Mar 5, 2011

aku aku aku dan aku



------------------------------------------------------------------------

BUMI BERSERUAK....

KU DENGAR SUARA ANAI RERUMPUTAN
KETIKA TULANG BELULANG TLAH RAPUH
RAPUH DALAM USIA SENJA
SEGAR WANGI DALAM AROMA YANG SEMERBAK
TERJAL LIKU JALANAN YANG BERDURI
HADIRKAN SEMAMPAI BAYANGAN
BAYANG TENTANG-NYA YANG KURASAKAN DALAM
RASAKAN RIUH ANGING MEMBAHANA DALAM DAMAI JIWA....

-----------------------------------------------------------------------

BUMI TERKOTAK DAN TERKOYAK


BERDUKA KETIKA MATAHARI TAK LAGI BERSINAR
HANYA MENDUNG DAN AWAN HITAM YANG SETIA
JALAN YANG BERLIKU KETIKA BeRJALAN
PERIH SAAT MENUSUK DUKA DALAM HATI
AIR YANG TERGENANG DIMUARA TLAH MENETES
EMBUN YANG KELUAR DARI KEHANGATAN PAGI
HANYA SENDU...

..........................................................................

 DAMAI YANG DULU TLAH HILANG

SAAT UDARA MEMUAI DALAM RENjANA
SERUAN KEHENINGAN TLAH MEMUNCAK DALAM LAZUARDI
SENANDUNG HITAM DALAM ANGAN PELANGI YANG INDAH
DAN LANGKAH YANG TAK BERBEKAS......

------------------------------------------------------------------------

(DARI MATA SEORANG YANG HINA)

LUKA SAYATAN TLAH TERASA....
PERIH YANG ADA TAK LAGI ADA
MUKA MUKA LUGU DAN TAK BERDOSA
MEREKA YANG BERSAYAP SERAYA MEMANGGILKU...
UNTUK SENJA YANG TELAH AKU LALUI
TAK ADA MAKNA YANG INGIN KU UCAP
SELAIN SUJUDKU PADA-MU YA RABB
SYUKURKU DALAM RIUH NYANYIAN SANG OMBAK
INGINKU BERSUJUD DALAM KESYAHDUAN
SEMOGA IZINKAN HADIRKAN KEDAMAIAN
BUKAN UNTUKKU,
BUKAN UNTUKMU,
BUKAKAN,,BUKAN ITU

Aku yang Merindukanmu

Kulihat mendung menghalangi pancaran wajahmu
tak terbiasa kudapati terdiam mendura
apa gerangan bergemuruh diruang benakmu
sekilas galau mata ingin berbagicerita
kudatang sahabat bagi jiwa
saat batin merintih usah kau lara sendiri
masih ada asa tersisa
letakanlah tanganmu diatas bahuku
biar terbagi beban itu dan tegar dirimu
didepan sana cahaya kecil tuk memandu
tak hilang arah kita berjalan menghadapinya

sekali sempat kau mengeluh kuat kah bertahan
satu persatu jalinan kawan beranjak menjauh
kudatang sahabat bagi jiwa
saat batin merintih usah kau lara sendiri
masih ada asa tersisa
letakanlah tanganmu diatas bahuku
biar terbagi beban itu dan tegar dirimu
didepan sana cahaya kecil tuk memandu
tak hilang arah kita berjalan menghadapinya

letakanlah tanganmu diatas bahuku
biar terbagi beban itu dan tegar dirimu
didepan sana cahaya kecil tuk memandu
tak hilang arah kita berjalan menghadapinya

usah kau simpan lara sendiri


terdiam hanya bisa diam, hanya ingin menyerang disekujur tubuhku
layangkan mata menembus cahaya putri idaman
masih jelas trelihat pesona ayumu
masih jelas terasa ketegaran jiwamu
inikah surga cinta yang banyak orang pertanyakan.

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - -Gunting dibagian ini hahaha

PERTANYAAN...?.

Aku diam dalam peraduan,
Setiap pertanyaan dari hati ku,
Semuanya buntu,
Tidak ada akhir untuk ku jawab.
Jejak-jejak kakiku dalam pencarian,
Seakan tidak ada ujung,
Untuk berlabuh.
Kini,
aku hidup dalam pertanyaan dan pencarian
untuk ku dapatkan
jiwaku yang terikat oleh mu.
                   


DIBALIK TAWA DAN AIR MATA

Aku tidak akan menawarkan tawa hatiku,
Dengan kebaikan,
Dan aku tidak akan ku hentikan,
Air mata yang berjatuhan
Dari hati yang menderita,
Demi ketenangan.
Air mata yang memurnikan hatiku,dan
Membukakan kehidupan.
Tawa hatiku ini,
Adalah...
Suka citaku
Dari keberadaanku untuk mu.
                   


SAAT DIA DATANG

Hari-hariku yang gelap,
Mimipi-mimpiku yang meresahkan,dan
Pekatnya malam,
Membuat,
Mata ini kosong,
Hatiku menangis, dan
Jiwaku terluka,
Saat itu
Kiamat datang tidak ada hentinya
Tapi kini,
Dia datang
Menghibur diriku
Dengan derita yang ia korbankan.
                   


BUNGA MALAM.

Aku hanya bisa memilih diam
Andai kamu mengerti akan kebisuanku
Maka kau akan melihat
Bunga malam
Yang mengatupkan kelopaknya
emosi dari segitiga jiwaku
Yang merintih dan meronta
Seakan aku enggan melihat masalah
Kini ku rajutkan
Selimut kerinduan
Dari benang-benang kesunyian yang engkau harapkan.


Catatan dinding sang P.S.Y,C,H.O

Kadang GW heran ma orang lain dan bertanya
Kenapa?kamu siapa?Mereka siapa?Kita siapa?

But bwt gw!!kamu, mereka, kita,semuanya ga usah
bertanya tentang siapa...
But itu cuma sekilas intermEzo dari Catatan Dunia Imaji Yang sedIkit
anarki dan g perlu eMosi... (HAhaha)

kadang Hidup gw bikin orang kecewa... But
Gw g bermaksud bikin orang lain kecewa,
kadang orang salah arti tentang apa yang gw lakuin bwt mereka
But, gw g ada maksud apa2 dibalik Topeng kebaikan gw,,,
kadang orang juga mikir gw Gila
maka lahir buku berjudul Mereka Bilang aku gila...
(Weit emang gw yang ngarang yachh Hehehe Sori Y Mba Yg Nulisnya)
kadang mereka kayak Monyet menari-nari
membuatku geli dan tertawa... But
MEreka bukan Monyet.... (Sori2)

mata ini udah ngantuk,,,
tapi saat mata ini terpejam gw sadar
matahari esok masih bersinar
dan harapan baru selalau lahir
akhirnya mata ini selalu terbangun...

Dengan harapan Untuk dia yang tlah hilang.

Wahai Engkau yang hilang
Saat ini aku sedang memikrkanmu
Menatap dirimu dengan linangan air mata
Di hatiku
Aku tak dapat melupakanmu
Namamu telah terpatri di jiwaku
Diantara keinginanku
Ternyata tidak ada didirimu
Menginginkan lebih darimu
Hanyalah penyakit yang menggerogoti badanku
Wahai Engkau yang diam
Sungguh aku bukan sahabat yang kau harapkan
Tapi aku adalah sahabat yang kejam
Sahabat yang menaruh dendam kepadamu
Buatku menjadi sahabat untukmu
Adalah penderitaan
Aku Membenci mu
Karena aku terlalu menyayangi mu.

dan apakah kau akan biarkan aku
dengan para kelelawar
atau kau akang kosong bersama ku.....
karena aku pecinta gelap dan kelelawar HITAM

Warna dan Karakter mu

Semua orang mempunyai salah satu jenis warna yang sangat disukai dari sekian banyak warna yang kita kenal dalam dimensi kita. Banyak yang kurang menyadari, sebenarnya dari Warna Favorit kita dapat melihat watak seseorang.
Warna Biru
Warna kesukaan kamu Biru, biasanya termasuk tipe pemurung, selalu menyenangkan dan selalu bertindak pasif dalam segala hal. Selalu mengharapkan kedamaian dan ketenangan. Kamu memiliki kesulitan dalam pergaulan. Demikian pula dalam bercinta karena kamu sering sekali menyembunyikan perasaan.
Warna Hitam
Kamu termasuk tipe orang yang sangat lincah dalam hal-hal tertentu saja. Jika berada dilingkungan yang tidak disukai, maka kamu akan menjadi murung. Kamu selalu tampil menarik, rapi, cukup banyak lawan jenis berusaha mengejar dan merebut cinta kamu.
Warna Merah
Kamu sangat berwibawa dan juga senang melindungi orang yang lemah. Walau sering kali bergaul dan bercanda tapi kamu bisa menahan diri. Banyak orang mengatakan cinta, tapi kamu selalu berpikir dan berpikir lagi. Kamu termasuk tipe yang sulit jatuh cinta.
Warna Hijau
Jika warna favorit kamu hijau, maka kamu adalah tipe yang sangat romantik, menyukai keindahan, menyenangi alam dengan udara yang sejuk. Kamu adalah seseorang yang selalu memegang prinsip. Dalam hal bercinta kamu mengidam-idamkan calon teman hidup yang penuh toleransi dan dapat dipercaya.
Warna Kuning
Kesukaan kamu warna kuning menandakan bahwa kamu memiliki sifat optimis. Kamu tipe periang dan senang bergaul, tidak memiliki penampilan yang loyo. Sifat tolong-menolong selalu ada dalam diri kamu, karena menolong merupakan suatu kewajiban mutlak bagi kamu. Kamu orang yang tidak pernah meremehkan siapapun juga, walaupun seseorang itu dungu atau bloon.
Warna Putih
Kamu adalah orang yang dilahirkan ke dunia dengan sempurna, jika menyukai warna putih, banyak orang mengagumi kamu karena sifat angun, sifat idealis dan moral kamu yang teramat tinggi. Tak pernah angkuh, senang menolong siapa saja yang membutuhkan bantuan kamu.
Warna Ungu
Warna Ungu adalah pribadi dengan tipe yang benar-benar luar biasa. Selalu optimis, dalam menghadapi masa depan kamu tidak pernah ragu-ragu, apa yang dikerjakan kamu adalah yang terbaik. Kamu pandai benar dalam mengikuti perkembangan jaman. Dalam bercinta, hanya merekalah yang kuat mental yang bisa mendekati dan menjadi kekasih kamu.

Feb 27, 2011

Aktif Learning


1.     Pandangan Pengarang Terhadap Manusia
Individu masing-masing pada umumnya memiliki gaya belajar yang berbeda satu sama lain. Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu mendengarnya, melihat, mengajukan pertanyaan dan membahasnya dengan orang lain. Tidak hanya itu, individu perlu ”mengerjakannya” yakni menggambarkan sesuatu dengan cara mereka sendiri, menunjukkan contohnya, mencoba mempraktekkan keterampilan dan mengerjakan tugas yang menuntut pengetahuan yang telah atau harus mereka dapatkan. Salah satu contoh yang ditampilkan adalah dengan adanya penelitian yang menyebutkan bahwa dalam perkuliahan bergaya-ceramah, mahasiswa kurang menaruh perhatian selama 40% dari seluruh waktu kuliah (Pollio, 1984). Mahasiswa dapat mengingat 70% dalam sepuluh menit pertama, sedangkan dalam 10 menit terakhir mereka hanya dapat mengingat 20% saja (McKeachie, 1986). Dengan menambahkan media visual pada pembelajaran, ingatan akan meningkat dari 14% hingga 38% (Pike, 1989). Karena otak tidak hanya sekedar menerima informasi, ia mengolahnya. Dan untuk mengolah informasi secara efektif, ia akan terbantu dengan melakukan perenungan semacam itu secara eksternal dan juga internal. Otak kita akan melakukan tugas lebih baik jika kita membahas informasi dengan orang lain, dan jika kita diminta mengajukan pertanyaan tentang itu.

2.     Pengertian Belajar dan Berkembang
Proses belajar bukan hanya semata kegiatan menghafal. Seorang guru tidak dapat semerta-merta ”menuangkan” isi pikiran dan pemahamannya kepada siswa. Tanpa peluang untuk mendiskusikan, mengajukan pertanyaan, mempraktekkan, dan barangkali bahkan mengajarkannya kepada siswa lain, proses belajar yang sesungguhnya tidak akan terjadi. Proses belajar berlangsung secara bergelombang. Belajar memerlukan kedekatan dengan materi yang dipelajari, jauh sebelum bisa memahaminya. Belajar juga memerlukan kedekatan dengan berbagai macam hal, bukan hanya sekedar pengulangan atai hafalan. Ketika kegiatan belajar sifatnya pasif, siswa mengikuti pelajaran tanpa rasa keingintahuan, tanpa mengajukan pertanyaan, dan tanpa minat terhadap hasilnya (kecuali, barangkali nilai yang akan dia peroleh). Ketika kegiatan belajar bersifat aktif, siswa akan mengupayakan sesuatu. Dia menginginkan jawaban atas pertanyaan, membutuhkan informasi untuk memecahkan masalah, atau mencari cara untuk mengerjakan tugas. Ada beberapa gaya belajar yang dimiliki oleh setiap siswa. Peserta didik yang visual menyukai penyajian informasi yang runtut. Mereka lebih suka menuliskan apa yang dikatakan oleh guru. Selama pelajaran, biasanya mereka diam dan tidak terganggu dengan kebisingan. Peserta didik auditori, yang biasanya tidak sungkan-sungkan untuk memperhatikan apa yang dikerjakan oleh guru, dan membuat catatan. Merka mengandalkan kemampuan kemampuannya untuk mendengar dan mengingat. Selama pelajarn mungkin mereka banyak bicara dan mudah teralihkan oleh suara atau kebisingan. Sedangkan peserta didik yang kinestetik belajar terutama dengan terlibat langsung dealam kegiatan. Mereka cenderung implusif dan kurang sabaran.

3.     Faktor Yang Terlibat Dalam Proses Belajar
Dalam belajar aktif, sisi sosial dari proses belajar merupakan salah satu faktor penting yang diperlukan dalam penerapan strategi belajar aktif. Dengan menempatkan siswa dalam kelompok dan memberi mereka tugas yang menuntut mereka untuk bergantung satu sama lain dalam mengerjakannya merupakan cara yang bagus dalam memanfaatkan kebutuhan sosial siswa. Mereka cenderung lebih terlibat dalam kegiatan belajar karena mereka mengerjakannya bersama-sama. Kegiatan belajar bersama dapat memacu belajar aktif. Kegiatan belajar dan mengajar di kelas memang dapat menstimulasi belajar aktif, namun kemampuan untuk mengajar melalui kegiatan kerjasama kelompok kecil akan memungkinkan untuk menggalakan kegiatan belajar aktif secara khusus.

  1. Strategi Belajar
Secara garis besar terdapat tiga strategi utama yang merupakan ciri khas dari active learning, yaitu :
    1. Strategi menjadikan siswa aktif sejak awal.
    2. Strategi membantu siswa mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara aktif.
    3. Strategi menjadikan belajar tak terlupakan.
Dalam setiap strategi utama tersebut, terdapat banyak teknik untuk mencapai proses belajar aktif yang diharapkan. Teknik-teknik tersebut antara lain :
a.      Studi kasus siswa bersama
b.     Kelompok belajar
c.      Bermain peran
d.     Debat aktif
e.      Turnamen belajar, dan lain sebagainya.

5.     Belajar Dapat Dioptimalkan
Dalam active learning, belajar merupakan kegiatan dimana siswa mengalami pengalaman langsung yang berkaitan dengan proses pemahamannya terhadap suatu materi. Siswa diharapkan mampu berpartisipasi secara aktif di dalam lingkungan kelas, maupun kelompok-kelompok kecil yang telah terbentuk agar kegiatan belajar-mengajar dapat dioptimalkan. Siswa diharapkan memiliki pemahaman mengenai perasaan, nilai-nilai dan sikap mereka. Selain itu siswa mampu mempelajari dan mempraktekkan keterampilan, baik teknis maupun nonteknis.

6.     Implikasi Terhadap Bimbingan dan Konseling
Active Learning berimplikasi positif terhadap kegiatan belajar-mengajar ataupun kegiatan bimbingan konseling. Karena Active Learning  merupakan teknik belajar-mengajar yang memberikan pengalaman langsung kepada guru dan murid. Pengalaman langsung kepada guru dimaksudkan bahwa dalam penerapan Active Learning di sebuah mata pelajaran, guru mampu menilai sejauh mana pemahaman murid terhadap suatu materi. Sedangkan penerapan langsung kepada murid adalah dengan dipergunakannya teknik Active Learning murid-murid mampu menyrap materi dengan lebih baik, karena dengan pengalaman langsung akan lebih ”membekas” dibandingkan hanya dengan metode ceramah. Dalam implikasinya terhadap bimbingan konseling adalah dengan penerapan Active Learning yang tepat dan sesuai kebutuhan, permasalahan belajar anak akan cenderung berkurang. Selain itu, siswa akan cenderung lebih berani dan percaya diri untuk berbicara di hadapan umum. Karena dalam Active Learning keterampilan tersebut cukup dikembangkan

Feb 26, 2011

Makna Kebenaran


Kebenaran menjadi arah pedoman untuk kehidupan. Mau tidak mau seseorang harus mempunyai pedoman dalam tindakan atau perilaku didalam kehidupannya. Hal ini didapat melalui pendidikan dan pengalaman dalam perkembangan kehidupan dari anak sampai dewasa. Merubah pedoman kehidupan akan dilalui dari waktu-kewaktu dalam pergolakan pemikiran. Pedoman Kebenaran kadang membawa kehidupan yang menyenangkan dan kadang menyusahkan diri dan orang disekitar kita. Kebenaran adalah Sesuatu yang satu atau unik, tidak berawal dan berakhir tidak memiliki ruang dan waktu. Kebenaran (truth) berdasarkan pengetahuan manusia ini dapat didefisikan sebagai suatu yang “factual” dan “logical”. Factual didasarkan kepada observasi (panca indera baik dengan bantuan teknologi atau tidak). Logical didasarkan kepada valid tidaknya argument yang digunakan atau ada tidaknya kekeliruan di dalamnya (inkonsistensi atau kontradiksi).
            Harus kita pahami lebih dahulu bahwa meskipun kebenaran ilmiah sifatnya lebih sahih, logis, terbukti, terukur dengan parameter yang jelas, bukan berarti bahwa kebenaran non-ilmiah atau filasat selalu salah.
            Secara umum, suatu pernyataan itu dibilang benar bila:
a.      Faktual (tidak ada pertentangan antara statement and realitas/fakta yang bisa di-observasi)
b.     Konsisten (tidak ada pertentangan antara pernyataan mengenai suatu hal yang sama)
Definisi kebenaran menurut Indra Djaya, meliputi beberapa pengertian yaitu :
a.      Hal yang benar, sungguh tidak bohong
b.     Correctness, truth, honest
c.      Keadaaan yang cocok dengan keadaan yang sesungguhnya
d.     Persesuaian antara pengetahuan dengan kenyataan
e.      Persesuaian antara persepsi subjek dengan objek
            Kebenaran yang diperoleh secara mendalam berdasarkan proses penelitian dan penalaran logika ilmiah. Kebenaran ilmiah ini dapat ditemukan dan diuji dengan pendekatan pragmatis, koresponden, koheren.
            Suatu pernyataan adalah benar jika sesuai dengan fakta; A criterion of truth is “correspondence with reality.”; Ini adalah teori korespondensi. Menurut teori ini, “suatu pernyataan adalah benar jika materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkorespondensi (berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut” (Jujun, 1984: 57). Sesuatu (pernyataan) dianggap benar apabila materi pengetahuan yang terkandung didalamnya berhubungan atau memiliki korespondensi dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut. Teori koresponden menggunakan logika induktif, artinya metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Dengan kata lain kesimpulan akhir ditarik karena ada fakta-fakta mendukung yang telah diteliti dan dianalisa sebelumnya.
            Dalam proses pembuktian secara empiris (pengumpulan fakta-fakta) untuk mendukung kebenaran suatu pernyataan dibutuhkan teori lainnya, yaitu: Teori Pragmatis. Menurut teori pragmatis, “kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. Artinya, suatu pernyataan adalah benar, jika pernyataan itu atau konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis bagi kehidupan manusia” (Jujun, 1984: 58-9). Istilah pragmatisme berasal dari kata Yunani "pragma" yang berarti perbuatan atau tindakan. "Isme" di sini sama artinya dengan isme-isme yang lainnya yaitu berarti aliran atau ajaran atau paham. Dengan demikian pragmatisme berarti: ajaran yang menekankan bahwa pemikiran itu menuruti tindakan. Kreteria kebenarannya adalah "faedah" atau "manfaat". Suatu teori atau hipotesis dianggap oleh pragmatisme benar apabila membawa suatu hasil. Dengan kata lain, suatu teori adalah benar if it works ( apabila teori dapat diaplikasikan).
            Suatu pernyataan adalah benar jika berhubungan secara logis dengan pernyataan yang lain; Ini adalah teori koherensi. Menurut teori ini, “suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar” (Jujun, 1984: 55). Termasuk ke dalam teori ini adalah kebenaran matematika (mathematical truth) dan logika deduktif (Scruton, 1996: 23). Kebenaran ini ada jika antara unsur yang satu dan yang lain dalam sebuah kalimat membentuk sebuah pengertian. Pengertian yang disebabkan keterhubungan antar-unsur pernyataan. Sedangkan kesalahan terjadi jika terjadi ketidakhubungan antar-unsur dalam pernyataan. Kebenaran koherensial adalah tempat utama bekerjanya logika. Dengan memproses intra premis, antar-premis (premis mayor dan minor), dan premis dan kesimpulan.
            Berpikir adalah suatu proses untuk memperoleh kebenaran, namun kebenaran yang didapat adalah kebenaran yang bersifat relatif. Karena sifat relatifnya itulah maka dibuat kategari kebenaran dalam tiga jenis yaitu kebenaran epistemologis, kebenaran ontologis dan kebenaran semantis. Kebenaran epistemologis adalah kebenaran yang berhubungan dengan pengetahuan manusia, kebenaran dalam ontologis adalah kebenaran sesebagai sifat dasar yang melekat pada hakikat segala sesuatu yang ada atau duadakan dan kebenaran semantis adalah kebenaran yang terdapat dan melekat dalam tutur kata dan bahasa.
            Sedangkan untuk menemukan kebenaran ilmiah, disamping logika harus disertai dengan :
  1. Penggunaan bahasa yang jelas, mudah ditafsirkan hingga tidak salah persepsi.
  2. Penggunaan metode ilmiah seperti yang telah diutarakan dipengembangan ilmu pengetahuan.
  3. Penggunaan analisis dan statistik hingga menemukan kebenaran yang dapat dipertanggung jawabkan dan bukan kebenaran karena perasaan atau perkiraan.
            Berbeda dengan kebenaran ilmiah yang diperoleh berdasarkan penalaran logika ilmiah, ada juga kebenaran karena faktor-faktor non-ilmiah. Beberapa diantaranya adalah:
  1. Kebenaran Karena Kebetulan: Kebenaran yang didapat dari kebetulan dan tidak ditemukan secara ilmiah. Tidak dapat diandalkan karena kadang kita sering tertipu dengan kebetulan yang tidak bisa dibuktikan. Namun satu atau dua kebetulan bisa juga menjadi perantara kebenaran ilmiah, misalnya penemuan kristal Urease oleh Dr. J.S. Summers.
  2. Kebenaran Karena Akal Sehat (Common Sense): Akal sehat adalah serangkaian konsep yang dipercayai dapat memecahkan masalah secara praktis. Kepercayaan bahwa hukuman fisik merupakan alat utama untuk pendidikan adalah termasuk kebenaran akal sehat ini. Penelitian psikologi kemudian membuktikan hal itu tidak benar. 
  3. Kebenaran Agama dan Wahyu: Kebenaran mutlak dan asasi dari Allah dan Rasulnya. Beberapa hal masih bisa dinalar dengan panca indra manusia, tapi sebagian hal lain tidak.
  4. Kebenaran Intuitif: Kebenaran yang didapat dari proses luar sadar tanpa menggunakan penalaran dan proses berpikir. Kebenaran intuitif sukar dipercaya dan tidak bisa dibuktikan, hanya sering dimiliki oleh orang yang berpengalaman lama dan mendarah daging di suatu bidang.
  5. Kebenaran Karena Trial dan Error: Kebenaran yang diperoleh karena mengulang-ulang pekerjaan, baik metode, teknik, materi dan paramater-parameter sampai akhirnya menemukan sesuatu. Memerlukan waktu lama dan biaya tinggi.
  6. Kebenaran Spekulasi: Kebenaran karena adanya pertimbangan meskipun kurang dipikirkan secara matang. Dikerjakan dengan penuh resiko, relatif lebih cepat dan biaya lebih rendah daripada trial-error.
  7. Kebenaran Karena Kewibawaan: Kebenaran yang diterima karena pengaruh kewibawaan seseorang. Seorang tersebut bisa ilmuwan, pakar atau ahli yang memiliki kompetensi dan otoritas dalam suatu bidang ilmu. Kadang kebenaran yang keluar darinya diterima begitu saja tanpa perlu diuji. Kebenaran ini bisa benar tapi juga bisa salah karena tanpa prosedur ilmiah.
            Kebenaran yang diperoleh dengan cara merenungkan atau memikirkan sesuatu sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya, baik sesuatu itu ada atau mungkin ada. Kebenaran filsafat ini memiliki proses penemuan dan pengujian kebenaran yang unik dan dibagi dalam beberapa kelompok (madzab). Juga banyak yang oportunis alias menganut madzab dualisme kelompok, misal mengakui kebenaran realisme dan naturalisme sekaligus.
  1. Realisme: Mempercayai sesuatu yang ada di dalam dirinya sendiri dan sesuatu yang pada hakekatnya tidak terpengaruh oleh seseorang.
  2. Naturalisme: Sesuatu yang bersifat alami memiliki makna, yaitu bukti berlakunya hukum alam dan terjadi menurut kodratnya sendiri.
  3. Positivisme: Menolak segala sesuatu yang di luar fakta, dan menerima sesuatu yang dapat ditangkap oleh pancaindra. Tolok ukurnya adalah nyata, bermanfaat, pasti, tepat dan memiliki keseimbangan logika.
  4. Materialisme Dialektik: Orientasi berpikir adalah materi, karena materi merupakan satu-satunya hal yang nyata, yang terdalam dan berada diatas kekuatannya sendiri. Filosofi resmi dari ajaran komunisme.
  5. Idealisme: Idealisme menjelaskan semua obyek dalam alam dan pengalaman sebagai pernyataan pikiran.
  6. Pragmatisme: Hidup manusia adalah perjuangan hidup terus menerus, yang sarat dengan konsekuensi praktis. Orientasi berpikir adalah sifat praktis, karena praktis berhubungan erat dengan makna dan kebenaran.


Daftar Pustaka

            Abdullah, Mohammad NajibPragmatisme: Sebuah Tinjauan Sejarah Intelektual Amerika” Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara
            Bakhtiar, Amsal. (2005) Filsafat Ilmu. Rajawali Pers.

http://zfikri.wordpress.com/

Feb 25, 2011

Happy Bornday

Bandung 25 Februari 2011

hari ini,,,, seorang anak manusia telah menginjakan kaki nya dalam usia yang hampir seperempat abad,, usia yang seharusnya tidak lagi muda bahkan menginjak separu baya... hahahaha



ya Tuhan Ku,,, dalam usia ku yang menginjak senja kali ini aku ingin berdoa kepadaMu
Tuhanku,, Ku Akui segala khilad dan dosa yang ku perbuat selama ini
Tuhanku, izinkan aku kembali kepada Mu dalam sujudku
Tuhanku, berikanlah aku pendamping yang selalu membimbingku ke dalam kebenaran dan didalam jalan Mu
Tuhanku, izinkanlah aku berbakti kepada kedua orang Tua Ku.
Tuhanku, izinkanlah aku mengabdi untuk Agama Mu
Tuhanku, izinkanlah aku berguna untuk bangsaku.
amin ya Rabb Ya rabbal Alamin.



Feb 24, 2011

7 Day

bandung,, 18022010

sebuah tutur yang indah dari Buya Hamka
"Hidup terbina antara pahit dan manis. Kalau selalu sahaja pahit, hati akan menjadi rawan dan kalau sentiasa manis hati akan menjadi bosan "

sebuah tutur yang untuk mengantar hari ketujuh dalam hitungan hari....
Kehidupan ini, sepahit manapun, masih bergelar kehidupan. Semanis manapun, masih juga bergelar kehidupan. Kehidupan adalah kehidupan. Warna kehidupan sekadar hiasan. Hakikatnya masih sebuah kehidupan. ga usah berkira-kira untung nasib yang menimpa. Kau masih bernyawa. Kau masih ada sebuah KEHIDUPAN.

Perjalanan masih panjang. Akhirnya dia pergi meninggalkan. Semuanya berlalu. Bersama derap langkah itu. Yang tertinggal adalah kenangan. Menjadi mainan perasaan. Sesungguhnya dia sudah penat. Lelah menunggu dan menunggu. Alangkah sengsaranya. Sebab akhir penantian adalah luka yang tajam. Dia sudah benci pada harapan. Dia akan melalui kehidupan dengan seadanya. Ya, kehidupan harus diteruskan. harusi.

manusia akan sentiasa hidup dalam kerangka kemauan orang lain yang selalu membajak fikirannya.
melayari babak babak yang bukan dari nafsu sendiri,
membiarkan waktu memijakan hari hari dalam geladak.

kita takkan pernah puas mengecup hidup selagi dasarnya tidak bersyukur.

Langit tak selalu cerah..kata orang tua. Langit itu perumpamaan hidup ini. Hari ini, langitku kesuraman. Enggan berbicara panjang. sejenak melepas lelah dari dunia kerja. pikiran menerawang. Bila hati kelabu, bibir pun jadi lesu untuk berkata. Kalau boleh, mau terus berfikir, diam dan berfikir lagi. Tapi kehidupan selalu ada ruang untuk itu dan ini. Itu perlu dibereskan. Ini harus disiapkan.

Cerita kehidupan umpama rona alam. Tercalit paduan warna yang tak serupai. Ada yang satu dalam harmoni, ada pula yang berbeda dalam kontrasnya. Tidak Dia jadikan semua ini sia-sia, buat mereka yang berfikir. Kata Orang, banyak berfikir maknanya kurang bisa berinteraksi. kurang bisa berinteraksi ‘ga bagus’ untuk kesehatan mental. Aku dijadikan Tuhan memang dengan kelebihan dan kekurangan ku sebagai manusia. pasti ada hikmah dibalik semua ini.

namun kali ini berbeda. Terjemahan makna kehidupan yang sebenarnya cerita. Cerita kehidupan karangan insan biasa. Yang melalui kehidupan dengan rasa yang berbeda. Hari ini takkan sama dengan semalam. Takkan pernah! Walaupun episod perjalanannya sama. Sebab tiada satu detik pun yang sama.

Cerita Kehidupan adalah cerita hati.

Cerita hati..

Hati ini.

Ada airmata di celah ayat-ayat tak sempurna.

Ada..

Bila hati mau menyatakan yang di dalam, bahasa bukan satu cara yang mudah untuk mengungkapkan semuai. Tapi biarlah ini jadi penanda cerita. Supaya aku tahu aku pernah merasai sesuatu yang begini.

goresan dinding sang psycho

H Min satu

huhuy,,, @ somePlace... 22022010

ckckckck Pisces,,,


Memiliki Sisi Manusiawi Yang Besar, Penuh Cinta, Praktis, Suka Mengkhayal
Nomor Keberuntungan: 9, 13, 27, 32, 39, 45
Aroma Keberuntungan: Apel, Melati, Lily, Vanilla
Planet Yang Mengitari: Neptunus
Bunga Keberuntungan: Sedap Malam, Teratai, Lily.
Warna Keberuntungan: Hijau Laut, Biru Kehijau-Hijauan
Batu Keberuntungan: Zambrud
Elemen Keberuntungan: Air Pasangan Serasi: Virgo
Para Pisces kaum yang ekstrim, sensitif dan lain dari yang lain. Mereka ingin melakukan segala sesuatunya dengan baik tetapi hal ini sulit sekali, karena mereka juga harus selalu mendengarkan kata hati mereka tentang hal-hal yang benar & salah. Para pisces penuh pesona, humor dan sipati bila berhadapan dengan orang lain sehingga menerima banyak pertolongan dari orang lain. Pisces butuh suatu wadah untuk mengembangkan bakatnya sehingga ia merasa sangat bahagia. Mereka akan frustasi bila terjebak dalam rutinitas. Mereka mudah percaya janji-janji yang diberi oleh orang lain, tanpa berpikir panjang. Kaum Pisces pandai dalam hal memainkan perasaan. Mereka menjadi sangat sensitif terhadap apa yang dipikirkan dan dirasakan orang lain, dam menjadi sangat mudah marah tanpa alasan yang jelas. Ini membuat orang lain sulit menebak perasaan mereka. Kaum Pisces pandai membujuk. Mereka senang bila pekerjaannya dihargai orang lain, bila tidak maka ia tidak akan mengerjakan tugasnya dengan benar. Pisces senang pada hal-hal yang bersifat hiburan dan bersedia menjadi tuan rumah dari setiap peristiwa atau pertemuan. Mereka terlihat malu dan tertutup namun padahal tidak. Bila mereka merasa nyaman dengan sekitarnya, mereka tidak akan ragu untuk mengambil alih.
Asmara para Pisces: Pisces cenderung menjadi pasangan yang penuh gairah, peduli pada kebutuhan pasangannya dan ingin menyenangkan pasangannya. Mereka ahli membuat situasi menjadi terbalik dan mudah memanipulasi pasangannya. Kaum pisces paling sulit dimengerti, terutama bila itu menyangkut urusan percintaan. Mereka sering melakukan sesuatu yang berlawanan dengan perkataan mereka. Mereka perayu yang hebat dan penuh ide-ide baru yang sulit untuk ditolak dan dilupakan.

saya banget lah,,,, hahahaha Fisces uy,, F for freedom,,, F for Fredy,,,

Media Literasi (tugas perkembangan individu)

Perkembangan anak
Secara kronologis, murid sekolah dasar pada umumnya berusia antara 6 sampai 13 tahun atau sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual. Pada awal dan akhirnya, masa akhir kanak-kanak ditandai oleh kondisi yang sangat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial anak. Awal masa ini anak mulai keluar dari lingkungan pertama yaitu keluarga dan mulai memasuki lingkungan kedua yaitu sekolah. Akhir periode masa ini tidak dapat diketahui secara tepat karena kematangan seksual pada setiap anak waktunya tidak selalu sama, juga disebabkan karena perbedaan dalam kematangan seksual anak laki-laki dan
perempuan.

Setiap masa dalam rentang waktu kehidupan, mempunyai ciri-ciri yang yang membedakan tahapan usia termasuk masa akhir kanak-kanak. Berikut merupakan ciri anak usia sekolah menurut Hurlock (1980) yang mampu menunjukkan perbedan dengan masa sebelumnya, yaitu:
a.    dorongan anak untuk masuk ke dalam dunia permainan dan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan otot-otot;
b.    dorongan anak untuk keluar dari lingkungan rumah dan masuk ke dalam kelompok sebaya (peer group);
c.    dorongan mental untuk mematuhi dunia konsep-konsep logika, simbol, dan komunikasi secara dewasa.
Orang tua, pendidik dan ahli psikologi memberikan berbagai label kepada periode ini yang mencerminkan ciri-ciri penting dari periode akhir masa kanak-kanak (Hurlock, 1980: 146).

Pertama, label yang diberikan oleh orang tua, akhir masa kanak-kanak merupakan ”usia yang menyulitkan”. Pada masa itu anak tidak mau lagi menuruti perintah dan dimana ia lebih banyak dipengaruhi oleh teman-teman sebaya dari pada oleh orang tua atau anggota keluarga lain. Selain label itu, orang tua memandang akhir masa kanak-kanak sebagai ”usia tidak rapi”, karena pada saat itu anak cenderung tidak mempedulikan dan ceroboh dalam penampilan.

Pada masa ini anak banyak mengalami pertengkaran antar keluarga dan suasana rumah yang tidak menyenangkan bagi semua anggota keluarga, oleh karena itu orang tua melabelkan anak mengalami ”usia pertengkaran”.
Kedua, oleh pendidik, label yang digunakan adalah ”usia sekolah dasar”. Pada usia ini anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan yang dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa; dan mempelajari berbagai keterampilan penting tertentu, baik keterampilan kurikuler maupun ekstra kurikuler. Periode kritis dalam dorongan berprestasi, pada masa ini anak membentuk kebiasaan untuk mencapai sukses, tidak sukses, atau sangat sukses.
Ketiga, ahli psikologi menggunakan label untuk akhir masa kanak-kanak yaitu ”usia berkelompok”. Pada masa ini, perhatian utama anak tertuju pada keinginan diterima oleh teman-teman sebaya sebagai anggota kelompok, terutama kelompok yang bergengsi dalam pandangan teman-temannya. Selanjutnya, ahli psikologi menyebut akhir masa kanak-kanak dengan ”usia kreatif”, pada masa ini anak-anak akan menjadi konformis atau pencipta karya yang baru dan orisinal. Pada periode ini disebut juga ”usia bermain”, karena pada saat ini
luasnya minat dan kegiatan bermain bukan karena banyaknya waktu untuk bermain.
Aspek perkembangan psiko-fisik anak usia sekolah dasar yang dapat mempengaruhi tugas perkembangan anak adalah seperti keadaan fisik, kemampuan berbahasa, keadaan emosi, sikap dan perilaku moral telah berbeda dengan masa sebelumnya. Selain perkembangan-perkembangan yang telah disebutkan, perkembangan inteligensi, perkembangan sosial dan kepribadian pun mengalami perubahan yang berbeda dengan masa sebelumnya, sehingga perbedaan yang tampak ini menjadi sebuah karakteristik perkembangan anak usia sekolah atau siswa sekolah dasar.

Perkembangan yang terjadi akan mempengaruhi kemampuan menjalin relasi pertemanan anak. 
a.    Perkembangan Fisik
Pada masa ini, keadaan fisik menjadi agak lambat tetapi keseimbangan mulai relatif baik. Berkembang pula koordinasi mata dan tangan yang diperlukan untuk membidik, menendang, melempar dan menangkap. Kematangan kemampuan fisik, dapat mempengaruhi keterampilan-keterampilan yang umumnya dimiliki anak usia sekolah dasar, yaitu (Hurlock, 1980: 149):   

          (1) keterampilan menolong diri sendiri;2) keterampilan menolong orang lain;keterampilan sekolah; dan (3) keterampilan bermain.

b.    Perkembangan Emosi
Pada masa ini anak sudah mulai memiliki dorongan untuk mengendalikan emosinya. Melalui interaksi kelompok teman sebaya anak memahami ledakan emosi yang kurang baik tidak dapat diterima teman-temannya. Pada umumnya keadaan emosi anak cenderung lebih tenang sampai datangnya masa puber. Pada akhir masa kanak-kanak, ada waktu dimana anak sering mengalami emosi yang hebat, karena emosi cenderung kurang menyenangkan, maka dalam periode ini meningginya emosi menjadi periode ketidakseimbangan, yaitu saat dimana anak sulit dihadapi.

Dengan mengekang ungkapan emosi eksternal, anak menjadi gelisah, tegang dan mudah tersinggung oleh masalah yang sangat kecil sekalipun.
c.    Perkembangan Bahasa
Pada masa ini anak mulai mengetahui bahwa komunikasi adalah kemampuan dirinya untuk mengerti apa yang dikatakan orang lain. Pada masa ini anak mulai menggunakan kosa kata rahasia dalam berkomunikasi dengan sahabatnya, yang dapat berupa tulisan, lisan dan atau isyarat. Fungsi dan tujuan berbicara antara lain: (a) sebagai pemuas kebutuhan, (b) sebagai alat untuk menarik orang lain, (c) sebagai alat untuk membina hubungan sosial, (d) sebagai alat untuk mengevaluasi diri sendiri, (e) untuk dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan orang lain, (f) untuk mempengaruhi perilaku orang lain.
d.    Perkembangan Moral
Perkembangan moral anak banyak dipengaruhi oleh lingkungannya. Anak memperoleh nilai-nilai moral terutama dari orang tuanya. Tetapi, pada saat anak menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari kelompok, maka ia mulai menyadari juga aturan yang boleh, harus atau dilarang untuk dilakukan oleh dirinya dalam kelompok itu, karena anak mulai belajar memperhitungkan perilaku benar atau salah.
e.    Perkembangan Intelektual
Pada masa anak-anak akhir, atau sekitar usia 7–12 tahun, termasuk dalam periode operasional konkrit. Periode ini ditandai dengan kemampuan individu dalam mengklasifikasikan, menyusun, dan mengasosiasikan bilangan, serta mengkonservasikan pengetahuan tertentu. Perkembangan intelektual anak sangat tergantung pada beberapa faktor antara lain kesehatan, gizi, kebugaran jasmani, pergaulan dan pembinaan orang tua. Akibat terganggunya perkembangan intelektual anak kurang dapat berpikir operasional, tidak memiliki kemampuan mental dan kurang aktif dalam pergaulan maupun dalam berkomunikasi dengan teman-temannya.
f.    Perkembangan Sosial
Lindgren (Uman Suherman, 2005: 41) mengemukakan, perilaku anak tercermin di dalam sikap dan perasaan yang dapat membawanya kepada tindakan interpersonal. Peristiwa interpersonal dapat dipelajari dengan melihat proses komunikasi, kerja sama, dan persaingan. Pada usia akhir masa kanak-kanak, anak mulai merasakan meningkatnya minat untuk berkelompok yang ditandai dengan meningkatnya minat anak terhadap aktivitas teman-teman, meningkatnya keinginan untuk diterima sebagai anggota suatu kelompok dan merasa tidak puas bila tidak bersama-sama dengan kelompoknya.

g.    Perkembangan Kepribadian
Menurut Abin Syamsudin Makmun (1996) kepribadian diartikan sebagai kualitas perilaku individu yang tampak dalam melakukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan secara unik. Kepribadian dipengaruhi oleh keadaan fisik, intelegensi, keluarga dan kebudayaan. Kepribadian mengalami perkembangan dan perubahan. Fenton (Uman Suherman, 2005: 129) mengklasifikasikan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan kepribadian, yaitu:

(a) faktor organik, seperti: makanan, obat, infeksi, dan gangguan organik; (b) faktor lingkungan sosial dan budaya, seperti: pendidikan, rekreasi, dan partisipasi sosial; (c)

faktor dari dalam individu sendiri, seperti: tekanan emosional, identifikasi terhadap orang lain, dan imitasi.
Tugas Perkembangan Siswa Sekolah Dasar
Beranjak dari ciri-ciri yang berbeda dari masa sebelumnya, masyarakat mengharapkan anak dapat memenuhi tugas-tugas perkembangan, karena kegagalan akan mengakibatkan pola perilaku yang tidak matang sehingga akan menyulitkan penerimaan oleh kelompok teman-temannya dan tidak mampu menyamai teman-teman sebaya yang sudah menguasai tugas-tugas perkembangan tersebut karena tugas perkembangan merupakan harapan dari setiap kelompok budaya yang berkaitan dengan sikap, perilaku, atau keterampilan yang seyogianya dimiliki individu.
Havighurst (Syamsu Yusuf, 2007: 65) mengemukakan, tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikutnya; sementara apabila gagal, maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya.
Havighurst (Syamsu Yusuf, 2007: 69) menyebutkan sejumlah tugas perkembangan yang harus dipenuhi pada akhir masa kanak-kanak atau sekitar      6–13 tahun adalah sebagai berikut:
a.    mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan yang umum. Melalui pertumbuhan fisik dan otak, anak belajar dan berlari semakin stabil, makin mantap dan cepat. Pada masa sekolah anak sudah sampai pada taraf penguasaan otot, sehingga sudah dapat berbaris, melalukan senam pagi dan permainan-permainan ringan, seperti sepak bola, loncat tali, dan berenang;
b.    membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh. Hakikat tugas ini adalah (1) mengembangkan kebiasaan untuk memelihara badan, meliputi kebersihan, keselamatan diri dan kesehatan, (2) mengembangkan sikap positif terhadap jenis kelaminnya (pria atau wanita) dan juga menerima dirinya (baik rupa wajahnya maupun postur tubuhnya) secara positif;
c.    belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya. Yakni belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru serta teman-teman sebayanya. Pergaulan anak di sekolah atau teman sebayanya mungkin diwarnai perasaan senang, karena secara kebetulan temannya itu berbudi baik, tetapi mungkin juga diwarnai perasaan tidak senang karena teman-temannya suka mengganggu atau nakal;
d.    mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat. Apabila anak sudah masuk sekolah, perbedaan jenis kelamin akan semakin tampak. Dari segi permainan umpamanya akan tampak bahwa anak laki-laki tidak akan memperbolehkan anak perempuan mengikuti permainannya yang khas laki-laki, seperti main kelereng dan layang-layang;
e.    mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung. Salah satu sebab usia 6-12 tahun disebut masa sekolah karena pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohaninya sudah cukup matang untuk menerima pengajaran. Untuk dapat hidup dalam masyarakat yang berbudaya, paling sedikit anak harus tamat sekolah dasar, karena dari sekolah dasar anak sudah memperoleh keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung;
f.    mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari. Bertambahnya pengalaman anak menambah pembendaharaan konsep pada anak. Tugas sekolah salah satunya ialah untuk menanamkan konsep-konsep yang jelas dan benar. Konsep-konsep itu meliputi kaidah-kaidah atau ajaran agama (moral), ilmu pengetahuan, adat istiadat dan sebagainya;
g.    mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata tingkatan nilai. Hakikat tugas ini ialah mengembangkan sikap dan perasaan yang berhubungan dengan norma-norma agama. Hal ini menyangkut penerimaan dan penghargaan terhadap aturan agama (moral) disertai dengan perasaan senang untuk melakukan atau tidak melakukannya. Tugas perkembangan ini berhubungan dengan masalah benar-salah, boleh-tidak boleh, seperti jujur itu baik, bohong itu buruk dan sebagainya;
h.    mencapai kebebasan pribadi. Hakikat tugas ini ialah untuk dapat menjadi orang yang berdiri sendiri dalam arti dapat membuat rencana, berbuat untuk masa sekarang dan masa yang akan datang bebas dari pengaruh orangtua dan orang lain;
i.    mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga-lembaga. Hakikat tugas ini adalah mengembangkan sikap sosial yang demokratis dan menghargai hak orang lain.

Umpamanya, mengembangkan sikap tolong menolong, sikap tenggang rasa, mau bekerjasama dengan orang lain, toleransi terhadap pendapat orang lain dan menghargai hak orang lain.
Tugas-tugas perkembangan pada masa kanak-kanak sudah tidak sepenuhnya menjadi tanggung jawab orang tua karena anak mulai berinteraksi dan memasuki dunia sekolah, sehingga tanggung jawab pemenuhan tugas perkembangan itu dapat menjadi tanggung jawab guru dan mungkin teman sebayanya.

Perkembangan remaja.
Istilah adolescence atau remaja berasal dari bahasa Latin yang berarti “tumbuh menjadi

dewasa”. Remaja pada saat ini, mempunyai arti yang lebih luas mencakup kematangan mental,

emosional, sosial dan fisik (Hurlock, 1994: 206). Masa remaja merupakan suatu masa dalam

rentang kehidupan, dimana individu menjalani proses untuk mencapai kematangan menuju masa

pembentukan tanggung jawab berusia dewasa. Jadi remaja adalah individu yang sedang

berkembang secara fisik, psikologis, dan sosial menuju kematangan untuk mampu berintegrasi

dengan masyarakat dewasa.
Zakiyah Daradjat (Al-Gifari, 2004: 22), mendefinisikan remaja sebagai individu yang berada

pada masa peralihan dari masa anak-anak menuju usia dewasa. Pada masa peralihan ini

biasanya terjadi percepatan pertumbuhan dalam segi fisik maupun psikis. Zakiyah Daradjat

membatasi masa remaja ini antara usia 13 tahun hingga 24 tahun.
Hasan Basri (Al-Gifari, 2004: 22), menilai remaja sebagai kelompok manusia yang tengah

meninggalkan masa anak-anak yang penuh dengan ketergantungan dan menuju masa pembentukan

tanggung jawab. Masa remaja ditandai dengan pengalaman baru yang sebelumnya belum pernah

dialami baik dalam bidang fisik-biologis maupun psikis atau kejiwaan.


Menurut WHO (Wirawan, 2004: 9), remaja adalah suatu masa dimana:
a.    Individu berkembang dari saat pertama kali menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat mencapai kematangan seksual
b.    Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari anak-anakmenjadi dewasa
c.    Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif mandiri.
Dari berbagai definisi dapat disimpulkan remaja adalah individu yang sedang berkembang

secara fisik, psikologis dan sosial menuju kematangan untuk mampu berintegrasi dengan masyarakat dewasa. Sulitnya menentukan rentang usia remaja disebabkan adanya perbedaan kultur dari tiap-tiap masyarakat dunia.
    Sarlito Wirawan Sarwono (2004: 14), mendefinisikan remaja sebagai individu yang tengah mengalami perkembangan fisik dan mental. Jika dilihat dari usia untuk remaja Indonesia dapat digunakan pedoman umum batasan usia 11-24 tahun dan belum menikah, dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut.
a.    Usia 11 tahun adalah usia pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder mulai nampak

(kriteria fisik).
b.    Di masyarakat Indonesia, usia 11 tahun sudah dianggap akil baligh, baik menurut

adat maupun agama, sehingga masyarakat tidak lagi memperlakukan mereka sebagai anak-anak

(kriteria sosial).
c.    Pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jiwa seperti

tercapainya identitas diri, tercapainya fase genital dari perkembangan psikoseksual dan

tercapainya puncak perkembangan kognitif maupun moral.
d.    Batas usia 24 tahun merupakan batas maksimal, yaitu untuk memberi peluang bagi

mereka yang sampai batas usia tersebut masih menggantungkan diri pada orang tua, belum

mempunyai hak-hak penuh sebagai orang dewasa (secara adat/tradisi), belum bisa memberikan

pendapat sendiri dan sebagainya.
e.    Dari semua pertimbangan diatas, status perkawinan sangat menentukan, karena arti

perkawinan masih sangat penting di masyarakat Indonesia.
        Berdasarkan kebudayaan yang berlaku di Indonesia, siswa yang duduk di SMA

berada pada masa remaja. Ciri-ciri masa remaja (Hurlock, 1994: 207):
a.    Masa remaja sebagai periode yang penting
Perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan cepatnya perkembangan mental,

terjadi pada awal masa remaja. Semua perkembangan itu menimbulkan perlunya penyesuaian

mental dan perlunya membentuk sikap, nilai dan minat baru.
b.    Masa remaja sebagai periode peralihan
Masa remaja merupakan peralihan dari satu tahap perkembangan ke tahap berikutnya. Perubahan

fisik yang terjadi selama tahun awal masa remaja mempengaruhi tingkat perilaku individu dan

mengakibatkan diadakannya penilaian kembali penyesuaian nilai-nilai yang telah bergeser.

Pada masa ini, remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan orang dewasa.
c.    Masa remaja sebagai periode perubahan
Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja sejajar dengan tingkat

perubahan fisik. Ada empat perubahan yang hampir bersifat universal bagi remaja, yaitu

meningginya emosi yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis

yang terjadi; perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial yang

diperankan; berubahnya minat dan perilaku mengubah pula nilai-nilai; dan sebagian besar

remaja bersikap ambivalen terhadap setiap perubahan.
d.    Masa remaja sebagai usia bermasalah
Masalah masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh remaja laki-laki

maupun remaja perempuan. Terdapat dua alasan terjadinya kesulitan tersebut. Pertama,

sepanjang masa kanak-kanak, masalah anak-anak sebagian diselesaikan oleh orang tua  dan

guru-guru, sehingga kebanyakan remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah. Kedua,

karena para remaja merasa dirinya mandiri, sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya

sendiri dan menolak bantuan orang tua dan pihak yang mempunyai otoritas lainnya.


e.    Masa remaja sebagai masa mencari identitas
Identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa

perannya dalam masyarakat. Salah satu cara untuk mencoba mengangkat diri sendiri sebagai

individu adalah dengan menggunakan simbol status.
f.    Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
Anggapan stereotip budaya bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapih, yang tidak dapat

dipercaya dan cenderung berperilaku merusak, menyebabkan orang dewasa harus membimbing dan

mengawasi kehidupan remaja.
g.    Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik
Remaja melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan dan bukan

sebagaimana adanya. Bertambahnya pengalaman pribadi dan pengalaman sosial, serta

meningkatnya kemampuan untuk berpikir rasional, remaja mulai memandang diri sendiri,

keluarga, teman-teman dan kehidupan pada umumnya secara realistik.
h.    Masa remaja sebagai ambang masa dewasa
Di akhir masa remaja, remaja menjadi gelisah untuk meninggalkan stereotip belasan tahun dan

untuk memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa. Oleh karena itu, remaja mulai

memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa, yaitu merokok, minum-

minuman keras, dan terlibat perbuatan seks.
        Menurut Chaplin (1999: 135), tugas perkembangan adalah keterampilan,

tingkat prestasi dan kemampuan menyesuaikan diri yang dianggap penting pada usia tertentu

bagi penyesuaian diri dengan sukses dari seseorang. Tugas perkembangan pada masa remaja

dipusatkan pada penanggulangan sikap dan pola perilaku yang kekanak-kanakan dan mengadakan

persiapan untuk menghadapi masa dewasa. Hurlock (1994: 10), mengemukakan delapan tugas

perkembangan yang harus dilalui ketika masa remaja. Tugas perkembangan tersebut adalah:
a.    Mencapai hubungan baru dan lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita
b.    Mencapai peran sosial sebagai pria dan wanita
c.    Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif
d.    Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab
e.    Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan dari orang-orang dewasa lainnya
f.    Mencapai kemandirian ekonomi
g.    Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
h.    Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku-

mengembangkan ideologi
    Menurut Ali dan Asrori (2004: 9) pada usia remaja, umumnya anak sedang duduk di

bangku sekolah menengah. Siswa SMA pada umumnya adalah remaja yang  berusia antara 16-19

tahun. Remaja SMA memiliki karakteristik serta kebutuhan yang berbeda dengan masa anak-

anak. Kebutuhan pada masa SMA lebih bersifat psikologis, seperti; mendapat perhatian dan

dukungan tanpa pamrih negatif apa pun, mendapat pengakuan terhadap keunikan alam pikiran

dan perasaannya, menerima kebebasan yang wajar dalam mengatur kehidupannya sendiri tanpa

dilepaskan sama sekali dari perlindungan kuarga, memperoleh prestasi-prestasi yang patut

dibanggakan di bidang akademik dan non-akademik, membina persahabatan dengan teman sejenis

dan lain jenis, dan memiliki cita-cita hidup yang pantas untuk dikejar.
    Sejumlah tugas-tugas perkembangan yang dihadapi oleh siswa SMA antara lain adalah

mengembangkan rasa tanggung jawab sehingga dapat melepaskan diri dari ikatan emosional yang

kekanak-kanakan dan membuktikan diri pantas diberi kebebasan yang sesuai bagi umurnya,

mempersiapkan diri untuk memasuki corak kehidupan orang dewasa, memantapkan diri dalam

memainkan peranan sebagai pria dan wanita, merencanakan masa depannya di bidang studi dan

pekerjaan, serta sesuai dengan nilai-nilai kehidupan yang dianut dan keadaan masyarakat

yang nyata.
Siswa remaja memiliki tantangan pokok dalam membentuk diri sendiri dan menginternalisasi

seperangkat nilai dasar kehidupan (values) yang patut diperjuangkan. Jika siswa kelihatan

kerap memberontak terhadap nilai tradisional, itu tidak semata-mata merupakan gejala

negatif, selama ini membantu untuk memperjelas tata nilai yang akhirnya akan ditetapkan

sendiri.


Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individu.

Menurut Winkel (1997: 592-598), terdapat interaksi faktor-faktor internal dan eksternal

pada individu, yang berpengaruh terhadap perkembangan.
d.    Faktor Internal
Faktor-faktor internal meliputi:
1.    nilai-nilai kehidupan (values), yaitu beberapa ideal yang dikejar oleh seseorang di mana-mana dan kapan juga. Nilai-nilai menjadi pedoman atau pegangan dalam hidup sampai tua dan sangat menentukan gaya hidup seseorang. Namun, belum dapat ditunjukkan kaitan langsung antara nilai-nilai kehidupan yang dianut seseorang dan aneka bidang pekerjaan;
2.    taraf inteligensi, yaitu kemampuan berpikir untuk mencapai prestasi-prestasi;
3.    bakat khusus, yaitu kemampuan yang menonjol di suatu bidang usaha kognitif, bidang keterampilan, atau bidang kesenian;
4.    minat, yaitu kecenderungan yang relatif menetap pada seseorang untuk merasa tertarik pada suatu bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan bidang itu;
5.    sifat-sifat, yaitu ciri-ciri kepribadian yang bersama-sama memberikan corak khas pada seseorang, seperti: periang, ramah, halus, teliti, terbuka, fleksibel, tertutup, pesimis, atau ceroboh;
6.    pengetahuan, yaitu informasi yang dimiliki tentang bidang-bidang pekerjaan dan diri sendiri secara akurat; dan
7.    keadaan jasmani, yaitu ciri-ciri fisik yang dimiliki seseorang seperti tinggi badan, tampan, ketajaman penglihatan dan pendengaran, serta jenis kelamin.
e.    Faktor Eksternal
Faktor–faktor eksternal, terdiri atas:
1.    masyarakat, yaitu lingkungan sosial-budaya dimana individu dibesarkan;
2.    keadaan sosial ekonomi negara atau daerah, yaitu laju pertumbuhan ekonomi yang

lambat atau cepat; stratifikasi masyarakat; serta diversifikasi masyarakat atas kelompok

yang terbuka atau tertutup bagi anggota dari kelompok lain;
3.    status ekonomi keluarga, yaitu tingkat pendidikan orang tua, tinggi rendahnya
pendapatan orang tua, jabatan ayah dan ibu, daerah temapt tinggal dan suku bangsa;
4.    pengaruh dari seluruh anggota keluarga besar dan keluarga inti (genogram);
5.    pendidikan sekolah, yaitu pandangan dan sikap yang dikomunikasikan kepada anak
didik oleh staf petugas bimbingan dan tenaga pengajar mengenai nilai-nilai yang terkandung
dalam bekerja, tinggi rendahnya status sosial jabatan tertentu, dan kesesuaian jabatan
tertentu untuk anak laki-laki atau anak perempuan;
6.    pergaulan dengan teman sebaya, yaitu beraneka ragam pandangan dan variasi harapan
tentang masa depan yang terungkap dalam pergaulan sehari-hari; dan
7.    tuntutan yang melekat pada masing-masing jabatan dan pada setiap program studi atau
latihan, yang mempersiapkan seseorang untuk diterima pada jabatan tertentu dan berhasil didalamnya.

Dari berbagai sumber dan catatan semasa kuliah semoga bermanfaat.