gak seperti seharusnya (sambil nunjuk ke plat nomor taksi yg memang gak standar) sambil langsung mengeluarkan jurus sakti mengambil buku tilang…lalu menulis dengan sigap

Sop : Pak jangan ditilang deh… wong plat aslinya udah gak tau ilang kemana… kalo ada pasti saya pasang



P : Sudah…saya tilang saja…kamu tau gak banyak mobil curian sekarang… (dengan nada keras!! )

Sop : (Dengan nada keras juga ) Kok gitu! taksi saya kan Ada STNK nya pak , ini kan bukan mobil curian!



P : Kamu itu kalo di bilangin kok ngotot (dengan nada lebih tegas) kamu terima aja surat tilangnya (sambil menyodorkan surat tilang warna MERAH)

Sop : Maaf pak saya gak mau yang warna MERAH suratnya…Saya mau yg warna BIRU aja



P : Hey! (dengan nada tinggi) kamu tahu gak sudah 10 Hari ini form biru itu gak berlaku!

Sop : Sejak kapan pak form BIRU surat tilang gak berlaku?



P : Inikan dalam rangka OPERASI, kamu itu gak boleh minta form BIRU… Dulu kamu bisa minta form BIRU… tapi sekarang ini kamu Gak bisa… Kalo kamu gak kamu ngomong sama komandan saya (dengan nada keras dan ngotot)

Sop : Baik pak, kita ke komandan bapak aja sekalian (dengan nada nantangin tuh polisi)



Dalam hati saya …berani betul sopir taksi ini …

P : (Dengan muka bingung) Kamu ini melawan petugas!?

Sop : Siapa yg melawan!? Saya kan cuman minta form BIRU… Bapak kan yang gak mau ngasih



P : Kamu jangan macam-macam yah… saya bisa kenakan pasal melawan petugas!

Sop : Saya gak melawan!? Kenapa bapak bilang form BIRU udah gak berlaku? Gini aja pak saya foto bapak aja deh… kan bapak yg bilang form BIRU gak berlaku (sambil ngambil HP)



Wah … wah hebat betul nih sopir …. berani, cerdas dan trendy … (terbukti dia mengeluarkan hpnya yang ada berkamera.

P : Hey! Kamu bukan wartawankan! ? Kalo kamu foto saya, saya bisa kandangin (sambil berlalu)

Kemudian si sopir taksi itupun mengejar itu polisi dan sudah siap melepaskan “shoot pertama” (tiba-tiba dihalau oleh seorang anggota polisi lagi )



P 2 : Mas, anda gak bisa foto petugas sepeti itu

Sop : Si bapak itu yg bilang form BIRU gak bisa dikasih (sambil tunjuk polisi yg menilangnya)



lalu si polisi ke 2 itu menghampiri polisi yang menilang tadi, ada pembicaraan singkat terjadi antara polisi yang menghalau si sopir dan polisi yang menilang. Akhirnya polisi yg menghalau tadi menghampiri si sopir taksi

P 2 : Mas mana surat tilang yang merah nya? (sambil meminta)

Sop: Gak sama saya pak…. Masih sama temen bapak tuh (polisi ke 2 memanggil polisi yang menilang)



P : Sini tak kasih surat yang biru (dengan nada kesal)



Lalu polisi yang nilang tadi menulis nominal denda sebesar Rp.30.600 sambil berkata “nih kamu bayar sekarang ke BRI … lalu kamu ambil lagi SIM kamu disini, saya tunggu”.

S : (Yes!!) Ok pak …gitu dong kalo gini dari tadi kan enak…



Kemudian si sopir taksi segera menjalnkan kembali taksinya sambil berkata pada saya, “Pak .. maaf kita ke ATM sebentar ya .. mau transfer uang tilang . Saya berkata ya silakan.



Sopir taksipun langsung ke ATM sambil berkata, … “Hatiku senang banget pak, walaupun di tilang, bisa ngasih pelajaran berharga ke polisi itu.” “Untung saya paham macam2 surat tilang.”



Tambahnya, “Pak kalo ditilang kita berhak minta form Biru, gak perlu nunggu 2 minggu untuk sidang Jangan pernah pikir mau ngasih DUIT DAMAI…. Mending bayar mahal ke negara sekalian daripada buat oknum!”



Dari obrolan dengan sopir taksi tersebut dapat saya infokan ke Anda sebagai berikut:



SLIP MERAH, berarti kita menyangkal kalau melanggar aturan Dan mau membela diri secara hukum (ikut sidang) di pengadilan setempat.. Itupun di pengadilan nanti masih banyak calo, antrian panjang, Dan oknum pengadilan yang melakukan pungutan liar berupa pembengkakan nilai tilai tilang. Kalau kita tidak mengikuti sidang, dokumen tilang dititipkan di kejaksaan setempat, disinipun banyak calo dan oknum kejaksaan yang melakukan pungutan liar berupa pembengkakan nilai tilang.



SLIP BIRU, berarti kita mengakui kesalahan kita dan bersedia membayar denda. Kita tinggal transfer dana via ATM ke nomer rekening tertentu (kalo gak salah norek Bank BUMN). Sesudah itu kita tinggal bawa bukti transfer untuk di tukar dengan SIM/STNK kita di kapolsek terdekat dimana kita ditilang. You know what!? Denda yang tercantum dalam KUHP Pengguna Jalan Raya tidak melebihi 50ribu! dan dananya RESMI MASUK KE KAS NEGARA.



SEKIAN LAH THREAD SAYA SEMOGA MENAMBAH WAWASAN ANDA!!

GA NOLAK KO KALO DI KASIH BINTANG. ASALA JANGAN DI CLOSE AJA NI THREAD.

MAAP KALO REPOST. SAYA CUMA BERBAGI ILMU AJA BUAT YANG BELOM TAU.

Makna Bahagia dan Kebahagiaan

Kan Sekarangpun Sudah Bisa


Di sebuah kampung nelayan, pada suatu pagi, seorang profesor bisnis yang sedang berlibur bertemu dengan seorang nelayan yang tengah membereskan hasil tangkapannya. Sang profesor tidak tahan untuk tidak menyapanya, "Hai, kenapa kamu selesai bekerja sepagi ini?" "Saya sudah menangkap cukup banyak ikan Pak," jawab nelayan itu, "cukup untuk dimakan sekeluarga dan masih ada sisa untuk dijual."

"Lalu, setelah ini kamu mau apa?" tanya profesor itu lagi. Jawab sang nelayan, "Habis ini saya mau makan siang dengan istri dan anak-anak saya, setelah itu tidur siang sebentar, lalu saya akan bermain dengan anak-anak. Setelah makan malam, saya akan ke warung, bersenda gurau sambil bermain gitar bersama teman-teman."

"Dengarkan kawan," ujar sang profesor, "jika kamu tetap melaut sampai sore, kamu bisa mendapat dua kali lipat hasil tangkapan. Kamu bisa menjual ikan lebih banyak, menyimpan uangnya, dan setelah sembilan bulan kamu akan mampu membeli perahu baru yang lebih besar. Lalu, kamu akan bisa menangkap ikan empat kali lebih banyak. Coba pikir, berapa banyak uang yang bakal kamu dapat!"

Lanjut profesor, "Dalam satu dua tahun kamu akan bisa membeli satu kapal lagi, dan kamu bisa menggaji banyak orang. Jika kamu mengikuti konsep bisnis ini, dalam lima tahun kamu akan menjadi juragan armada nelayan yang besar. Coba bayangkan!"

"Kalau sudah sebesar itu, sebaiknya kamu memindah kantormu ke ibu kota. Beberapa tahun kemudian perusahaanmu bisa 'go public', kamu bisa jadi investor mayoritas. Dijamin, kamu akan jadi jutawan besar! Percayalah! Aku ini guru besar di sekolah bisnis terkenal, aku ini ahlinya hal-hal beginian!"

Dengan takjub, nelayan itu mendengarkan penuturan profesor yang penuh semangat itu. Ketika profesor selesai menjelaskan, sang nelayan bertanya, "Tapi Pak Profesor, apa yang bisa saya perbuat dengan uang sebanyak itu?"

Ups! Anehnya sang profesor belum memikirkan konsep bisnisnya sejauh itu. Cepat-cepat dia mereka-reka apa yang seseorang bisa lakukan dengan uang sebanyak itu. "Kawan! Kalau kamu jadi jutawan, kamu bisa pensiun. Ya! Pensiun dini seumur hidup! Kamu bisa membeli villa mungil di desa pantai yang indah seperti ini, dan membeli sebuah perahu untuk berwisata laut pada pagi hari. Kamu bisa makan bersama keluargamu setiap hari, bersantai-santai tanpa khawatir apa pun. Kamu punya banyak waktu bersama anak-anakmu, dan setelah makan malam kamu bisa main gitar dengan teman-temanmu di warung. Yeaaa, dengan uang sebanyak itu, kamu bisa pensiun dan hidupmu jadi mudah!

"Tapi, Pak Profesor, kan sekarangpun ini saya sudah bisa begitu...," lirih sang nelayan dengan lugunya.

....................................................................................... Pesan Moral : Kenapa kita percaya bahwa kita harus bekerja begitu keras dan menjadi kaya raya terlebih dahulu, baru kita bisa merasa berkecukupan? Apakah ada "tujuan yang lebih mulia" dari apa yang Anda lakoni saat ini? Apakah itu benar tujuan mulia atau sekadar dalih rasa takut untuk menjadi apa adanya? Untuk merasa berkecukupan, apa sekarang ini tidak bisa?

"NIKMATILAH HIDUP INI APAPUN ADANYA, kita wajib selalu BERSYUKUR KARENA NIKMAT DAN KARUNIA ALLAH"...


===========================================